Dinas Kesehatan Gunungkidul Minta Penetapan Status KLB Antraks
![Dinas Kesehatan Gunungkidul Minta Penetapan Status KLB Antraks](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/9a992f0b686d7589b8024d3bf7661aaf.jpg)
DINAS Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengusulkan agar segera ditetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) atas penyebaran penyakit antraks di Gunungkidul.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati, Jumat (7/7), di Wonosari menjelaskan, nota dinas usulan penetapan KLB tersebut sudah dikirimkan ke Bupati Sunaryanta.
"Mengacu kepada Permenkes nomor 1501 tahun 2010 sudah bisa dikategorikan KLB," kata Dewi.
Baca juga : 140 Ribu Lebih Sapi di Gunungkidul Rentan Antraks
Namun, imbuhnya, keputusan untuk menetapkan KLB atau tidak tetap menjadi kewenangan Bupati. Karena itu, katanya, sampai saat ini masih menunggu penetapan dari Bupati Gunungkidul. Namun, sebelumnya Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto menyatakan, belum ada rencana untuk menetapkan KLB antraks.
Dikatakan, Padukuhan Jati yang muncul antraks tersebut lokasinya jauh dari padukuhan lainnya.
Baca juga : Antraks tidak Bisa Menular dari Manusia ke Manusia
Selain itu DPKH (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan) Kabupaten Gunungkidul, sudah melakukan vaksinasi antraks terhadap 77 ekor sapi dan 289 kambing di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu Gunungkidul.
Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari menjelaskan, sebelum dilakukan vaksinasi, kandang-kandang ternak juga sudah disemprot dengan disinfektan berupa formalin.
"Kami semprotkan 400 liter formalin untuk sterilisasi agar bakteri dan spora antraks mati. Lokasi yang disemprot
juga di tempat ternak mati," katanya.
Ia menjelaskan, dari 4 ekor sapi yang mati, setelah dilakukan
pemeriksaan 3 dinyatakan positif antraks. Tanah di lokasi ternak mati dan sekitarnya juga sudah diperiksa oleh Balai Besar Veteriner Wates dan kemudian dilakukan penyemprotan.
Isolasi ternak
Sementara itu, Pemda DIY telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan upaya pencegahan agar antraks tidak meluas. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto
mengatakan secara tegas tegas melarang keluar masuknya hewan ternak sapi dan kambing sementara waktu di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul.
Kebijakan isolasi tersebut buntut mencuatnya kasus antraks yang telah mengakibatkan satu orang kehilangan nyawa dan 87 orang lainnya dinyatakan suspek.
"Kami telah melakukan isolasi dan lintasan atau lalu lintas keluar masuknya hewan ternak sementara tidak melalui Dusun Jati. Langkah tersebut dilakukan supaya penularan antraks bisa dicegah," kata Sugeng Purwanto.
Sugeng mengungkapkan terdapat 12 ekor ternak terdiri dari 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing yang terkena antraks dan sudah ditangani. Untuk itu, pihaknya menjamin tidak ada daging beredar dari hewan ternak yang disinyalir terkena virus antraks sampai saat ini.
Menurut dia, berbagai upaya antisipasi tetap dilakukan seperti dilakukan vaksinasi antraks. Stok vaksin antraks di DIY tercatat sebanyak 2.600 dosis vaksin antraks. Sebanyak 366 dosis sudah berikan untuk 77 ekor sapi dan 289 ekor kambing yang berada di lokasi terpapar kasus antraks di Gunungkidul.
Hewan ke manusia
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie menegaskan penyakit antraks tidak menular dari manusia ke manusia, tetapi dari hewan ke manusia. Hal ini guna menjawab kekhawatiran masyarakat akan penularan penyakit tersebut, terlebih dengan adanya warga yang meninggal dunia usai terpapar antraks.
"Perlu diketahui, penyakit antraks itu tidak menular dari manusia ke manusia. Jadi tidak ada kemudian kena antraks terus bisa menularkan pada yang lain, tidak. Pasti dari hewan ke manusia karena antraks termasuk salah satu penyakit zoonosis atau penyakit yang berasal dari binatang," ujarnya.
Ia menambahkan Dinas Kesehatan DIY telah melakukan sero survei pada 125 sampel setelah ada kasus satu warga meninggal dunia dan positif antraks. Sebanyak 87 orang yang terdeteksi sero positif atau suspek dalam kondisi yang baik dan tidak perlu mendapat perawatan di rumah sakit. (Z-4)
Terkini Lainnya
Isolasi ternak
Hewan ke manusia
Penyakit Antraks Pengaruhi Harga Daging Sapi di Palu
Sudah Ada di Indonesia Sejak 1884, Antraks Tidak Mudah Dimusnahkan
Antraks tidak Bisa Menular dari Manusia ke Manusia
Antisipasi Antraks, Pemkot Tangerang Batasi Masuknya Hewan Ternak Asal Gunung Kidul
Sri Sultan Khawatir, Hewan Terkena Antraks Dijual Lebih Murah
Tragis, Anak Bunuh Ayah Kandung di Karanggayam Kebumen, Pelaku Sempat Kabur
BPBD Kabupaten Gunungkidul Terus Distribusikan Air Bersih
Kekeringan, Air Bersih Mulai Disalurkan di Gunungkidul
BAZNAS RI Luncurkan Balai Ternak di Gunungkidul Yogyakarta
Warga Gunungkidul Tewas Diseruduk Sapi untuk Kurban
Sejumlah Desa di Gunungkidul Mulai Krisis Air Bersih
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap