visitaaponce.com

Ada Indikasi LSM Asing Mendukung Gerakan Kemerdekaan Papua

Ada Indikasi LSM Asing Mendukung Gerakan Kemerdekaan Papua 
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.(Ist)

MARAKNYA kembali gerakan yang mendukung kemerdekaan Papua perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Indonesia.

Gerakan ini sebenarnya bukan hal yang baru, mengingat ancaman separatis ini telah ada sebagai buah dari ketidakpuasan sekelompok kecil pihak terhadap hasil Penentuan Pendapat Rakyat yang dilakukan oleh PBB berdasarkan The New York Agreement pada tahun 1969. 

Untuk saat ini, masifnya isu kemerdekaan Papua tersebut belum mengarah pada fase yang membahayakan integritas NKRI

Baca juga : Mantan Pejuang OPM Dukung Redefinisi KKB Papua Jadi Teroris

Agar dapat membawa isu kemerdekaan Papua ke forum internasional seperti PBB sampai dengan melaksanakan referendum ulang guna menentukan kemerdekaan Papua, diperlukan adanya dukungan dari negara-negara yang memiliki pengaruh besar dalam kancah politik internasional.

Sedangkan sampai saat ini, dukungan terhadap gerakan tersebut umumnya berasal dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing.  

Mengenai LSM-LSM asing yang mendukung kemerdekaan Papua, aktivitas mereka tidak hanya terbatas pada kegiatan kampanye di luar negeri saja,.

Baca juga : Dua Korban Penembakan KKB Papua dari Anggota Brimob Polda NTT

Hal tersebut seperti yang dilakukan Free West Papua Campaign atau West Papua Interest Association, tetapi bisa juga mencakup kegiatan-kegiatan langsung di tanah Papua. 

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat diselubungkan dalam bentuk aksi sosial yang berpotensi membahayakan stabilitas Papua, mengingat karena di samping kemungkinan aktivitas tersebut secara ilegal bisa menyalurkan dukungan langsung kepada aktivis separatis Papua.

Dukungan tersebut di antaranya dalam bentuk dana dan teknis, campur tangan dari LSM asing tersebut di masyarakat Papua dapat juga mengakibatkan keresahan yang mampu memicu pecahnya kerusuhan. 

Baca juga : TNI: Prioritas Utama Kita Adalah Keselamatan Pilot

Kerusuhan tersebut selanjutnya bisa dipakai untuk menyalahkan kebijaksanaan dan aktivitas pemerintah Indonesia di Papua, menjustifikasi gerakan separatis Papua, dan menuntut dunia internasional untuk turut intervensi.  

"Adanya keterlibatan asing dalam kerusuhan di Papua termasuk dalam bentuk dana dan logistik," kata pengamat Intelijen Stanislaus Riyanto dalam keterangan pers, Kamis (8/9). 

 LSM-LSM asing pro-kemerdekaan Papua menggunakan dalih pembelaan masyarakat lokal terhadap pelanggaran HAM, dan ketidakadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam Papua.

Baca juga : KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Lakukan 65 Tindak Kejahatan

"Namun tidak menutup kemungkinan kalau sebenarnya tujuan utama dari aktivitas mereka adalah untuk kepentingan mereka sendiri atau pihak-pihak yang berdiri di belakang mereka," jelas Stanislaus. 

Telah banyak ditemukan bukti bahwa beberapa LSM asing melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan misi utamanya guna memenuhi permintaan dari pemberi dana.

Salah satu contoh adalah program SETAPAK 3 yang dikelola oleh The Asia Foudation (TAF) dan didanai UK Climate Change. 

Baca juga : DPR Desak Pemerintah untuk Tegas Hadapi KKB

"Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua dipandang akan membawa banyak dampak negatif pada program SETAPAK 3.," ucap Stanislaus.

"Oleh karenanya, sejak Mei tahun ini, TAF mulai mendanai sejumlah kelompok separatis dan media independen di Papua untuk menolak DOB dan mencabut otonomi khusus," paparnya. (RO/OL-09)  

Baca juga : TNI : KKB jangan Menjadikan Warga Papua sebagai Tameng

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat