visitaaponce.com

Sikka Mencekam, Anjing Gigit Dua Bocah Hingga dilarikan ke Faskes

Sikka Mencekam, Anjing Gigit Dua Bocah Hingga dilarikan ke Faskes
Ilustrasi - Dua bocah digigit anjing. Keduanya dilarikan ke faskes untuk menjalani pengobatan.(Medcom)

KASUS gigitan anjing di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali terjadi. Kali ini menimpa dua bocah berinisial YNT, 2, warga Dusun Bokang, Desa Lewomada dan AMR, 4,  warga Kelurahan Madawat. Kedua wajah bocah ini digigit anjing hingga keduanya harus dilarikan ke fasilitas kesehatan (faskes), rumah sakit dan puskesmas untuk penanganan secara khusus.

Koordinator Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Ronal Makin mengatakan AMR tengah menggendong anjingnya. Tidak lama kemudian, kata dia, anjing yang digendongnya itu langsung menggigit wajah korban sebelah kiri hingga dilarikan dilarikan ke Puskesmas Beru.

"Korban sudah dibawa ke Puskesmas Beru untuk diberi vaksin anti rabies (VAR) khusus manusia. Tapi anjing yang menggigit korban tiba-tiba langsung mati," ujar dia, Selasa (16/5). 

Baca juga: Pemkab Sikka Nyatakan Darurat Rabies

Ronal mengungkapkan otak anjing yang menggigit korban sudah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar Bali. Pemeriksaan itu untuk memastikan anjik tersebut terkena rabies atau tidak.

Sedangkan YNT mengalami luka gigitan pada telinga bagian kanan dan kaki bagian kiri. Korban dilarikan ke Puskesmas Watubaing. Kemudian korban dirujuk ke RSUD TC Hillers Maumere untuk mendapatkan perawatan yang intensif. "Korban sudah dirujuk dari Puskesmas Watubaing ke RSUD Tc. Hillers Maumere untuk mendapatkan perawatan khusus," papar Ronal.

Baca juga: Pemkab Sikka Butuh 1.000 Dosis Vaksin Rabies

Dokter Asep Purnama mengatakan bocah dirujuk dari Puskesmas Watubaing karena digigit anjing tetangga. Menurut dia, luka yang dialami korban sangat berisiko tinggi tertular rabies, karena gigitan di wajah.

"Anak-anak termasuk yang rentan menjadi korban rabies. Postur tubuh anak-anak memungkinkan anjing melompat dan menggigit wajah korban. Luka di wajah termasuk luka risiko tinggi karena virus rabies akan bergerak cepat menuju ke otak.  Kemudian muncul gejala khas rabies yaitu takut air (hydrophobia) dan takut udara (acrophobia). Manakala gejala khas tersebut sudah muncul, maka saat ini-belum ada obat yg bisa menyembuhkannya," papar Asep.

Asep mengatakan cakupan vaksinasi rabies pada anjing di Kabupaten Sikka masih rendah. Berdasarkan data BBVet beberapa anjing di Kabupaten Sikka tertular virus rabies. Bahkan sudah terjadi korban jiwa, seorang anak berusia 4 tahun digigit oleh anjingnya sendiri.

"Dalam situasi seperti saat ini, setiap anjing yg ada, patut dicurigai tertular rabies. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari kontak dengan anjing yg tidak jelas status vaksinasi dan kepemilikannya. Jika kita memiliki anjing, mohon berkenan mengikat terlebih dahulu dan segera divaksin.  Memang belum ada obatnya dan mematikan. Tapi, kematian akibat rabies bisa dicegah dengan melakukan tatalaksana pasca gigitan HPR ," pungkasnya. (Z-3) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat