Oknum TNI Polri Pemasok Senjata di Papua Harus Ditindak Tegas
![Oknum TNI Polri Pemasok Senjata di Papua Harus Ditindak Tegas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/acb674cfda208c23b2a42c229745a042.jpg)
Peneliti kajian Papua Badan Riset dan Inovasi National (BRIN) Cahyo Pamungkas mengatakan pemerintah dapat melakukan upaya pencegahan konflik di Bumi Cendrawasih dengan memblokir jalur perdagangan senjata.
Yang menjadi persoalan, dari hasil penelitian pada 2010-2022, senjata yang masuk ke Papua mayoritas dipasok oleh oknum anggota TNI dan Polri. Sementara, pasokan dari negara lain yakni Papua Nugini dan Filipina hanya beberapa kasus saja.
“Masalahnya, dari penelitian Aliansi Demokrasi untuk Papua Jayapura, sebagian besar pemasok senjata adalah oknum TNI dan Polri. Yang dari Papuan Nugini dan Filipina hanya beberapa kasus. Oleh karena itu, pembatasan senjata dapat dimulai dari penegakan hukum terhadap oknum TNI dan Polri yang terlibat penjualan senjata dan amunisi,” ujar Cahyo saat dihubungi, Senin (27/3).
Baca juga: Panglima TNI Kirim 900 Prajurit ke Papua, Jaga Kondusifitas dan Perbatasan RI-PNG
Ia juga menekankan bahwa penyelesaian konflik di Papua hanya dapat dilakukan dengan dialog. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah mengubah cara pendekatan dalam menyelesaikan konflik yang sudah terjadi puluhan tahun di Kawasan tersebut.
“Saya selalu konsisten bahwa upaya penyelesaian konflik hanya dapat dilakukan dengan dialog. Tidak mungkin OPM dilakukan penegakan hukum karena mereka adalah gerakan separatis bersenjata. Solusinya adalah melakukan perundingan dan dialog untuk mencari solusi politik yang permanen untuk papua damai,” ucapnya
Baca juga: Satgas Pamtas Yonif 132/BS Berhasil Gerakan Nurani Masyarakat Papua Serahkan Munisi Tajam
Berdasarkan data Aliansi Demokrasi untuk Papua total senjata dan peluru yang berhasil dibawa hingga ke pengadilan 2010-2022 ialah 6.960 butir peluru, 56 pucuk senjata, dan uang Rp9,1 miliar. Jumlah itu belum termasuk barang bukti yang proses peradilannya tidak terlacak yaitu 7.633 butir peluru dan 81 pucuk senjata.
“Dari 43 peristiwa, ada 86 orang yang putusan pengadilannya diketahui. Sementara, setidaknya 14 orang dari 7 peristiwa tidak terlacak proses hukumnya,” tandas Cahyo. (Z-11)
Terkini Lainnya
PM Israel Benjamin Netanyahu Ungkap Penundaan Pasokan Senjata dari AS
Netanyahu Tuding Joe Biden Tunda Pengiriman Senjata ke Israel
Gedung Putih Balas Kritik Benjamin Netanyahu Terkait Penundaan Pengiriman Senjata ke Israel
Presiden Rusia Vladimir Putin Kunjungi Korea Utara
Geng Kriminal Culik 100 Orang di Nigeria
Senjata Buatan AS Renggut Nyawa Warga Gaza
Dewan HAM PBB Tuntut Embargo Senjata ke Israel
Biden Setujui Penjualan Senjata ke Israel tanpa Persetujuan Kongres
Komnas HAM Dalami Data Pasokan Senjata BUMN ke Myanmar
Defend ID Menegaskan Tidak Pernah Ekspor Senjata Sejak Februari 2021
BUMN Diduga Jual Senjata ke Myanmar, Pakar Politik Internasional: Blunder Besar
Pemasok Airsoft Gun dan David 'Koboi Jalanan' Sempat Kerja Bareng
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap