visitaaponce.com

Sebulan Jelang Pemilu, Survei Ipsos Tunjukkan Ada Dinamika Pergeseran Pemilih

Sebulan Jelang Pemilu, Survei Ipsos Tunjukkan Ada Dinamika Pergeseran Pemilih
Debat capres ketiga(Antara)

LEMBAGA riset internasional Ipsos Public Affairs merilis hasil survei elektabilitas pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) 2024 terbaru. Survei  dilakukan dengan metode tatap muka sebanyak 2000 responden yang tersebar di 34 provinsi di indonesia pada 27 Desember hingga 5 Januari. 

Pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Imam menjelaskan terdapat dinamika pergeseran para pemilih. Hal tersebut berdampak pada peta kompetisi elektoral yang signifikan. 

“Di tengah Pilpres tinggal hitungan minggu, dinamika pemilih mengalami pergeseran dan berdampak pada peta kompetisi elektoral yang signifikan,” ujar pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Imam dalam paparannya yang diterima di Jakarta, Rabu (10/1). 

Baca juga : 48,7% Responden tak Puas pada Jokowi karena Ekonomi Sulit

Meski terdapat pergeseran pemilih, Arif menuturkan efek Jokowi sangat terasa dalam Pilpres 2024. Hal tersebut tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran yang semakin meningkat. Peningkatan tersebut berasal dari pemilih Jokowi-Ma’ruf 2019 makin besar mendukung pasangan calon nomor 2 tersebut. 

Baca juga : TPN Ganjar Nilai Prabowo tidak Siap Hadapi Debat Capres 

Sementara itu, soliditas dukungan pasangan calon presiden paling tinggi ada di paslon Prabowo-Gibran dimana hanya sebesar 13 persen yang masih bisa berubah, sementara Anies-Muhaimin terdapat 15 persen pendukungnya yang masih bisa bergeser. Sedangkan pemilih paslon Ganjar-Mahfud terdapat sebanyak 20 persen yang masih bisa bergeser.

“Dibandingkan data survei akhir bulan November, Prabowo – Gibran kembali mengalami kenaikan dari 42,66 persen ke 48,05 persen, sementara Anies – Muhaimin cenderung stagnan dari 22,13 ke 21,80 persen, dan Ganjar-Mahfud dari 22,95

turun 18,35 persen, sementara yang belum menentukan pilihan menurun tipis dari 12,26 turun ke 11,80,” ujarnya.

Jika dikatikan dengan kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Jokowi-Ma’ruf saat ini, lanjut Arif, dari 65 persen di bulan November menjadi 74 persen di bulan Desember, maka hal ini bisa dibaca bahwa siapapun paslon capres–cawapres yang dianggap melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf besar kemungkinan akan mendapatkan Jokowi effect dalam hal elektabilitas.

Sementara itu, Deputy Director Ipsos Public Affairs Sukma Widyanti menyampaikan elektabilitas parpol menunjukkan data yang mengejutkan dimana Gerindra menempati posisi teratas menggeser PDI Perjuangan.

“Secara berturut-turut partai politik yang berpotensi masuk parlemen adalah Partai Gerindra yang mencapai elektabilitas hingga 27% ; disusul PDI Perjuangan sebesar 21%, Golkar 8%, PKB 7%, PKS 7%, Nasdem 6%, PAN 4%, Demokrat 3%. Posisi

PPP dan PSI masih belum aman karena kini turun dibanding survei sebelumnya,” ujar Sukma dalam paparannya.

Sukma menuturkan basis-basis suara PDIP di Jawa Tengah semakin tergerus berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh pihaknya. 

"Survei ini juga menunjukkan bahwa pada basis-basis PDI Perjuangan khususnya Jawa Tengah yang disebut sebagai kandang banteng, menunjukkan suara Ganjar semakin tergerus,”, ujarnya

Selain menjadi anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Ipsos juga merupakan anggota Association for Global Research Agency Worldwide (ESOMAR) yakni asosiasi riset internasional yang melakukan audit secara periodik terhadap para anggotanya.

Untuk diketahui, Ipsos merupakan lembaga riset internasional yang sangat berpengalaman di dunia global. Lembaga yang berkantor pusat di Perancis ini beroperasi di 90 negara, selain dikenal melakukan riset pasar, juga melakukan riset sosial politik, termasuk di Indonesia. (Z-8)






 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat