Sultra Krisis Guru Produktif untuk SMA dan SMK
![Sultra Krisis Guru Produktif untuk SMA dan SMK](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/d19e2979bddda63f373a026023695427.jpg)
KEPALA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yusmin mengatakan, daerahnya masih kekurangan guru produktif di tingkat SMA sederajat, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya telah mempersiapkan program pelatihan untuk guru umum yang nantinya bisa menjadi guru produktif.
"Jika hanya menunggu hingga ada guru produktif, tentu hal tersebut menjadi kendala besar dan akan lama memenuhi kebutuhan guru produktif tersebut. Kita akan usahakan itu, itu memang dimungkinkan juga di aturan," beber Yusmin, Rabu, (4/10).
Baca juga: Perlu Restorasi Sistem Pendidikan untuk Atasi Masalah Perundungan di Sekolah
Kata dia, saat ini yang menjadi guru tidak harus berasal dari fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, fakultas lainnya juga sudah bisa menjadi guru dengan syarat sudah mempunyai sertifikasi mengajar.
"Kita akan menghitung guru produktif, yang dibutuhkan itukan tergantung dari jurusan yang dibuka oleh jurusan masing-masing. Karena Guru produktif itu, bukan hanya pada satu bidang saja, semua bidang yang dibuka jurusannya, misalnya perikanan, kelautan, pertanian, mesin, pertukangan, komputer dan pariwisata tentu kita butuh guru produktif," jelas Yusmin.
Baca juga: DPRD DKI Panggil Disdik Terkait Insiden Murid Jatuh dari Gedung Sekolah
Kata dia, terkait dengan guru produktif, yang menjadi kekurangan saat ini juga karena universitas khususnya di Sultra, masih banyak jurusan yang tidak ada keguruannya.
Bahkan menurutnya rata-rata lulusan diluar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan juga belum berpikir untuk menjadi guru dengan mengambil akta mengajar agar bisa dikategorikan menjadi guru.
"Karena rata-rata yang jurusan teknik dan jurusan non kejuruan, hari ini sudah ada jurusannya di SMK, saya pikir itu mereka minat ke guru belum terlalu besar. Kalau soal yang lain-lain, seperti guru umum saya pikir kita sudah tidak terlalu kekurangan lagi. Artinya kita masih kekurangan tapi tidak begitu mencolok, yang mencolok ini kekurangan guru produktif," tandas Yusmin.
(Z-9)
Terkini Lainnya
92.888 Guru Lulus Program Pendidikan Guru Penggerak
Disiplin Positif dan Asset-Based Thinking: Solusi Tingkatkan Kualitas Pembelajaran
Guru di Pangandaran Curi Komputer demi Judi Online
Pemetaan Guru Madrasah Acuan Kesesuaian Standar Kompetensi
Perlukah ‘Punishment’ jika Anak tidak Masuk Ranking 10 Besar saat Terima Rapor? Bagaimana Cara Menyikapinya?
Polisi Tiongkok Tangkap Tersangka Penusukan Empat Guru Perguruan Tinggi AS
Wuling Donasi Mesin untuk SMK dan Universitas di Jateng dan DIY
Masyarakat Respons Positif Kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri
SMK Asy-Syarif Mitra Industri Hadir untuk Mewujudkan Impian Siswa Bekerja di Luar Negeri
Korban Perundungan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Dunia
Pendaftaran PPDB Jawa Tengah Dibuka 11 Juni 2024
Ekspansi Kemitraan Swasta Dorong Penyerapan Talenta Lulusan SMK di Industri Perhotelan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap