visitaaponce.com

Mahfud Jaga Toleransi di Tahun Politik

Mahfud : Jaga Toleransi di Tahun Politik
Menkopolhukam Mahfud MD(Antara)

MENTERI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengingatkan agar masyarakat, khususnya para elite bisa menjaga toleransi di tahun politik. Jangan menonjolkan perbedaan primodial, tapi angkat soal visi dan misinya.

“Kalau kita mau pemilu urusan-urusan perbedaan kadang kala, perbedaan primodial yang dijadikan alasan, bukan malah program,” ujarnya dalam Halalbihalal Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dikutip dari YouTube Kemenkopolhukam, Sabtu (13/5).

Mahfud menuturkan siapapun berhak mencalonkan diri menjadi calon presiden asalkan memenuhi syarat seperti yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta tidak melanggar konstitusi.

Baca juga : Demokrasi Indonesia Mundur karena Lembaga Negara Menghalalkan Segala Cara

Soal menggunakan kendaraan politik dari partai manapun menurutnya hal yang sah. “Yang penting semua anak bangsa memenuhi syarat konstitusi, memenuhi syarat perundang-undangan, kita biarkan untuk bersaing. Kita masing-masing punya dukungan enggak apa-apa,” ucapnya.

Perbedaan, ujarnya, merupakan hal yang fitrah atau pemberian dari Tuhan. Oleh karena itu, menurutnya lebih baik apabila seluruh bangsa bersatu fokus bekerja sama. Dalam pemilu, imbuhnya, tidak perlu bertengkar karena adanya perbedaan.

Baca juga : Surya Paloh : Jangan Terus Pertajam Perbedaan, Gol Besar Kita Indonesia Maju

“Mari bersatu dalam visi dan nilai perjuangan yang sama. Pemilu misalnya tidak ada pemilu menurut Kristen atau Islam, pemilu hukumnya sama,” ucap Mahfud.

“Kenapa kita bertengkar dengan hal yang berbeda sedikit sedangkan yang lain bisa dikerjasamakan,” imbuh dia.

Indonesia, terang Mahfud, merupakan negara religious nation state atau negara kebangsaan yang berketuhanan. Adapun cirinya, beragama atau berketuhanan dan Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda.

“Itulah sebabnya kita menyebut Indonesia sebagai religious nation state bukan Islamic nation state. Tuhan kita berbeda-beda diantara pemeluk agama dan di situ kita dipersatukan oleh perbedaan,” tutur Mahfud.

Ciri lain dari negara berketuhanan, menurutnya toleran terhadap perbedaan dengan menganggap perbedaan adalah ciptaan Tuhan. Lalu ciri lainnya, sebut dia, adalah masyarakat yang kosmopolitan atau punya sikap kesewargaannya.

“ Kita berbeda dalam banyak hal tapi satu dalam kehidupan bersama, merasa sewarga,” ucapnya. Ia mengingatkan agar masyarakat yang memeluk agama mayoritas tidak boleh sewenang-wenang terhadap minoritas. Tetapi bisa bekerja sama membangun bangsa.

Mahfud juga menuturkan bahwa organisasi – organisasi Islam besar di Indonesia juga telah berpandangan bahwa umat Islam dalam bernegara mengambil sikap wasatiah, Islam yang garis tengah, adil, toleran, dan reformatif. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat