visitaaponce.com

Siasati El Nino, Petani Padi di Aceh Tanam Semangka

Siasati El Nino, Petani Padi di Aceh Tanam Semangka
Hasbi sedang beraktivitas di lahan semangka, kawasan Desa Ceurih Keupula, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Aceh.(MI/Amir MR)

FENOMENA alam El Nino yang mulai terasa di Provinsi Aceh membuat sebagian petani padi setempat lebih waspada terhadap gagal panen. Mereka menghindari kekeringan dan cuaca panas yang berujung gagal panen.

Itu terlihat dari sebagian petani sawah yang biasanya menanam padi gadu (musim tanam kedua) kini beralih ke tanaman yang sedikit membutuhkan air atau lebih tahan kekeringan. Di Kabupaten Pidie, misalnya, sebagian petani beralih ke tanaman semangka dan palawija lain. 

Padahal lahan lokasi itu sering ditanami padi dua kali dalam setahun. Ini seperti di lahan sawah Blang Reubee, Kecamatan Delima. Petani lebih suka menanam semangka dan kedelai.

Baca juga : Fenomena El Nino, Petani Aceh Bisa Panen Gadu 15 Ribu Hektare

Lain lagi di Kemukiman Bambi dan Lampoh Saka, Kecamatan Peukan Baro. Mereka memilih menanam bawang merah dan kacang tanah.

"Sudah mulai musim kemarau, cuaca juga sangat panas, kami tidak menanam padi musim gadu kali ini. Supaya sawah tetap menghasilkan, tentu menanam semangka," tutur Hasbi, warga Desa Ceurih Keupula, Selasa (30/4).

Walau saat musim tanam rencengan (musim tanam pertama) sering terendam banjir akibat luapan sungai, tetapi saat ini sedang krisis debit air irigasi. Hanya sebagian kecil yang mendapat sumber air pengairan.

Pakar Ilmu Tanah yang juga Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh, Helmi, mengatakan, setiap tanaman memiliki ciri dan kebutuhan air berbeda. Untuk tanaman padi, misalnya, kebutuhan air tergolong lebih besar yakni mencapai 2 liter per hektare (ha) per detik. Sedangkan palawija, termasuk semangka, membutuhkan air seperlima dari kebutuhan tanaman padi.

"Tidak semua tanaman cocok saat musim kemarau dan bukan semua tanaman bisa dibudidayakan ketika musim penghujan. Padi butuh sedikit tergenang pada bagian bawah walau hanya sesekali. Palawija hanya butuh kelembapan tanah walau tidak sering," tutur alumnus Nagoya Universiti Jepang. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat