Hadapi Pilpres 2024, Internal PPP Diterpa Perbedaan Pandangan
RIAK yang menerpa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024 tak bisa dibendung lagi. Elite partai berlambang ka'bah itu terlibat konfrontasi secara terbuka di media.
Hal itu bermula dari pernyataan Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani yang menyebut kemungkinan yang terjadi jika Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) PPP Sandiaga Uno tidak menjadi cawapres dari capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.
Di dalam internal PPP terdapat diskusi dan wacana yang berkembang kemungkinan mencari jalan lain dalam menghadapi pilpres 2024.
Baca juga: PPP Hanya Usulkan Pasangan Ganjar-Sandi Hadapi Pilpres 2024
Sontak, pernyataan tersebut membuat Plt Ketum PPP Mardiono yang mendukung Presiden Jokowi berang. Bahkan, langsung menggelar rapat dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP secara mendadak untuk membahas isu tersebut.
Tak hanya itu, juru bicara PPP Usman M Tokan secara keras membantah pernyataan Arsul Sani dengan menuding koleganya itu tidak mewakili partai secara resmi, tapi bersifat pribadi.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin merespons bahwa konfrontasi elite PPP itu menunjukkan jika kondisi internal sedang tidak baik-baik saja.
Baca juga: Parpol semakin Dinamis, PPP Dinilai Bisa Lepas dari PDIP
"Kalau kita lihat dari sejarahnya PPP kan, sudah beberapa kali pecah, beberapa kali ada faksi. Dan kalau kita melihat dukungan Bacawapres ini dengan Sandiaga Uno juga sudah kelihatan faksi-faksinya itu. Ada yang mendukung Sandiaga Uno sebagai cawapres ada yang tidak. Dan kenyataannya seperti itu," kata Ujang dalam keterangan, Kamis (10/8).
Ujang juga menyebut bahwa konfrontasi secara terbuka di internal PPP merupakan daya gedor bagi koalisi agar aspirasi cawapres Sandiaga Uno diakomodir oleh PDIP pada pilpres 2024.
"Kan prinsipnya kalau berkoalisi harus dapat. Kalau berkoalisi dengan PDIP paling tidak capresnya dari PDIP dan cawapresnya dari PPP," pungkas Ujang.
Baca juga: Internal PPP Dengar Sandiaga Tak Mungkin Dipilih Jadi Cawapres Ganjar
Selanjutnya, Ujang menyarankan agar faksi-faksi di internal PPP tidak saling bahas komentar baik di media atau sosial media agar persoalan yang terjadi tidak semakin besar.
"Mestinya tidak berbalas komentar di media, agar tidak semakin kusut persoalannya di internal PPP. Semakin berbalas komentar, maka akan semakin runyam masalahnya.Mestinya dari masing-masing faksi, bisa menahan diri agar PPP tetap kondusif," tukasnya. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Sandiaga Uno Tunggu Surat Penugasan dari PPP untuk Maju Pilkada 2024
Saksi PPP di Riau Sebut tak Dapat Hak Pilih karena Kehabisan Surat Suara
PPP Tentukan Ikut Koalisi atau Oposisi Usai Mukernas 2024
Pengamat: Arsul Sani Harusnya tidak Dilibatkan Adili Perkara PPP di MK
Petinggi PPP Beri Sinyal Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran
HUT Ke-50 PPP, GMPI Jatim Optimistis Partai Berlambang Ka'bah Menang di Jatim
Koalisi 7 Partai Resmi Usung Andra Soni-Dimyati Kusumah di Pilgub Banten 2024
PPP Tegaskan tak Akan Lakukan Muktamar
Majelis PPP Desak Mardiono Gelar Muktamar Usai Kandas ke DPR
Empat Parpol Dukung Petahana di Pilkada Temanggung
Pengamat Sebut Mardiono Pantas Mundur karena Gagal Bawa PPP ke Senayan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap