visitaaponce.com

Saiful Mujani Daya Tawar Politik PDIP ke Demokrat Lemah

Saiful Mujani : Daya Tawar Politik PDIP ke Demokrat Lemah
PERTEMUAN PUAN DAN AHY DI JAKARTA, MINGGU, 18 JUNI 2023.(MI/Usman Iskandar)

NAMA Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudoyono (AHY) yang disebut masuk dalam bursa cawapres Ganjar Pranowo dinilai hanya sebagai gimik politik sebab daya tawarnya lemah.

Kepastian AHY bisa mendampingi Ganjar mungkin menjadi target namun diyakini daya tawar politik tersebut tidak sekuat di dalam KPP. Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saiful Mujani menerangkan hal tersebut dalam diskusi politik, Kamis (22/6).

"Apakah memang AHY bisa menjadi wakil Ganjar mungkin jadi lain targetnya. Kalau komunikasi dan bergaining dengan PDI Perjuangan mungkin tidak seperti deal yang dibuat dengan Nasdem dan PKS," imbuhnya.

Baca juga : Pertemuan Puan-AHY, PDIP belum Ingin Gandeng Demokrat

Misalnya, jelas Saiful Mujani, kalau dengan Anies harapannya AHY wakil dan itu hampir harga mati. Tapi kalau dengan PDI Perjuangan mungkin tidak harus cawapres.

"Mungkin bisa mencalonkan sama-sama pun itu sudah punya nilai sendiri karena ada hubungan yang unik antara PDIP dan Demokrat yang sejak pemilu 2024 sampai sekarang 2019 itu tidak berada dalam satu kubu," paparnya.

Baca juga : Koalisi Perubahan Sebut Sudah Sepakat Soal Cawapres, Diumumkan Usai Anies Naik Haji

 

Peta poros koalisi

Jika kemudian komunikasi kedua partai tersebut berujung pada dukungan satu pasangan calon maka pola poros bisa hanya menjadi tiga atau dua poros. Di sisi lain Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) juga akan berubah dengan bergabungnya Partai Golkar dan PAN.

"Itu tidak bisa dihindarkan atau bahkan bisa jadi dua karena jumlah partai semakin sedikit. Sekarang sudah terserap kalau PPP sama PDIP, Demokrat kekuatannya ditambah dengan non parlemen sudah 35%. Sudah tidak bisa dihindarkan untuk membuat hanya tiga koalisi maksimal"

Menurut terbuka kemungkinan PAN atau Golkar atau keduanya bergabung dengan koalisi perubahan khususnya Golkar. Sebab Golkar memiliki hubungan yang dekat dengan NasDem.

"Mereka satu keluarga dengan Golkar. Jadi sangat terbuka kemungkinan itu karena apa Golkar belum memutuskan Airlangga ini bisa jadi nomor satu atau nomor dua atau tidak. Bisa saja dalam hal ini Anis tetap menjadi nomor satu kemudian Golkar masuk itu cukup jadi Airlangga menjadi nomor 2 itu mungkin saja terjadi," paparnya.

Saiful juga memprediksi kemungkinan Anies Baswedan bergeser ke Prabowo Subianto juga terbuka. Partai Golkar yang belum menentukan sikap dengan jumlah kursi terbanyak setelah PDI Perjuangan bisa menjadi kunci peta koalisi.

"Kalau misalnya Golkar memberikan jalan untuk Anies jadi nomor dua dengan Prabowo, itu mungkin salah satu alternatif yang sangat kuat. Jika itu yang terjadi berarti kita hanya ada dua poros dan sejauh ini peluang itu lebih baik untuk mengalahkan Ganjar kalau Prabowo dengan Anis bergabung," tukasnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat