Petani Keluhkan Pupuk, Ganjar Pikirkan Subsidi Harga Beli
CALON presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menerima keluhan dari petani terkait dengan dengan pupuk hingga harga pangan, khususnya beras dan cabe yang mengalami kenaikan harga.
Keluhan disampaikan pada saat Ganjar bertemu petani di Desa Silulu, Kec. Gunung Malela, Kab. Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (11/11).
Salah seorang petani Desa Silulu, Trimo mengatakan soal pupuk subsidi yang terbatas dan belum mencukupi kebutuhan petani. Untuk menutup kebutuhan pupuk, ia memanfaatkan pupuk organik yang terbuat dari kotoran hewan.
Baca juga: Wamen BUMN Tinjau Program Smart Precision Farming Petrokimia Gresik
"Pupuk subsidi untuk petani terbatas dan tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Di sini kan banyak hewan, jadi buat pupuk dari kohe (kotoran hewan)," ungkapnya.
Selain pupuk, Trimo juga berharap Ganjar nantinya mampu membuat kebijakan subsidi terhadap hasil panen petani. Sehingga harga dan daya serap hasil panen bisa stabil.
Baca juga: Politisi NasDem Gelar Bimtek Pengolahan Sampah di Spot Wisata Weru Beach
"Kalau bisa ya ada subsidi hasil panen," ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Ganjar mengatakan persoalan kelangkaan pupuk juga menjadi sorotan dalam kunjungannya ke beberapa wilayah. Terhadap usulan mengenai subsidi pupuk, Ganjar menyambut baik ide subsidi harga pembelian gabah dan beras.
"Ada usulan bagus tadi. Subsidi input atau subsidi output. Usulan petani. Pupuknya enggak usah disubsidi Pak, disubsidi harga pembelian saja, harga pembelian gabah dan berasnya. Itu saya kira ide yang harus kita pikirkan juga," ujar Ganjar.
Selain itu, Ganjar menekankan pentingnya intervensi pemerintah untuk mencapai stabilitas harga pangan. Ia juga mendorong modernisasi di bidang pertanian.
"Saya meyakini data petani mesti dilakukan, kalau data sudah beres, mekanisme penyalurannya harus betul-betul tertutup dan masuk, masuk kepada kelompoknya, itulah pentingnya data pertanian kita," ungkap Ganjar.
Dalam konteks pertanian organik, Ganjar merinci kebutuhan petani yang memilih jalur organik dan mengapresiasi inisiatif organik. Ia menyoroti perlunya pelatihan dan fasilitas bagi petani organik, dengan peran penting penyuluh dan dinas pertanian untuk memberikan pendampingan.
"Jadi petaninya petani organik, dan ini butuh pelatihan dan fasilitas itu, saya kira peran penyuluh, dinas untuk bisa mendampingi. Saya kira masukan ini begitu penting dan segera data petani kita, kebutuhan kita, kita buatkan mekanisme yang lebih baik dengan digitalisasi, sehingga distribusinya menjadi lebih tepat," pungkas Ganjar. (RO/Z-7)
Terkini Lainnya
Mencuri 2 Karung Gabah Padi, Pemuda di Cariu Bogor Diamuk Warga
Bulog Targetkan Serap Lebih 900 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri
Tindakan Bulog Membeli Beras dari Kamboja Dinilai akan Menekan Petani Lokal
Jaga Cadangan Pangan, Bulog Serap 700 Ribu Ton Beras Petani
Produksi Beras belum Pulih Jelang Kemarau, Pengamat: Tidak Ada Jalan Lain Pemerintah Selain Impor Beras
Puncak Panen, Harga Gabah di Indramayu Naik
Kementan Dorong Pertanian Ramah Lingkungan Melalui UPPO-Biogas
Tingkatkan Produktivitas Padi dengan Eco-Enzyme
Kembangkan Pertanian, Penjabat Bupati Klungkung Bagikan Pupuk Organik Gratis
Lebih Hemat, Para Petani Mulai Beralih Gunakan Pupuk Organik
Kurangi Penggunaan Pupuk Kimia, Kementan Perkenalkan Inovasi Teknik Biosaka
Masyarakat Pertanian Organik Indonesia Ingatkan Perlunya Inovasi Pertanian
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap