Harga Komoditas di Sikka Masih Melambung Pascalebaran
![Harga Komoditas di Sikka Masih Melambung Pascalebaran](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/b86e5b2b2b814dc655c0e60c3a35275d.jpg)
AKTIVITAS sejumlah pasar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur sudah kembali normal setelah Lebaran. Sejumlah pembeli terlihat mulai menyerbu pasar untuk membeli kebutuhan untuk memasak.
Namun, harga komoditas pertanian seperti cabai keriting, tomat, sayuran, dan bawang merah ternyata masih melambung tinggi di sejumlah pasar di Sikka. Salah satunya di Pasar Alok yang merupakan pasar tradisional terbesar di Sikka.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Kamis (27/4), mahalnya harga komoditas membuat para pembeli yang didominasi ibu-ibu rumah tangga harus memutar otak agar uang mereka tidak ludes.
Baca juga: Warga Sikka Diminta Beralih ke KTP Digital
Salah satu pembeli, Fani, saat ditemui di Pasar Alok mengatakan harga cabai keriting yang biasanya dibeli dengan harga Rp20.000 per kilogram kini naik dengan harga Rp35.000 per kilogram. Harga tomat sebelumnya Rp10.000 per kilogram, kini dijual Rp15.000 per kilogram.
"Harga tidak alami penurunan setelah lebaran Idul Fitri, masih naik terus. Tadi juga saya sempat komplain kepada pedagang kok sudah selesai lebaran begini harga juga belum turun. Tapi para pedagang bilang kepada saya memang harga jual begitu karena mereka beli di petani juga alami penaikan," keluhannya
Pembeli lainnya, Merry, mengatakan dirinya datang ke Pasar Alok hanya membeli daging sapi. Dirinya mengatakan untuk daging sapi, harga tidak naik dan turun baik sebelum dan sesudah Lebaran.
Baca juga: Pemkab Sikka Butuh 1.000 Dosis Vaksin Rabies
Tadi saya beli daging sapi. Harga daging tidak ada mengalami kenaikan. Harga dagingnya tetap normal Rp110.000 per kilogram," papar dia.
Salah satu pedagang di Pasar Alok, Erik, saat ditemui Media Indonesia membenarkan bahwa harga cabai, bawang merah, tomat, dan sayuran lainnya masih tinggi.
"Iya, harga komoditas pertanian masih tinggi. Kita juga beli di petani sudah naik harganya. Mau bilang apa. Jadi setiap satu komoditas yang kami jual itu untung hanya Rp1.000 sampai Rp2.000 saja. Kalau kami beli di petani murah pasti kami jual juga murah," ujar dia. (Z-6)
Terkini Lainnya
Bekali Anak dengan Camilan Sehat dan Bernutrisi
Cukup Serat Kurangi Risiko Alergi pada Anak
8 Manfaat Rutin Konsumsi Sayur Okra yang Baik bagi Kesehatan
Mom, Kini Cari Buah dan Sayur Segar Berkualitas Lebih Mudah
Bunda Tidak Perlu Khawatir, Kini Hadir Sayuran dalam Kemasan Frozen
Ngantuk setelah Makan Siang? Ganti dengan Menu Lebih Sehat
5 Alasan Daging Babi Lebih Murah daripada Daging Sapi
Jelang Idul Adha, Harga Daging dan Beras mulai Mahal
Tren Harga Bahan Pokok di Jawa Barat Menurun
DPR RI: Penghitungan Neraca Daging Nasional Harus Tepat
Inflasi Tinggi, Kemeriahan Ramadan di Turki tidak lagi Sama
Fluktuasi Harga Daging Sapi Saat Ini Dipicu Kurangnya Pasokan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap