visitaaponce.com

Pemkot Bandung Mulai Kewalahan Tangani Sampah Yang Kian Menggunung

Pemkot Bandung Mulai Kewalahan Tangani Sampah Yang Kian Menggunung
Sampah menumpuk akibat kebakaran TPA Sarimukti.(MI/Naviandri)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung mulai kewalahan menangani sampah yang menggunung di semua tempat pembuangan sementara (TPS). Mereka berharap  sampah-sampah tersebut bisa dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti.

"Kota Bandung kini sudah darurat sampah, untuk mengatasi kondisi darurat ini, kami membentuk satuan tugas yang melibatkan semua unsur, termasuk Polri dan TNI," kata Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna di Bandung, Selasa (29/8).

Ema mengatakan berdasarkan rapat dengan Forkopimda, Pemkot Bandung berencana meminta izin Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) untuk memanfaatkan lahan di Padalarang untuk tempat pembuangan sampah sementara. Berbagai kompensasi apapun, akan dipenuhi selama sesuai regulasi. Kompensasi itu akan menggunakan biaya tak terduga (BTT) pemda.

Baca juga : Semua TPS Sampah di Kota Bandung Dalam Kondisi Overload

"Jika tidak diizinkan, kami tetap dorong secepatnya pembuangan sampah ke TPA Sarimukti bisa dilakukan. Saat ini kondisi TPA Sarimukti belum normal. Jika biasanya 241 ritase, berdasarkan catatan baru sekitar 98-100 ritase yang terkirim. Sisa sampahnya mau dikemanakan jika tak ada alternatif, kami kewalahan dan ingin benar-benar mendapatkan daya dukung guna memanfaatkan lahan Pussenkav. Saya punya keyakinan itu bisa dimanfaatkan," ungkapnya.

Disinggung kemungkinan dibuang ke TPA di Subang dan Garut, Ema mengungkapkan adanya penolakan dari masyarakat sekitarnya. Saat ini, tonase sampah di Bandung per hari sekitar 1.300 ton. Penutupan Sarimukti sudah berjalan tujuh hari membuat sampah yang menumpuk di Kota Bandung sudah mencapai 9.100 ton.

"Jika semakin bertambah sampahnya, ini bahaya. Jadi. Kami memohon kepada level lebih tinggi agar masalah ini bisa secepatnya ada jalan keluar. Di luar upaya tadi, penanganan sampah secara mandiri juga sudah mulai dijalankan," tambahnya.

Baca juga : Bencana Leuwigajah Bisa Terulang di Sarimukti

Sementara itu empat kabupaten di Wilayah Bandung Raya yang menjadi  konsumen TPA Sarimukti sepakat mengurangi pembuangan sampah hingga 50%. Penandatanganan kesepakatan disaksikan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil. Ke empat wilayah itu adalah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

"Telah dibuat kesepakatan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke hingga 50%. Jadi biasanya 450 ritase, kini dikurangi kalau bisa setengahnya atau lebih, itu lebih baik," ucap gubernur.

Sebelumnya sampah yang dibuang dari empat wilayah Bandung Raya ke TPA Sarimukti mencapai 2.000 ton per hari. Kota Bandung menjadi penyumbang tertinggi lebih dari 1000 ton per hari. Pemprov Jabar berharap kesepakatan tersebut bisa dijalankan dengan maksimal, salah satu caranya tiap daerah mengedukasi warganya agar mengurangi sampah dan mengolah sampahnya secara mandiri.

Gubernur menyebut status kedaruratan TPA Sarimukti tetap tidak akan diubah sampai api dan asap sudah betul-betul tidak ada. Sebelumnya, water bombing masih dilakukan sebanyak 40 kali putaran dalam sehari, termasuk juga rekayasa cuaca oleh BNPB.

"Kedaruratan ini masih berlangsung sampai dinyatakan sampai titik api dan asap tidak ada, tapi intinya situasi membaik. Komitmen terus dilakukan sehingga penanganan sampah akan mulai bergeser ke teknologi waste to energy dalam waktu dekat," terangnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat