visitaaponce.com

Mengkhawatirkan, Bangunan RSUD Lembang di Tebing Rawan Longsor

Mengkhawatirkan, Bangunan RSUD Lembang di Tebing Rawan Longsor
Bangunan RSUD Lembang disarankan agar dikosongkan karena berada di wilayah rawan.(MI/Depi Gunawan.)

PENJABAT (Pj) Bupati Bandung Barat, Jawa Barat, Arsan Latif mengaku miris setelah melihat kondisi bangunan RSUD Lembang yang rawan ambruk. Dengan posisi bangunan yang berada di garis Sesar Lembang dan berdiri di sisi tebing, memungkinkan terjadi hal yang tidak diharapkan.

"Dari beberapa RSUD yang ada di Bandung Barat, ini yang paling parah. Setelah tadi mengecek beberapa ruangan, kondisinya sudah renggang-renggang, ibarat kardus melilit ya, saya enggak berani," ucap Arsan saat meninjau RSUD Lembang, Rabu (6/12).

Di beberapa sisi bangunan, terlihat sudah terjadi retakan terutama di ruangan administrasi pegawai RSUD Lembang. Lantai keramik juga rusak karena terdorong pergerakan tanah.

Baca juga: Lembang Diterjang Longsor, Warga Cimahi Gatal-Gatal akibat Banjir

Arsan salut kepada para pegawai yang masih setia bekerja meski dengan kondisi bangunan yang memprihatinkan. Untuk mencegah kejadian lebih parah, ia memerintahkan Direktur RSUD Lembang segera berkoordinasi dengan Dinas PUTR dan Dinas Kesehatan.

"Coba segera berikan saran dan rekomendasi cara menyelesaikan persoalan ini. Ini menyangkut pelayanan dasar. Segera selesaikan apapun caranya. Miris melihat kondisi rumah sakit yang sudah separah ini dan masih dipakai," ucap Arsan.

Baca juga: Digerus Hujan, Tembok Penahan Tanah RSUD Lembang Ambruk

Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Lembang pada Dinas PUTR Bandung Barat Yogi Maxi Antoni menyatakan, pihaknya menyarankan agar RSUD Lembang tidak digunakan sementara sebelum dilakukan penguatan struktur bangunan. "Kita rekomendasikan agar lebih mengutamakan keselamatan yang pertama, kita sarankan bangunan dikosongkan. Pihak RSUD juga katanya sudah merencanakan akan mengalihkan pelayanan rawat jalan ke tempat rawat inap karena lebih aman," ungkap Yogi.

Sebelumnya, hujan deras memicu pergeseran tanah pada Senin (4/12) siang hingga merobohkan tembok penahan tanah (TPT) di belakang RSUD Lembang. Bukan hanya dipicu intensitas hujan, kejadian itu juga dipengaruhi karena bangunan RSUD berada di jalur rawan gempa.

"Sudah ada kajian dari ITB terkait kondisi ini. Dalam kajian tersebut disebutkan bangunan RSUD Lembang termasuk dalam lempeng Sesar Lembang. Pihak ITB lantas menyarankan dua opsi yakni merelokasi rumah sakit atau memperkuat struktur bangunan," terang Kepala Bidang Sarana dan Prasarana RSUD Lembang, Rita Nur Cahyani.

Dari dua opsi tersebut, pihaknya memilih untuk memperkuat struktur bangunan karena berbagai pertimbangan. "Kalau harus merelokasi, kami kesulitan mencari lahan pengganti meski sudah ada beberapa lokasi tetapi harga tanahnya cukup mahal sampai Rp500 miliar. Selain itu, lokasi di sini sangat strategis karena bisa menjangkau pasien dari wilayah Kota Bandung, selain Lembang dan Subang," bebernya.

Sementara apabila dilakukan penguatan struktur bangunan, estimasi kebutuhan biaya bisa lebih ditekan." Dibutuhkan biaya sekitar Rp11 miliar untuk membangun turap dan penahan tanah sepanjang 300 meter di sekitar rumah sakit," tandasnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat