visitaaponce.com

Amalia Rezeki, Perempuan Penyelamat Bekantan asal Banjarmasin

Amalia Rezeki, Perempuan Penyelamat Bekantan asal Banjarmasin
Amelia Rezeki.(Dokumentasi pribadi.)

BEKANTAN merupakan jenis primata endemik di Provinsi Kalimantan. Populasi satwa ini terancam punah karena perburuan liar, kerusakan dan konversi habitat, serta kebakaran hutan. Perlu upaya ekstra agar bekantan bisa diselamatkan dari kepunahan. Itulah yang dilakukan Amalia Rezeki, perempuan hebat penyelamat bekantan asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

Amel, begitu ia disapa, tumbuh di lingkungan yang dekat dengan bekantan. Masa kecilnya yang sering berwisata alam bersama ayah dan ibunya menjadi kenangan indah yang terpatri kuat dalam diri nominator Kick Andy Heroes 2023 tersebut. Kecintaan alam membuat perempuan kelahiran 25 Februari 1988 ini memilih jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Lambung Mangkurat. Saat duduk di bangku kuliah, Amel sering terjun ke lapangan untuk membuat laporan dan menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi. 

Di saat membuat laporan, Amel menemukan data mengenai status konservasi bekantan terancam punah, sama seperti orangutan dan owa Kalimantan. Di tengah kepunahan bekantan, Amel mendapatkan fakta mengejutkan yaitu bekantan ternyata menjadi maskot Kalimantan Selatan dari 1990-an. Karena itulah Amel dan teman-teman mahasiswa berinisiatif mendirikan komunitas Sahabat Bekantan Indonesia atau disingkat SBI. Memulai komunitas SBI saat masih berstatus mahasiswa membuatnya banyak menerima penolakan warga, lantaran warga menganggap bekantan ialah hama sehingga harus dibunuh. 

Baca juga: Muhammad Aripin Gagas Rumah Kreatif dan Pintar Bangun Ekonomi Warga

Hal itulah yang membuat perjuangan Amel begitu berat. Ada sanksi hukumnya di UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Hayati bagi penjarah selama lima tahun dan denda Rp100 juta yang tidak diketahui masyarakat. Karenanya, Amel berusaha mengedukasi warga, termasuk kekhawatiran ada zoonosis yaitu penyakit di satwa liar yang dapat menular ke manusia, terlebih penyakit yang diderita oleh primata. 

Sejak 2016, Amel mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan bekantan yang terancam punah. Awalnya Amel menemukan pulau bernama Curiak yang dihuni sekitar 14 bekantan. Dari penemuan itulah Amel tertarik untuk melakukan penelitian di Pulau Curiak yang luasnya hanya 2,7 hektare. Struktur populasi bekantan menjadi materi penelitian Amel yang pertama bersama tim riset SBI. 

Baca juga: Swietenia Puspa Lestari Bertekad Bersihkan Laut dari Sampah

Habitat bekantan yang sangat dekat dengan permukiman penduduk dan kawasan industri di jalur sungai Barito. Ini mengancam keberadaan bekantan yang berada di pulau Curiak tersebut. Untuk itulah bersama tim SBI, Amel memutuskan menyelamatkan bekantan dan habitatnya di kawasan Pulau Curiak yang terdesak oleh pembangunan melalui sejumlah langkah konkret. Salah satunya, ia membeli kembali lahan di sekitar Pulau Curiak untuk dilakukan restorasi dengan ditanami pohon mangrove rambai yang merupakan vegetasi bakau utama dan pakan utama bekantan. Untuk menggalang dana membeli lahan, Amel dan timnya membuat program wakaf lahan. Berkat para dermawan yang mengikuti program tersebut akhirnya lahan terbebaskan. Lahan itu kemudian dijadikan kawasan penyangga habitat bekantan. Di lahan tersebut juga dibangun Stasiun Riset Bekantan untuk menunjang penelitiannya lebih lanjut.

Di SBI, Amel melakukan program edukasi seperti sekolah konservasi, summer course, internship (lokal dan internasional) dan voulentering. Saat ini tiga desa binaan yang berada di seberang habitat bekantan tersebut menjadi kawasan wisata dengan minat khusus. Konsep wisata minat khusus ini terbilang eksklusif karena tidak semua wisatawan berminat untuk tahu tentang bekantan. Meski begitu banyak wisatawan yang berkunjung untuk mencari tahu lebih banyak tentang bekantan. 

Tak hanya wisatawan domestik yang berkunjung tetapi juga wisatawan mancanegara. Bahkan di saat pandemi dengan kelonggaran, sudah ada beberapa wisatawan asing yang melakukan reservasi, seperti Australia, Singapura, dan Amerika. Banyak penghargaan yang diperoleh Amel sebagai penyelamat bekantan, salah satunya Penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan 2022. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat