visitaaponce.com

Merawat Sungai Brantas, Melestarikan Tradisi

Merawat Sungai Brantas, Melestarikan Tradisi
Festival Kali Brantas di Malang, Jatim.(MI/Bagus Suryo)

PARA pegiat budaya dan pariwisata sejak pagi berkumpul. Mereka menggelar kenduri di Kampung Keramik Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (23/7). Warga berucap syukur usai mengawali ritual petik tirto amerto di Sumber Brantas.

Sumber itu sebagai awal dari air yang mengalir di Sungai Brantas. Adapun lokasi sumber berada di Di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Selanjutnya, mereka melaksanakan larung sesaji labuh Kali Brantas di Kampung Gerabah, Kelurahan Penanggungan, Kota Malang. Ritual ini bermakna merawat alam melalui upaya pelestarian lingkungan.

Baca juga : Pegawai Kejati Jabar Terima Penghargaan sebagai Pelestari Seni dan Budaya Sunda

Termasuk bentuk penyadaran dan edukasi kepada masyarakat agar turut menjaga Sungai Brantas tetap lestari. Upaya yang menjadi contoh baik ialah dengan tidak membuang sampah ke sungai.

"Ritual menghormati air dan sungai ini wujud bersyukur kepada Tuhan," tegas dalang dan pelatih tari Kampung Budaya Polowijen, Ki Supriono.

Baca juga : Pernikahan Anjing Beradat Jawa, Dinas Kebudayaan DIY Angkat Bicara

Ia menjelaskan ritual larung sesaji labuh Kali Brantas ini selain bermakna bersyukur pada Tuhan juga menghormati leluhur. Sedangkan kelengkapan sesajen di antaranya Kelapa, pisang, gula
merah, beras, kacang hijau. Ada pula bunga setaman dan jenang ponco warno, serta jenang palang atau jenang merah putih dan jenang sengkolo. Tak ketinggalan dupa dan kinangan.

Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang Isa Wahyudi akrab disapa Ki Demang menambahkan Sungai Brantas yang mengairi 14 kabupaten dan kota di Jatim harus dirawat bersama karena keberadaan sungai sebagai pusat peradaban.

"Festival ini mengingatkan kita tentang sungai, air dan alam. Kita harus melestarikan semua itu," ucap Ki Demang.

Setelah melaksanakan larung sesaji labuh Kali Brantas, para pegiat pariwisata melanjutkan rangkaian festival sampai Kamis (27/7) nanti dengan menggelar kampanye bersih kaliku putih kampungku. Lalu, nyanyian brantas kaliku Arema kampungku, gugur gunung metri Kali Brantas, warna-warni nyadran Kali Brantas, dan lampion nyuluh Kali Brantas.

Rangkaian itu melibatkan tujuh kampung tematik mulai Kampung Keramik Dinoyo, Kampung Gerabah Penanggungan, Kampung Putih Klojen, Kampung Biru Arema, Kampung Tridi Kesatrian, Kampung Warna Warni dan Kampung Lampion di Jodipan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi mengatakan upaya melestarikan Sungai Brantas ini menjadi bagian penting sebuah ikhtiar merawat lingkungan hidup.

"Tujuannya agar Kota Malang terhindar dari bencana," tuturnya.

Dalam konteks festival, ia mengapresiasi upaya Forkom Pokdarwis bersama warga yang memadukan tradisi dan budaya menjadi destinasi pariwisata.

"Kami bersyukur, semoga festival ini menjadi even yang berkelanjutan," imbuhnya.

Menurut Baihaqi, Sungai Brantas memiliki peran penting sebagai sumber kehidupan. Airnya untuk irigasi, air minum, perikanan dan industri. Bahkan, sepanjang sungai bermunculan destinasi wisata tematik yang menarik minat wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Merawat Sungai Brantas ini wujud nyata melestarikan alam dan lingkungan hidup," pungkasnya.(Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat