Saya Bukan Pak Lurah Dinilai sebagai Bentuk Strategi Politik Jokowi
![](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/fe34a64144ab3504525a5f4b402664d1.jpg)
BANTAHAN Presiden Joko Widodo bahwa dirinya terlibat dalam urusan koalisi partai politik jelang Pemilu 2024 dengan kalimat "Saya Bukan Pak Lurah!" dinilai sebagai bentuk strategi politik. Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) A Khoirul Umam, cara itu dilakukan Presiden agar tidak mendapat serangan dari PDI Perjuangan.
"Sebab, konstruksi pemahaman publik saat ini meyakini bahwa Jokowi semakin vulgar memberikan political endorsement kepada Prabowo Subianto dari Gerindra daripada Ganjar Pranowo dari PDIP," kata Umam kepada Media Indonesia, Rabu (16/8).
Kesimpulan itu diperolehnya setelah maraknya sel-sel politik di lingkaran Jokowi yang mendukung Prabowo. Itu misalnya jaringan relawan yang tergabung dalam Musra, partai politik non-Senayan PSI, sampai partai politik di Senayan seperti Golkar dan PAN.
Baca juga: Megawati Terlihat Merapikan Dasi Firli Bahuri di Sidang Tahunan MPR
"Yang selama ini mengaku akan berkonsultasi ketat dengan Jokowi untuk menentukan skema koalisi," jelasnya.
Umam juga berpendapat bahwa serangan PDIP terhadap Jokowi belakangan ini semakin menguat. Hal tersebut salah satunya ditandai dengan sikap kritis Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang menuding proyek Food Estate gagasan Presiden sebagai kejahatan lingkungan.
Baca juga: Megawati Terlihat Merapikan Dasi Firli Bahuri di Sidang Tahunan MPR
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, berpendapat curhatan Presiden Joko Widodo di Gedung MPR/DPR RI tadi pagi itu merupakan sebuah curhat untuk menjawab tudingan Jokowi melakukan cawe-cawe politik. Kendati demikian, Ujang mengingatkan, dalam politik, peristiwa di depan dan di belakang layar kerap berbeda.
"Saya sih ngelihat kalau Pak Jokowi cawe-cawe sangat mungkin. Karena biar bagaimanapun, Pak Jokowi punya kepentingan untuk Pilpres 2024, termasuk pengamanan dirinya setelah dia tidak jadi presiden," tandas Ujang.
Sebelumnya, Presiden mengungkap bahwa dirinya kerap mendengar kalimat, "Belum ada arahan dari Pak Lurah," dalam konteks dinamika proses pencapres-cawapresan. Jokowi sendiri mengaku baru mengetahui bahwa istilah Pak Lurah merujuk pada dirinya.
"Ternyata Pak Lurah itu kode. Tapi perlu saya tegaskan, saya ini bukan ketua umum parpol, bukan juga ketua koalisi partai dan sesuai ketentuan undang-undang yang menentukan capres dan cawapres itu parpol dan koalisi parpol," tandasnya. (Tri/Z-7)
Terkini Lainnya
Pemkot Cilegon Gelar Kompetisi Camat dan Lurah Terbaik Tahun 2024
Renjana Cita Srikandi Dorong Pemberdayaan Perempuan
‘Lurah’ Jadi-jadian di Rutan KPK, Peras Tahanan sampai Rp20 juta
PKS Respons Kabar 3 Periode Permintaan Pak Lurah
Keluarga Ketua RT Kemanggisan Dapat Santunan Rp 42 Juta dari BP Jamsostek
Gelar Hajatan saat PPKM Darurat, Lurah di Depok Cuma Dituntut Rp1 Juta
Langgar Kode Etik, DKPP Pecat Tiga Penyelenggara Pemilu
Urus Kampanye Pilkada 2024, KPU-Bawaslu Diminta Belajar dari Pemilu 2024
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Perputaran Uang Pemilu 2024 Mencapai Rp80 Triliun
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
Bawaslu Cegah Calon Berkampanye Sebelum Pemilu Ulang 2024
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap