BMKG Petakan Sesar Aktif Baru di Sumedang
![BMKG Petakan Sesar Aktif Baru di Sumedang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/c349da004ffaff3010b7a0c18352bde4.jpg)
BADAN Meteorologi Klimatiologi dan Geofisika (BMKG) menemukan adanya sesar aktif baru di wilayah Sumedang, Jawa Barat bernama Sesar Sumedang. Berdasarkan analisis yang dilakukan, sesar tersebut merupakan pemicu dari gempa 4,8 magnitudo yang terjadi di Sumedang pada 31 Desember 2023 lalu.
“Patahan yang teridentifikasi belum terpetakan. Maka sesuai dengan analisis data seismisitas BMKG, patahan tersebut karena melewati Kota Sumedang maka disebut sebagai Sesar Sumedang,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Senin (8/1).
Seperti diketahui, pada 31 Desember 2023 pukul 20.34 WIB, terjadi gempa di wilayah Sumedang dengan kekuatan 4,8 magnitudo. Sebelum itu, ada sejumlah gempa yang mengawali, yakni pada pukul 14.35 WIB dengan kekuatan 4,1 magnitudo dan pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 3,4 magnitudo. Adapun, berdasarkan data BPBD Jawa Barat, gempa tersebut mengakibatkan 10 orang luka-luka dan 138 rumah di wilayah Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung rusak.
Baca juga: Fenomena El Nino di NTT bakal Berlanjut sampai April 2024
Berdasarkan hasil pemetaan, sumber gempa tersebut berasal dari Sesar Sumedang yang memiliki dua segmen dengan panjang masing-masing sekitar 2 kilometer.
Menurut Dwikorita, wilayah Kabupaten Sumedang memang merupakan wilayah rawan gempa. Hal itu disebabkan karena adanya zona tumbukan lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia di Suamudra Hindia, serta adanya beberapa sesar aktif di daratan yang telah terpetakan sebelumnya, Seperti sesar Cimandiri, sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamigkis, sesar Garseia, sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo, Sesar Cipeles serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.
Informasi mengenai adanya sesar baru, kata Dwikorita, bukan bermaksud untuk menakut-nakuti masyarakat. Hal itu justru untuk mengantisipasi kejadian gempa selanjutnya.
“Ini untuk menjadi kewaspadaan dan kesiapan, bukan menimbulkan ketakutan. Justru untuk menenangkan. Kalau sudah tahu apa ancamannya dan di mana, risikonya seberapa besar, bisa disiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi risiko tersebut,” beber dia.
Terkait dengan hal itu, BMKG merekomendasikan agar pemerintah daerah dan pihak terkait perlu melakukan evaluasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan peta zona bahaya gempa bumi serta pelamparan sesar aktif, evaluasi dan penerapan building code berdasarkan peta mikrozonasi berbasis peak ground acceleration (PGA).
Selain itu edukasi dan sosialisasi kebencanaan yang berkesinambungan, terkait potensi bencana gempa bumi maupun bahaya ikutannya, serta potensi bencana hidrometeorologo. “Dalam hal itu BMKG siap untuk terus mendukung program edukasi tersebut,” imbuh Dwikorita.
Baca juga: BMKG: Jabodetabek akan Dilanda Hujan Deras dan Cuaca Ekstrem hingga 10 Januari
Ia juga mengimbau agar pemerintah terus mendampingi dan mengingatkan masyarakat agar jangan terpengaruh isu-isu yang tidak jelas tentang gempa bumi dari sumber yang tidak jelas. “Masyarakat diimbau untuk memonitor perkembangan informasi dari BMKG yang disampaikan melaluli berbagai media atau melalui posko utama,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, berdasarkan catatan, Sumedang telah mengalami gempa bumi sebanyak dua kali.
Pertama, pada 14 Agustus 1955, Sumedang pernah diguncang gempa yang menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah. Dalam sehari, gempa mengguncang Sumedang beberpaa kali hingga menyebabkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Gempa terjadi secara tiba-tiba mengguncang pukul 10.23 WIB.
“Lalu pada 19 Desember 1972 Sumedang pernah diguncang gempa merusak. Dampak gempa kerak dangkal 4,5 magnitudo saat itu mencapai skala intensitas VI MMI, menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah dan longsoran di Cibunar, Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat,” ucap dia. (Z-6)
Terkini Lainnya
Prakiraan Cuaca Jawa Tengah: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Waspada! Hari ini 3 Siklon Terpantau di Beberapa Wilayah
BMKG: Gempa di Pangandaran Jabar Dipicu Aktivitas Lempeng Indo-Australia
Hadapi Krisis Perubahan Iklim, BMKG Bekali Petani Milenial dengan Sekolah Lapang Iklim di Imogiri Yogyakarta
BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla di Kalbar
Siapkan Payung, Jakarta Diprediksi Hujan pada Jumat 28 Juni 2024
Rehabilitasi Pascabencana Likuefaksi Sulawesi Tengah Terbangun 12 Ribu Hunian
Novotel Suites Yogyakarta Malioboro Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana saat Musim Liburan
Diawali Dua Guncangan Kecil, Gempa Hampiri Simeulue Aceh
Gempa Tektonik Magnitudo 4.6 Guncang Lamno Aceh Jaya
BNPB Perkirakan Bulan Depan Kemarau Terjadi Merata
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap