Rangkul Bina Swadaya, Kementan Dukung Pengembangan Peternakan Sapi Organik
![Rangkul Bina Swadaya, Kementan Dukung Pengembangan Peternakan Sapi Organik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/a97ba70dd709fa22a6f3488d4ff6a5bb.jpg)
DALAM mendukung pengembangan peternakan sapi organik yang melibatkan para peternak milenial di Provinsi Jawa Timur (Jatim), Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Bina Swadaya di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jatim.
Kolaborasi untuk membentuk kluster agribisnis sesuai kebutuhan di antaranya kluster bagi peternak sapi perah, merespons kebutuhan spesifik pada subsektor peternakan organik.
Kolaborasi dengan Organisasi Bina Swadaya di Pasuruan diinisiasi oleh Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) di Jatim pada acara diskusi yang dilaksanakan di Pasurian, Jatim, Jumat (1/9).
Baca juga: Sarjana Biologi dan Teknik Pilih Mandiri Tekuni Usaha Peternakan
Diskusi dihadiri Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana bersama Bina Swadaya Kecamatan Tutur, penyuluh dan peternak sapi perah Tutur dan Nangkojajar.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bersama Program YESS, untuk mendorong dan mendukung generasi milenial membangun pertanian modern yang sesuai dengan tuntutan zaman, menuju pertanian maju, mandiri dan modern.
“Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” katanya.
Baca juga: Potensi Pertanian, Polbangtan Rangkul Para Petani Milenial di Wilayah Binaan
Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern memerlukan penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan.
“Pengusaha pertanian milenial diharapkan mampu menjadi resonansi penggebuk tenaga muda di sekitarnya untuk menjadi SDM pertanian unggulan yang mampu menggenjot pertanian menjadi maju, mandiri dan modern," katanya.
Diketahui, Program YESS merupakan kerja sama Kementan dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) bagi regenerasi sektor pertanian di antaranya pendampingan usaha, dengan mengupayakan fasilitasi bagi petani milennial, salah satunya dihubungkan dengan para stakeholder, yang diupayakan Polbangtan Malang selaku PPIU YESS Jatim kolaborasi dengan Organisasi Bina Swadaya di Kabupaten Pasuruan.
Baca juga: Embrio Center Jadi Pusat Kolaborasi Agribisnis Milenial
Dalam diskusi yang berlangsung hangat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tutur, Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengemukakan beberapa aspek penting kolaborasi yakni pembentukan kluster sesuai dengan kebutuhan seperti kluster untuk peternak sapi perah.
"Hal ini menunjukkan komitmen merespons kebutuhan yang sangat spesifik pada subsektor peternakan organik. Sapi perah organik menjadi sorotan penting, karena dapat menciptakan resonansi kuat di kalangan petani milenial," jelasnya.
"Ini bukan hanya tentang pertanian, juga bagaimana mengelola peternakan dengan prinsip organik berkelanjutan," kata Udrayana yang akrab disapa Uud.
Baca juga: Kementan Bekali Petani Milenial Kalsel Ilmu Digital Marketing untuk Bisnis
Kendati demikian, dia mencatat bahwa proses budidaya sapi perah organik sangat variatif dan tantangan tersendiri, terutama dalam pemberdayaan masyarakat peternak.
Fungsikan BPP sebagai BDSP
Guna mengatasi kendala tersebut, PPIU Jatim memfungsikan BPP sebagai Business Development Service Provider (BDSP), wadah yang akan memberikan konsultasi terkait pertanian dan peternakan dari hulu hingga hilir.
"Poin pentingnya, Program YESS tidak membatasi komoditas apa pun, termasuk sapi perah. Kolaborasi yang diusung bertujuan memperkuat dan mendukung pengembangan peternak sapi perah tumbuh lebih kuat dan bersama-sama meraih kesuksesan," kata Uud.
Nana Qomariyah mewakili Bina Swadaya menjelaskan tentang eksistensi awal mereka untuk menyiapkan pasar sebagai langkah awal. Kolaborasi dengan offtaker susu segar maupun olahan, hal itu bukti nyata dari komitmen menciptakan pasar berkelanjutan bagi produk susu organik.
Bina Swadaya Beri Pelatihan
"Prinsip keberlanjutan sangat dipegang teguh, maka Bina Swadaya mengirimkan petani muda untuk pelatihan bagi pengembangan usahanya. Tujuan akhirnya, menjadikan Nongkojajar sebagai produsen susu organik terkemuka di Indonesia," katanya.
Nana Qomariyah menambahkan, Bina Swadaya juga membagikan strategi 'enumerasi' yang mencakup berbagai jenis pelatihan termasuk pelatihan kelembagaan, pelatihan peternak organik andal, pelatihan perlakuan sapi di kandang serta pelatihan kandang dan pakan,"
Aliansi Organik Indonesia juga akan dibentuk melalui kegiatan pendampingan dan pelatihan, serta pembentukan Unit Pamor (Penjamin Mutu Organik) sehingga produk susu organik yang dihasilkan akan mendapatkan sertifikasi yang makin meyakinkan konsumen.
Baca juga: Kementan Dukung Anak Muda Jadi Petani dan Wirausaha Pertanian
Pada diskusi di BPP Tutur, beberapa peternak membagikan pengalamannya. Saat ini, mereka sudah tidak menggunakan pupuk kimia dan telah beralih ke pupuk organik.
Mereka telah memulai dari langkah-langkah lebih mudah dan secara bertahap merasakan manfaat dari praktik pertanian organik, yang bermanfaat bagi ternak sapi dan peternaknya.
Tak hanya itu, peternak organik lain menyoroti pentingnya prinsip animal welfare dalam budidaya sapi. Sapi dirawat sesuai dengan prinsip 'lebih bahagia dan sehat'.
Uud menambahkan, kolaborasi Kementan melalui Program YESS menjadi langkah penting pengembangan peternakan sapi perah organik di Indonesia.
"Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan subsektor ini tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan dan bermanfaat bagi peternak dan masyarakat luas," ucapnya. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Jhonlin Group Teken MoU dengan SANY Group
Hadapi Krisis Perubahan Iklim, BMKG Bekali Petani Milenial dengan Sekolah Lapang Iklim di Imogiri Yogyakarta
Kementan Dorong Petani Muda Kembangkan Pertanian Lahan Rawa Modern
Kementan Berikan Bantuan kepada Para Petani Muda di Daerah
Petani Milenial Perempuan Tingkatkan Jejaring Dorong Produktivitas
75 Petani Muda Terpilih Jadi Nominee Young Ambassador Agriculture
Kementan Dorong Petani Muda Berkolaborasi Perkuat Jejaring Bisnis
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap