38 Jiwa Terdampak Tanah Longsor di Kabupaten Sukabumi
SEBANYAK 9 kepala keluarga (KK) atau 38 jiwa terdampak bencana tanah longsor di Desa Cianaga Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Satu KK terpaksa harus mengungsi karena bangunan rumahnya mengalami rusak berat.
Berdasarkan informasi, tanah longsor terjadi pada Kamis (30/11) malam. Bencana hidrometeorologi itu dipicu hujan deras selama lebih kurang 1 jam terhitung pukul 22.00 WIB-23.00 WIB.
Tanah longsor terjadi hampir bersamaan di lima kampung di desa tersebut. Setidaknya terdapat enam titik longsor. Lima titik berdampak terhadap bangunan rumah. Sedangkan satu titik dampak tanah longsor menimbun ruas jalan desa.
Baca juga: Tim SAR Temukan Satu Jasad Korban Banjir Bandang Humbahas Sumut
Staf pelaksana Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria, menuturkan akibat bencana itu, sebanyak 8 rumah yang dihuni 9 KK atau 38 jiwa, terdampak. Terdapat 1 keluarga yang harus mengungsi karena kondisi rumahnya cukup membahayakan kalau ditempati.
"Alhamdulillah kalau korban jiwa ataupun korban luka tidak ada. Tanah longsor hanya berdampak terhadap bangunan rumah," kata Sandra, Sabtu, (2/12).
Lima daerah di Desa Cianaga yang diterjang tanah longsor yaitu Kampung Cipicung RT 05/01, Kampung Cimeri RT 03/01, Kampung Cimanggu RT 07/02, Kampung Cisuren RT 01/03, dan Kampung Ciangrit RT 07/04. Dari 8 unit rumah yang terdampak, satu unit rumah di Kampung Cimanggu kondisinya rusak berat.
Baca juga: 12 Warga Humbahas Sumut Hilang akibat Banjir Bandang dan Longsor
Sementara dua unit rumah rawan runtuh, satu unit rumah rusak ringan, dan empat rumah kondisinya terancam. Sedangkan jalan desa yang tertimbun berada di Kampung Cimeri RT 03/01 dan Kampung Cisuren Rar 01/03.
"Hasil asesmen di lapangan, di lokasi dibutuhkan misalnya terpal, karung, dan berbagai perlengkapan lainnya. Saat ini di lokasi masih dilakukan penanganan," ujar Sandra.
BPBD mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Imbauan itu mengingat kondisi cuaca yang cukup ekstrem.
"Hujan deras kerap disertai angin kencang dan petir. Cukup memungkinkan terjadinya tanah longsor, banjir, maupun pergerakan tanah," pungkasnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Tanah Longsor, Bapak dan Anak Tewas
15 Kecamatan di Tasikmalaya Terdampak Tanah Longsor dan Pergerakan Tanah
Waspada, Ini 5 Kabupaten di Jawa Barat yang Berisiko Tinggi Tanah Longsor
Tanah Longsor Menerjang 60 Titik dan 12 Kecamatan di Tasikmalaya
Dua Orang Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Blitar
Tebing Setinggi 10 Meter Longsor Tutupi Jalan Alternatif Tasikmalaya-Garut
Hujan Masih Turun di Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Mengenal Hujan Asam, Penyebab dan Dampaknya
Warga Palu Diimbau Waspadai Penyakit DBD
DBD Meningkat di Tasikmalaya, Capai 500 Kasus
Mengenal Angin Muson Penyebab Indonesia Alami Perubahan Musim
Pj Gubernur Jateng Ajak Pencegahan dan Inovasi Teknologi dalam Penanganan Bencana 2024
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap