Usut Tuntas Dugaan Uang Narkoba untuk Modal Pemilu 2024
![Usut Tuntas Dugaan Uang Narkoba untuk Modal Pemilu 2024](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/e35533b8f13abfd2a4762e1246d01aa1.jpg)
PENGAMAT kepolisian Bambang Rukminto angkat suara soal pernyataan Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba (Wadirtipidnakoba) Bareskrim Mabes Polri, Kombes Jayadi yang menduga terdapat sejumlah aliran dana hasil peredaran narkoba yang masuk ke kantong oknum legislator untuk ajang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Menurut Bambang, apa yang diungkapkan Wadirtipidnakoba Bareskrim Mabes Polri harus berdasarkan pada bukti yang kuat dan tidak boleh menduga-duga.
"Jangan sampai pernyataan ini menjadi pernyataan politis. Pernyataan polisi itu harus berdasarkan bukti yang kuat, jangan sampai hal ini menjadi bahan perbincangan di Pemilu 2024 mendatang," kata Bambang kepada Media Indonesia, Kamis (25/5).
Baca juga: Duit Narkoba di Pemilu 2024 Terkuak dari Penangkapan Anggota DPRD Sumut
Bambang meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut. Tak hanya itu, dalam mengungkap kasus ini, dia juga meminta agar pihak kepolisian melakukannya secara terbuka.
"Kasus ini harus diusut tuntas secara terbuka, jangan ada yang ditutupi. Ini semua agar masyarakat tahu dan agar kasus ini tidak menjadi bola panas di tengah masyarakat, terutama menjelang Pemilu 2024," ujarnya.
Menarik namun Memprihatinkan
Hal senada juga diungkapkan Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Yusfitriadi. Yusfitriadi menilai pernyataan Wadirtipidnakoba Bareskrim Mabes Polri sangat menarik dan sangat memprihatinkan.
Sangat menarik karena menurutnya, hal ini merupakan pernyataan sangat berani yang akan menimbulkan kegaduhan. Ditambah baru kali ini secara gamblang polisi menduga ada aliran dana hasil narkoba ke kalangan politisi, terlebih untuk kepentingan Pemilu 2024.
"Walaupun sebagian masyarakat mungkin sudah ada yang menduga-duga lancarnya peredaran narkoba di Indonesia tidak mungkin terjadi ketika tidak ada orang yang memback up secara total. Makanya pernyataan pihak kepolisian ini seakan memberikan pembenaran atas perspektif masyarakat tersebut," kata Yusfitriadi.
Baca juga: Temukan Aliran Dana Politik Pemilu dari Jaringan Narkoba, Polri Gandeng PPATK
Kalau melihat indikasi beberapa kasus yang sempat naik dan sampai vonis di persidangan, peredaran narkoba tersebut tidak sedikit yang melibatkan pihak kepolisian. Makanya ketika ada pernyataan bahwa para politisi juga menikmati hasil peredaran barang haram tersebut merupakan hal yang sangat menarik.
"Apakah pernyataan ini sebagai penyeimbang opini atau memang pihak kepolisian sudah mengantongi bukti awal yang mengarah kepada pembenaran pernyataannya tersebut? Jangan sampai pernyataan ini hanya sekedar melemparkan bola panas yang terus menggelinding tanpa ujung," tanya Yusfitriadi.
Baca juga: Narkopolitik, Praktik Gelap Aliran Dana Politik dari Jaringan Narkoba
Oleh karena itu, agar pernyataan Wadirtipidnakoba Bareskrim Mabes Polri tidak menjadi bola liar yang hanya membuat gaduh jelang Pemilu 2024, maka pihak kepolisian harus bertanggungjawab dengan memproses kasus ini secara tuntas, transparan dan akuntabel.
"Kalau memang ada politikus busuk yang menikmati aliran dana haram itu, maka harus sudah diketahui sebelum pemilu, agar rakyat bisa melihat dengan jelas siapa yang harus dihukum secara politis, dengan tidak memilihnya kembali pada Pemilu 2024. Sekaligus meningkatkan kepercayaan publik dan negara kepada institusi kepolisian," tegas dia.
Yusfitriadi juga membocorkan prakiraan nominal uang yang harus dikeluarkan para politikus untuk maju di Pemilu 2024 mendatang.
Untuk DPR RI Yusfitriadi memperkirakan setiap caleg harus menyiapkan uang Rp 15 miliar hingga Rp 20 miliar. Sementara untuk DPRD Provinsi Rp 10 miliar hingga Rp 12 miliar.
"Untuk tingkat kabupaten atau kota sekitar Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar. Dana-dana itu biasanya diperuntukan untuk kontribusi ke partai politik untuk mendapatkan nomor signifikan, branding media, alat peraga kampanye, menyiapkan berbagai forum, iklan di media dan pembelian suara. Tetapi ini semua kembali lagi ke partai politiknya, kalau partai politik tengah dan guram mungkin tidak sampai sebesar itu," tutupnya. (Z-7)
Terkini Lainnya
Menarik namun Memprihatinkan
Tingginya Angka Bunuh Diri pada Pria: Mengapa Kesehatan Mental Pria Sering Diabaikan?
Kasus Perundungan dan Narkoba di Kalangan Remaja Jadi Perhatian Khusus
Gedung Rehabilitasi Narkoba Dibangun di Kota Bandung
Eks Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez Dihukum Penjara 45 Tahun atas Perdagangan Narkoba
Hari Anti Narkoba Sedunia Jadi Momentum Memutus Mata Rantai Narkoba di Indonesia
26 Wilayah di Jakarta Masuk Kategori Rawan Narkoba
Kursi DPRD di Bengkulu Naik, DPP Kawal Kinerja Anggota Dewan Terpilih
KPK Bantah Kasus Harun Masiku Musiman Politik
Fadia-Sukirman Optimis Hadapi Tantangan Kotak Kosong di Pilkada Pekalongan
Jokowi Diyakini Masih Punya Pengaruh di Pilkada 2024
BSKDN Kemendagri Minta Parpol Optimalkan Rekrutmen dan Kaderisasi
Gobel Ajak Rumania Bikin Joint Commission
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap