visitaaponce.com

Harga Komoditas di Sikka Masih Melambung Pascalebaran

Harga Komoditas di Sikka Masih Melambung Pascalebaran
Pedagang ayam potong dan sayur mayur melayani pembeli di sebuah pasar.(ANTARA/YULIUS SATRIA WIJAYA)

AKTIVITAS sejumlah pasar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur sudah kembali  normal setelah Lebaran. Sejumlah pembeli terlihat mulai menyerbu pasar untuk membeli kebutuhan untuk memasak.

Namun, harga komoditas pertanian seperti cabai keriting, tomat, sayuran, dan bawang merah ternyata masih melambung tinggi di sejumlah pasar di Sikka. Salah satunya di Pasar Alok yang merupakan pasar tradisional terbesar di Sikka.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Kamis (27/4), mahalnya harga komoditas membuat para pembeli yang didominasi ibu-ibu rumah tangga harus memutar otak agar uang mereka tidak ludes.

Baca juga: Warga Sikka Diminta Beralih ke KTP Digital

Salah satu pembeli, Fani, saat ditemui di Pasar Alok mengatakan harga cabai keriting yang biasanya dibeli dengan harga Rp20.000 per kilogram kini naik dengan harga Rp35.000 per kilogram. Harga tomat sebelumnya Rp10.000 per kilogram, kini dijual Rp15.000 per kilogram.

"Harga tidak alami penurunan setelah lebaran Idul Fitri, masih naik terus. Tadi juga saya sempat komplain kepada pedagang kok sudah selesai lebaran begini harga juga belum turun. Tapi para pedagang bilang kepada saya memang harga jual begitu karena mereka beli di petani juga alami penaikan," keluhannya

Pembeli lainnya, Merry, mengatakan dirinya datang ke Pasar Alok hanya membeli daging sapi. Dirinya mengatakan untuk daging sapi, harga tidak naik dan turun baik sebelum dan sesudah Lebaran.

Baca juga: Pemkab Sikka Butuh 1.000 Dosis Vaksin Rabies

Tadi saya beli daging sapi. Harga daging tidak ada mengalami kenaikan. Harga dagingnya tetap normal Rp110.000 per kilogram," papar dia.

Salah satu pedagang di Pasar Alok, Erik, saat ditemui Media Indonesia membenarkan bahwa harga cabai, bawang merah, tomat, dan sayuran lainnya masih tinggi.

"Iya, harga komoditas pertanian masih tinggi. Kita juga beli di petani sudah naik harganya. Mau bilang apa. Jadi setiap satu komoditas yang kami jual itu untung hanya Rp1.000 sampai Rp2.000 saja. Kalau kami beli di petani murah pasti kami jual juga murah," ujar dia. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat