visitaaponce.com

Suhu Rata-Rata RI Sudah Naik 1,1 Derajat Celsius

Suhu Rata-Rata RI Sudah Naik 1,1 Derajat Celsius
Pejalan kaki mengenakan topi menghindari dari sengatan matahari saat melintasi halte transjakarta di kawasan Sudirman, Jakarta.(MI/Susanto)

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi menyebut, di Indonesia saat ini terjadi rata-rata kenaikan suhu mencapai 1,1 derajat celsius. Peningkatan suhu tersebut berisiko menimbulkan berbagai dampak buruk bagi masyarakat, termasuk potensi peningkatan angka bencana alam.

Peningkatan suhu rata-rata bumi sangat diantisipasi oleh dunia. Pasalnya, jika di akhir abad ini diprediksi suhu bumi akan naik lebih dari 2 derajat celsius. Padahal, jika naik 1,5 derajat saja, maka banyak ekosistem dan makhluk hidup yang rentan dan sensitif akan rusak dan musnah.

“Itu secara rata-rata, tapi berbeda di berbagai lokasi. Kalau kita tidak melakukan apapun dan melakukan pembangunan serta aktivitas secara business as usual, maka bencana pasti akan terjadi,” kata Laksmi dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi baru terbarukan (LIKE) KLHK di Indonesia Arena, Jakarta Pusat, Minggu (17/9).

Baca juga: 11 Kecamatan di Pacitan Dilanda Kekeringan

Karenanya, semua komunitas di muka bumi didorong untuk melakukan upaya mitigas dan adaptasi terkait dengan peningkatan suhu bumi, salah satunya ialah dengan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Indonesia sendiri, melalui dokumen enhanced nationally determined contribution (ENDC) menargetkan agar pada 2030 dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% di tahun 2 melalui kemampuan sendiri dan sebesar 43,2% dengan bantuan internasional pada 2030 mendatang.

Baca juga: 60 Hari tanpa Hujan Picu Kekeringan di Sebagian Jawa

“Itu gak cukup sebetulnya. Kita harus masih lebih tinggi lagi mencapai target-target atau meningkatkan target. Mudah-mudahan tahun depan kita tingkatkan target lagi,” ucap dia.

Secara global, diharapkan pada 2050 mendatang sudah banyak negara yang mencapai net zero emission, meskipun tidak bisa secara serempak. Kemampuan berbagai negara akan memungkinkan pencapaian target net zero emission secara lebih lambat atau bahkan lebih cepat. Indonesia sendiri menargetkan net zero emission pada 2060 mendatang. “Setiap negara punya kondisi berbeda-beda. Tapi itu tidak menjadi alasan untuk menunda kegiatannya,” imbuh Laksmi.

Salah satu yang didorong Indonesia ialah dengan mencapai net zero emission di sektor kehutanan melalui program forest and other land use (FOLU) pada 2030 mendatang. Ia menyatakan, diharapkan pada 2030 emisi gas rumah kaca i sektor kehutanan akan mencapai -140 giga ton CO2 ekuivalen.

“Kita harus menurunkan -160 juta ton CO2 ekuivalen. Dan tulang punggung penurunan emisi di bidang kehutanan adalah pengendalian karhutla. Jadi, kalau kita gagal bersinergi, kita gagal punya langkah terpadu. Kalau kita tidak bisa mengarusutamakan pengendalian karhutla, pasti target mencapai net sink di sektor kehutanan akan sulit tercapai,” pungkas Laksmi.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat