visitaaponce.com

Dinas Kesehatan Gunungkidul Minta Penetapan Status KLB Antraks

Dinas Kesehatan Gunungkidul Minta Penetapan Status KLB Antraks
Penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (7/7).(Antara/Hendra Nurdiyansyah)

DINAS Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengusulkan agar segera ditetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) atas penyebaran penyakit antraks di Gunungkidul.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati, Jumat (7/7), di Wonosari menjelaskan, nota dinas usulan penetapan KLB tersebut sudah  dikirimkan ke Bupati Sunaryanta.

"Mengacu kepada Permenkes nomor 1501 tahun 2010 sudah bisa dikategorikan KLB," kata Dewi.

Baca juga : 140 Ribu Lebih Sapi di Gunungkidul Rentan Antraks

Namun, imbuhnya, keputusan untuk menetapkan KLB atau tidak tetap menjadi kewenangan Bupati. Karena itu, katanya, sampai saat ini masih menunggu penetapan dari Bupati Gunungkidul. Namun, sebelumnya Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto menyatakan, belum  ada rencana untuk menetapkan KLB antraks.

Dikatakan, Padukuhan Jati yang muncul antraks tersebut lokasinya jauh dari padukuhan lainnya.

Baca juga : Antraks tidak Bisa Menular dari Manusia ke Manusia

Selain itu DPKH (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan) Kabupaten Gunungkidul, sudah melakukan vaksinasi antraks terhadap 77 ekor sapi dan 289 kambing di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu Gunungkidul.

Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari menjelaskan, sebelum dilakukan vaksinasi, kandang-kandang ternak juga sudah disemprot dengan disinfektan berupa formalin.

"Kami semprotkan 400 liter formalin untuk sterilisasi agar bakteri dan spora antraks mati. Lokasi yang disemprot
juga di tempat ternak mati," katanya.

Ia menjelaskan, dari 4 ekor sapi yang mati, setelah dilakukan
pemeriksaan 3 dinyatakan positif antraks. Tanah di lokasi ternak mati dan sekitarnya juga sudah diperiksa oleh Balai Besar Veteriner Wates dan kemudian dilakukan penyemprotan.

 

Isolasi ternak

Sementara itu, Pemda DIY telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan upaya pencegahan agar antraks tidak meluas. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto
mengatakan secara tegas tegas melarang keluar masuknya hewan ternak sapi dan kambing sementara waktu di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul.

Kebijakan isolasi tersebut buntut mencuatnya kasus antraks yang telah mengakibatkan satu orang kehilangan nyawa dan 87 orang lainnya dinyatakan suspek.

"Kami telah melakukan isolasi dan lintasan atau lalu lintas keluar masuknya hewan ternak sementara tidak melalui  Dusun Jati. Langkah tersebut dilakukan supaya penularan antraks bisa dicegah," kata Sugeng Purwanto.

Sugeng mengungkapkan terdapat 12 ekor ternak terdiri dari 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing yang terkena antraks dan sudah ditangani.  Untuk itu, pihaknya menjamin tidak ada daging beredar dari hewan ternak yang disinyalir terkena virus antraks sampai saat ini.

Menurut dia, berbagai upaya antisipasi tetap dilakukan seperti dilakukan vaksinasi antraks. Stok vaksin antraks di DIY tercatat sebanyak 2.600 dosis vaksin antraks. Sebanyak  366 dosis sudah berikan  untuk 77 ekor sapi dan 289 ekor kambing yang berada di lokasi terpapar kasus antraks di Gunungkidul.

 

Hewan ke manusia

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie menegaskan penyakit antraks tidak menular dari manusia ke manusia, tetapi dari hewan ke manusia. Hal ini guna menjawab kekhawatiran masyarakat akan penularan penyakit tersebut, terlebih dengan adanya warga yang meninggal dunia usai terpapar antraks.

"Perlu diketahui, penyakit antraks itu tidak menular dari manusia ke manusia. Jadi tidak ada kemudian kena antraks terus bisa menularkan pada yang lain, tidak. Pasti dari hewan ke manusia karena antraks termasuk salah satu penyakit zoonosis atau penyakit yang berasal dari binatang," ujarnya.

Ia menambahkan Dinas Kesehatan DIY telah melakukan sero survei pada 125 sampel setelah  ada kasus satu warga meninggal dunia dan positif antraks. Sebanyak 87 orang yang terdeteksi sero positif atau suspek dalam kondisi yang baik dan tidak perlu mendapat perawatan di rumah sakit. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat