793 Titik Panas Terdeteksi di Sumsel, Gubernur Minta Bantuan BNPB
![793 Titik Panas Terdeteksi di Sumsel, Gubernur Minta Bantuan BNPB](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/b7f5e482202a17955318a98726f4477b.jpg)
BERDASARKAN pantauan satelit Lapan, saat ini tercatat sudah ada 793 titik panas (hotspot) di Sumatra Selatan. Karena itu, Pemprov Sumsel sudah memaksimalkan persiapan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan di 17 kabupaten dan kota, utamanya daerah rawan karhutla.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengungkapkan, ada 12 kabupaten yang rawan karhutla. "Kita berharap BNPB dapat memberikan perhatian khusus," katanya.
Diakui Herman Deru, Sumsel sudah jauh hari melakukan pencegahan, penanganan, rehabilitatif dan penegakkan hukum terhadap pelaku karhutla. "Tapi yang paling efektif adalah TMC (teknologi modifikasi cuaca) atau pembasahan. Karenanya kita harapkan bantuan dari BNPB," imbuh dia.
Baca juga : BNPB Antisipasi Peningkatan Karhutla di Sumsel
Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo mengatakan, luasan lahan yang terbakar di Sumsel hingga Juni ini mencapai 131 hektar dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini tidak terlepas dari kesiapsiaggan tim di lapangan untuk memadamkan hotspot dan firespot. Namun begitu, diakuinya, kendala dalam penangganan hotspot karena kondisi geografis yang sulit dijangka baik roda dua maupun roda empat sehingga untuk memadamkan harus dilakukan melalui waterboombing.
Baca juga : Antisipasi Potensi Karhutla, TMC Dilanjutkan di Kalimantan
Selain itu, kata dia, pencegahan karhutla juga melalui modifikasi cuaca sangat penting sehingga lahan jadi basah. "Satu pekan ini, hampir setiap hari hujan dan ini harus terus dilakukan untuk mencegah kekeringan yang dapat memicu karhutla," jelasnya
Sepanjang 2013 ini, ada 19 tertangkap dan 16 orang yang masuk tahap kedua. Dari 19 tersangka itu dominan dari daerah Musi Rawas, Muara Enim dan Pali. "Terjadi pergeseran pembakaran lahan ini," jelas dia.
Diakui Wibowo, pihaknya pun menpublish baik media massa maupun media sosial mereka yang melakukan pembakaran hutan dan lahan hal tersebut agar memberikan efek jera terhadap masyarakat.
"Masalahnya tidak banyak masyarakat yang paham dengan media massa maupun media sosial sehingga pembersihan lahan dengan membakar masih terjadi," pungkasnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
KLHK Tingkatkan Kapasitas Manggala Agni untuk Tangani Karhutla
50 Hektare Lahan Terbakar di Gunung Bromo
Petugas Padamkan Karhutla di Trans Kalimantan
Menteri LHK: Pengukuran Deforestasi di RI Perlu Metode yang Lebih Akurat
Karhutla 2024 Meningkat 55% Dibanding Tahun Lalu
Gelombang Panas Ekstrem Terjang Asia
Pembunuhan Pegawai Koperasi di Palembang, Pelaku tidak Terima Kena Bunga Tinggi
Kasus Jenazah Dicor, Otak Pembunuhan Ditangkap di Padang Sumbar
Warga Tangkap Ular Piton Sepanjang 6 Meter Dekati Keramba Ikan
Kasus Jenazah Dicor, Tiga Pelaku Pembunuhan dan Motif Diungkap
Seorang Pedagang Tewas Korban Salah Sasaran Tawuran
Jenazahnya Dicor di Ruko, Pegawai Koperasi Dibunuh Debiturnya
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap