ZEE Indonesia Semakin Perlu Perhatian Serius Pemerintah
Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC) Marcellus Hakeng Jayawibawa mengungkapkan sektor kemaritiman perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Utamanya soal kedaulatan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Menurutnya, ZEE Indonesia di perairan Natuna yang kaya akan sumber daya perikanan kerap menjadi incaran kapal ikan asing seperti dari Tiongkok dan Vietnam. Belum lagi, persoalan pemberian konsesi ZEE ke Vietnam yang tidak kunjung menemui kesepakatan.
"Eskalasi di wilayah perairan Natuna akan terjadi mengingat potensi perikanan tangkap cukup besar. Karena itu perlu pengawasan dari pemerintah Indonesia untuk memberi perlindungan kepada nelayan Indonesia," ujar ungkap Hakeng dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Hakeng juga menyinggung posisi Indonesia yang strategis dalam peta pelayaran dunia. Indonesia sepatutnya menyadari dan memanfaatkan potensi tersebut.
"Saya ingin mengingatkan pula bahwa saat ini telah terjadi peralihan aktivitas dan perhatian dunia dari wilayah Mediterania dan Atlantik ke kawasan Indopasifik. Peralihan tersebut tentu saja mengakibatkan wilayah maritim Indonesia kembali menjadi perlintasan strategis. Samudera Hindia menjadi perlintasan strategis dan Indonesia yang sangat dekat. Karena itu Indonesia harus sadar dengan posisinya secara geopolitik dan geostrategis," beber Hakeng.
Menurut Hakeng, Indonesia bisa mewujudkan diri menjadi poros maritim dunia melalui ekonomi biru dari sumber daya protein ikan lautnya. Ia mengungkapkan luasnya wilayah maritim Indonesia dengan berbagai kekayaan. Potensi itu memang belum sepenuhnya dapat tertangani secara optimal. Hasil perikanan tangkap belum sepenuhnya dimanfaatkan. Hal itu terjadi karena masih kurangnya perhatian pada sektor maritim.
"Indonesia mempunyai sebelas Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), antara lain perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan, perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau, perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur. Kesebelas WPPNRI tersebut memiliki sumber daya ikan tangkap yang jenisnya berbeda-beda," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Hakeng menilai sudah saatnya Indonesia fokus kembali ke maritim. Menurutnya, laut bisa diposisikan sebagai pemecah persoalan bangsa seperti pengentasan kemiskinan, penurunan angka pengangguran hingga pada persoalan kelaparan. Untuk mewujudkan itu dibutuhkan kerjasama antara semua pihak, baik pemerintah pusat dan daerah. (OL-8)
Terkini Lainnya
Bea Cukai Perkuat Patroli Laut untuk Jaga Perairan Batam
Bea Cukai Batam Perkuat Patroli Laut untuk Jaga Keamanan dan Kondusivitas Ekonomi
Ratusan Media Terumbu Karang Dilepaskan demi Jaga Ekosistem Perairan
Bali Basin Action Agenda Bukti Komitmen Perlindungan Sungai dan Perairan di WWF Ke-10
Pengamat: Operasi Sapu Bersih TNI AL Harus Didukung
Bakamla dan TNI AL Halau Tanker asal Marshall Masuk Selat Malaka
Pendekatan Diplomasi Dinilai Efektif Jaga Kedaulatan Maritim RI
Kalahkan Vietnam 5-0, Indonesia Raih Peringkat Ketiga Piala AFF U-16
Erick Thohir Sambut Positif Tim U-16 Peringkat Tiga Piala AFF
Vietjet Masuk Jajaran 50 Perusahaan Terbaik versi Forbes Vietnam
Menang 4-1 atas Vietnam, Tim Junior Indonesia Bersiap Hadapi India
Pantai Bisa Jadi Pilihan Destinasi Liburan Saat ke Vietnam
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap