visitaaponce.com

Erick Thohir Doa Bareng Gus Miftah untuk Persatuan Bangsa

Erick Thohir Doa Bareng Gus Miftah untuk Persatuan Bangsa
Erick Thohir bersama Gus Miftah(Istimewa)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Ustad Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah berdoa bersama untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Doa tersebut dipanjatkan di Masjid At Thohir dalam rangka Kajian Umum bertemakan Menjaga Kesatuan dengan Ukuwah Bangsa.

"Selepas salat Jumat, kami bersalawat bersama Gus Miftah dari Masjid At-Thohir, berdoa untuk persatuan dan ukhuwah bangsa Indonesia," ujar Erick melalui keterangan tertulis, Sabtu (12/8).

Dalam ceramahnya, Gus Miftah mengajak warga negara Indonesia untuk mewaspadai pihak yang mendalami paham radikal. Kewaspadaan perlu dilakuka karena para penganut paham tersebut cenderung tidak suka atas keharmonisan antarumat beragama yang saat ini sudah sangat berkembang di Indonesia.

Baca juga: Merapat ke Prabowo, PAN Ngotot Ajukan Erick Thohir Jadi Cawapres

Ia pun menyebut lima ciri orang radikal. Pertama, tidak menerima perbedaan pendapat, pandangan, atau sikap. Hal itu terkadang muncul pada persoalan tata cara salat, seperti tahiyat atau doa qunut.

"Padahal empat imam mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali sendiri berbeda-beda.  Silahkan pilih mau pakai imam yang mana. Salah seorang imam menegaskan, ikuti imam di mana kita berada saat beribadah," tutur Gus Miftah.

Baca juga: Miliki Basis Pemilih Solid, Erick Thohir Kompeten Sebagai Cawapres

Ciri kedua adalah tidak memiliki dasar keilmuaan namun mereka kerap berdalih mengatasnamakan Al-Quran dan Hadis.

"Contohnya, ada yang menganggap musrik siapapun yang menyanyikan lagu Padamu Negeri. Padahal hasil dari menyanyikan lagu itu adalah cinta kepada Tanah Air, bukan ibadah?" katanya.

Menurut Gus Miftah, Rasulullah saat meninggalkan Mekkah, berdoa sambil menangis dari atas bukit. Rasul meminta Allah terus menjaga tanah kelahirannya. Begitu tiba di Madinah, Rasul kembali berdoa agar Madinah diberi anugerah sama seperti Mekkah.

Itu menunjukkan bahwa Rasulullah pun sangat mencintai tanah airnya. Sebab, di Mekkah Nabi Muhammad dilahirkan, besar, tumbuh, berjuang, hingga akhirnya wafat.

Ciri ketiga orang radikal, sambungnya, adalah eksklusif, dan merasa bahwa kunci surga dia yang punya.

Ciri Keempat adalah anti Pancasila. Menurut Gus Miftah, mereka mengatakan bahwa Pancasila itu bid'ah. Sementara, cinta Madinah dipandang ibadah karena ingin sama dengan Rasulullah.

Ciri kelima orang radikal, menurut Gus Miftah, memusuhi orang yang berbeda agama. "Padahal, Nabi sendiri sampai menghormati jenazah nasrani. menurut Beliau, kita sama-sama makhluk Allah," katanya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat