Persoalan Pertanian Sangat Rumit, Holding seperti KUD Dibutuhkan
SEJAK 1963 silam, antropolog Clifford Geertz sudah memprediksi jika sektor pertanian di Indonesia bakal mengalami kemunduran. Enam puluh tahun kemudian, prediksi tersebut menjadi kenyataan.
Guru besar Fakultas Pertanian UGM, Prof Jamhari pun mengurai benang kusut pertanian di Indonesia yang disebutnya sangat rumit.
Di satu sisi, terangnya, hasil pertanian semakin dibutuhkan, baik untuk makanan, pakan, bahan bakar, dan pemanfaatan serat, tetapi sayangnya, produksi pertanian semakin menurun akibat berbagai hal, dari alih fungsi lahan pertanian hingga perubahan iklim.
40% lahan petani sistem sewa
Menurut dia, salah satu cara untuk memperbaiki pertanian di Indonesia adalah transformasi kelembagaan dan penerapan teknologi pertanian. Menurut dia, holding kelembagaan seperti KUD (koperasi unit desa) pada masa Orde Baru dibutuhkan lagi.
"Sektor pertanian masih banyak yang dikelola oleh pertanian skala mikro," kata dia saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Sosial Ekonomi Pertanian 2023 di Sleman, Kamis (5/10).
Bahkan, data sensus pertanian mengungkapkan, sebanyak 48% lahan tani dikelola oleh petani dengan sistem sewa.
"Saat ini sudah tidak petani pemilik penggarap kecil, tapi justru petani penyakap (menyewa lahan) dan kecil. Kalau kondisi di kita itu petani penyakap kecil, ini justru lebih menyulitkan," tambah Jamhari.
Bantu petani dengan teknologi
Dia juga mengatakan, kesejahteraan posisi petani ini juga terhimpit. Petani memang sejak awal tidak memiliki pendapatan yang besar.
"Jadi petani-petani yang kecil ini dihadapkan pada pasar input yang lebih besar, tapi di sisi lain output nya ini kecil," kata Jamhari.
"Untuk itu, perlu adanya kerja sama antar sektor dan pihak, baik dari segi kebijakan atau dari masyarakat itu sendiri,' kata dia. Teknologi pertanian perlu ditingkatkan penetrasinya untuk membantu petani bertahan dalam gempuran perubahan iklim untuk mewujudkan ketahanan pangan dan dipertahankan keberlanjutannya.
Perkuat koperasi
Staf Ahli Bidang Konektivitas Bidang Perkembangan Jasa dan SDA, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera mengatakan, Indonesia dikatakan sebagai negara dengan asas kekeluargaan yang kuat dan dituangkan dalam sistem ekonomi berbentuk koperasi.
Sayangnya, pengembangan koperasi ini masih sangat minim dan koperasi yang ada tidak pernah menjadi besar. Padahal, negara Denmark dan Korea Selatan, yang produknya sekarang membanjiri dunia itu awalnya dari koperasi.
"Kalau dilihat dari kekuatan kita, sebenarnya sudah cukup untuk membuat koperasi menjadi konglomerat. Harapannya, sektor pertanian menjadi yang pertama untuk itu," tutup Dida. (Z-4)
Terkini Lainnya
40% lahan petani sistem sewa
Bantu petani dengan teknologi
Perkuat koperasi
Rumah Zakat dan Cppetindo Bagikan Bantuan Pangan ke Keluarga Prasejahtera
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Resmikan Bendungan Pamukkulu, Presiden Jokowi: Upaya Meningkatkan Ketahanan Air di Sulsel
Ketahanan Pangan Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
Kadar Bromat Jangan Melebihi Ambang Batas
Badan POM-BRIN Kaji Pemanfaatan AI untuk Pengawasan Pangan Olahan
Serapan Pupuk Subsidi Baru 32%, Komisi IV DPR: Penyaluran tidak Efektif
Jawa Barat Targetkan Peningkatkan Produksi Gabah Naik 11 Juta Ton
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap