Siasati El Nino, Petani Padi di Aceh Tanam Semangka
![Siasati El Nino, Petani Padi di Aceh Tanam Semangka](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/f91e2b1b6ac95c79b21930309f28086f.jpg)
FENOMENA alam El Nino yang mulai terasa di Provinsi Aceh membuat sebagian petani padi setempat lebih waspada terhadap gagal panen. Mereka menghindari kekeringan dan cuaca panas yang berujung gagal panen.
Itu terlihat dari sebagian petani sawah yang biasanya menanam padi gadu (musim tanam kedua) kini beralih ke tanaman yang sedikit membutuhkan air atau lebih tahan kekeringan. Di Kabupaten Pidie, misalnya, sebagian petani beralih ke tanaman semangka dan palawija lain.
Padahal lahan lokasi itu sering ditanami padi dua kali dalam setahun. Ini seperti di lahan sawah Blang Reubee, Kecamatan Delima. Petani lebih suka menanam semangka dan kedelai.
Baca juga : Fenomena El Nino, Petani Aceh Bisa Panen Gadu 15 Ribu Hektare
Lain lagi di Kemukiman Bambi dan Lampoh Saka, Kecamatan Peukan Baro. Mereka memilih menanam bawang merah dan kacang tanah.
"Sudah mulai musim kemarau, cuaca juga sangat panas, kami tidak menanam padi musim gadu kali ini. Supaya sawah tetap menghasilkan, tentu menanam semangka," tutur Hasbi, warga Desa Ceurih Keupula, Selasa (30/4).
Walau saat musim tanam rencengan (musim tanam pertama) sering terendam banjir akibat luapan sungai, tetapi saat ini sedang krisis debit air irigasi. Hanya sebagian kecil yang mendapat sumber air pengairan.
Pakar Ilmu Tanah yang juga Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh, Helmi, mengatakan, setiap tanaman memiliki ciri dan kebutuhan air berbeda. Untuk tanaman padi, misalnya, kebutuhan air tergolong lebih besar yakni mencapai 2 liter per hektare (ha) per detik. Sedangkan palawija, termasuk semangka, membutuhkan air seperlima dari kebutuhan tanaman padi.
"Tidak semua tanaman cocok saat musim kemarau dan bukan semua tanaman bisa dibudidayakan ketika musim penghujan. Padi butuh sedikit tergenang pada bagian bawah walau hanya sesekali. Palawija hanya butuh kelembapan tanah walau tidak sering," tutur alumnus Nagoya Universiti Jepang. (Z-2)
Terkini Lainnya
Pastikan Produksi Aman, Kementan Tinjau Langsung Padi hingga Tebu di Cirebon
Kotawaringin Timur Siap Jadi Penyangga Pangan IKN
Antisipasi El Nino, Padi Gogo Dikembangkan di Rejang Lebong
100 Ha Tanaman Pangan Dibabat Akibat Gagal Panen
120 Hektare Lahan Sawah Desa Kupang Alami Kekeringan
Tanaman Padi Daerah Tadah Hujan di Klaten Terancam Kekeringan
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Kementan Dorong Petani Muda Kembangkan Pertanian Lahan Rawa Modern
Waduk di Pantura Mengering, Ratusan Hektare Tanaman Pangan Terancam Gagal Panen
Kementan Berikan Bantuan kepada Para Petani Muda di Daerah
Petani Milenial Perempuan Tingkatkan Jejaring Dorong Produktivitas
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap