Modus Perdagangan Orang Secara Daring, Banyak Anak-Anak tanpa Sadar Jadi Korban
![Modus Perdagangan Orang Secara Daring, Banyak Anak-Anak tanpa Sadar Jadi Korban](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/12/76a893357833ed9580decffd8cdb8e30.jpg)
ORGANISASI Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) mencatat modus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) saat ini yakni dilakukan secara daring. Hal itu membuat banyak anak-anak yang terbuai informasi yang salah, sehingga tanpa sadar masuk ke jaringan perdagangan orang
"Para korban anak justru mencari informasi dan mendaftar seolah-olah para anak ini secara sukarela melakukannya. Pada akhirnya korban berhasil diselamatkan dan proses hukumnya dilanjutkan," kata National Project Officer Counter Trafficking Unit IOM Indonesia Eny Rofiatul Ngazizah dalam Media Talk: Kondisi Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia dan Dampaknya pada Perempuan dan Anak, Jumat (3/12).
Eny menegaskan, unsur sukarela tersebut membuat unsur-unsur TPPO sulit dipenuhi di pengadilan. Sebab anak-anak ini secara sukarela mendaftarkan dirinya pada jaringan TPPO tersebut.
Padahal dalam unsur TPPO tentu ada paksaan, tipu daya, informasi palsu, bujuk rayu, iming-iming palsu, dan lainnya. Sementara dalam kasus TPPO daring ini justru anak-anak tersebut yang mencari tahu dengan aktif dari sindikat ini.
Baca juga : Perdagangan Orang Masih Merajalela di tengah Pandemi, Perempuan jadi Korban Terbanyak
Dalam menyikapi hal itu, IOM Indonesia memastikan respon layanan dibuat secara fleksible dengan memperhatikan norma hukum yang berlaku. Hal itu. konteks korban berupa anak-anak dengan kondisi emosional belum matang, sehingga terjebak dalam sindikat perdagangan orang tersebut.
"IOM sendiri memberikan layanan yang cukup komprehensif untuk melengkapi layanan yang dimiliki pemerintah melalui pendekatan 4 P, yaitu perlindungan, penuntutan, pencegahan, dan partnership," ujar Enny.
IOM juga mengupayakan pemberian rehabilitasi kepada korban sebelum dipulangkan ke daerah asal serta memastikan ada integrasi agar keluarga di daerah menerima dan korban pun bisa berinteraksi lagi dengan keluarga dan masyarakat.
"Sehingga dia tidak terjebak lagi dalam sindikat TPPO ini yang memperdagangkan dirinya keluar pulau atau luar negeri," pungkasnya. (OL-7)
Terkini Lainnya
Keluarga Korban Perdagangan Manusia di Myanmar Minta Pertolongan ke Presiden Jokowi
7 Bulan Terombang-ambing di Laut, 49 Korban TPPO Berhasil Dievakuasi
Kasus TPPO di NTT Masuk Kategori Gawat Darurat
Indonesia Darurat TTPO, 3.700 PMI Jadi Korban, Komnas HAM Luncurkan Program 'Jalan Terjal'
Interpol Tangkap 219 Orang dalam Operasi Perdagangan Manusia
Satgas Libatkan Interpol Berantas Judi Online
Polisi Tangkap Ibu di Labuhanbatu Sumut yang Jual Bayi Rp4 Juta
Viral Bayi di Yayasan Diambil Paksa Dinsos Tangerang, Wali Kota: Ada Indikasi TPPO
Anak Usia 14 Tahun Dipaksa jadi Pekerja Asusila di Ciamis
Polres Jombang Ungkap Kasus Perdagangan Anak dan Prostitusi Daring
Urbanisasi Meningkat, Polsek Tambora Antisipasi Kemunculan Korban PSK Baru
Merawat Ruang Publik
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap