visitaaponce.com

Nol Karbon dan Blue Forest Kolaborasi Restorasi Hutan Mangrove di Aceh

Nol Karbon dan Blue Forest Kolaborasi Restorasi Hutan Mangrove di Aceh
Kerja sama Nol Karbon dengan Blue Forest terkait restorasi hutan mangrove di Aceh(Dok. Nol Karbon)

NOL Karbon, yang berbasis di Indonesia, dan Blue Forest, yang berpusat di Uni Emirat Arab menandatangani perjanjian kerja sama untuk memulihkan 6.459 hektar hutan mangrove yang terdegradasi di Aceh dalam 2 tahun ke depan. 

Proyek restorasi itu akan dikembangkan dengan melibatkan masyarakat lokal dan didanai melalui ekonomi karbon.

Kemitraan itu merupakan langkah konkret dalam upaya mitigasi emisi CO2 dan pemberdayaan ekonomi lokal di area hutan mangrove, terutama di Aceh yang menjadi rumah bagi 96.813 orang komunitas nelayan

Baca juga : Tim SAR Evakuasi Tiga Nelayan Aceh yang Terapung 14 Hari di Samudera Hindia

Hl itu juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol pada tahun 2060, sebagaimana diutarakan oleh Presiden Joko Widodo pada COP28 di Dubai.

Direktur Nol Karbon Indonesia Pera Malinda Sihite dan Direktur Blue Forest Sohaib Alhajhussein, secara resmi memformalkan kolaborasi ini melalui penandatanganan Nota Kesepahaman di Langsa, Aceh Timur, Senin (12/2).

"Sebagai negara dengan luasan hutan mangrove terbesar di dunia, Nol Karbon berharap kerjasama dengan Blue Forest akan memulai upaya restorasi hutan mangrove di Aceh dan seluruh Indonesia," ungkap Pera Malinda Sihite.

Baca juga : 19 Tahun Tsunami Aceh, Puluhan Ribu Nelayan Libur Melaut untuk Bertafakur

Ia menjelaskan, Nol Karbon ingin memberikan manfaat ekonomi karbon kepada masyarakat lokal melalui implementasi silvofishery, yang menggabungkan perikanan dengan penanaman hutan mangrove. 

"Semakin banyak hutan mangrove yang Nol Karbon tanam, semakin banyak komunitas yang kami bantu," imbuhnya.

Sohaib Alhajhussein mengungkapkan, misi Blue Forest adalah memulihkan ekosistem mangrove secara global. 

Baca juga : Demi Cuan, Indonesia bakal Jadi Tempat Penyimpanan Karbon Negara Lain

Kami sangat senang dapat bekerja dengan Nol Karbon untuk memulihkan hutan mangrove di Aceh dan pada saat yang sama memberi dampak positif bagi hampir 100.000 jiwa," katanya.

Saat ini, Blue Forest sedang mengembangkan proyek karbon biru terbesar di Afrika melalui proyek MozBlue di Mozambik. 

"Dengan berkolaborasi dengan Nol Karbon, kami bertujuan untuk memberikan dampak serupa di Indonesia," tambah Sohaib Alhajhussein.

Baca juga : 135 Pengungsi Rohingya Sembunyikan Kapal Jauh dari Lokasi Pendaratan

Indonesia memiliki luasan hutan mangrove terbesar di dunia, mencapai sekitar 3,3 juta hektar. Hutan mangrove di negara ini memiliki potensi untuk menyerap 4-5 kali lebih banyak karbon daripada hutan daratan, dengan kapasitas penyerapan sekitar 33 miliar ton karbon dioksida (CO2) atau sekitar 1.000 ton karbon per hektar. 

Hutan mangrove menyediakan layanan ekosistem berharga yang berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi di Indonesia, dengan manfaat rata-rata mencapai USD 15.000 per hektar per tahun.

Perdagangan karbon memiliki potensi besar bagi Indonesia, mengingat hutan tropisnya yang luas. Berdasarkan data luas hutan, dengan skenario harga kredit karbon sebesar US$5 per ton, pendapatan potensial bisa mencapai Rp8.000 triliun. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat