Guru Besar se-Jabodetabek Nilai Jokowi Khianati Konstitusi
![Guru Besar se-Jabodetabek Nilai Jokowi Khianati Konstitusi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/1aab41ac6f1270d4e4c579027505ae1d.jpg)
SEJUMLAH guru besar hingga akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Jabodetabek memberi pernyataan sikap bertajuk Seruan Salemba 2024 di Aula IMERI Universitas Indonesia (UI), Kampus Salemba, Jakarta Pusat pada Kamis (14/3). Mereka menyikapi perkembangan situasi nasional belakangan ini.
Gerakan yang diinisiasi oleh Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), STF Driyarkara, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan STH Jentera itu akan menggugat hasil pemilu serta menuntut agar pemerintah mengembalikan hak demokrasi warga.
Guru besar UI Sulistyowati Irianto menyampaikan dalam beberapa waktu terakhir, terutama selama proses pemilu presiden melalui kekuasaannya telah menabrak banyak aturan dan etika. Karena itu, hasil pemilu yang diawali dengan menabrak banyak aturan harus digugat. Selain itu, sebagai kepala negara, presiden seharusnya bisa berdiri di atas semua golongan tanpa terkecuali.
Baca juga : Penurunan Kemiskinan Berjalan Lambat, Target Zero Poverty Sulit Dicapai
“Namun, amanat konstitusi untuk berdiri di atas semua golongan itu tidak dilaksanakan semata demi kepentingan kekuasaan,” kata Sulistyowati di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Dia juga mengingatkan konstitusi mewajibkan presiden untuk mematuhi hukum. Tetapi yang terjadi, justru presiden melakukan penyalahgunaan kekuasaan untuk merekayasa hukum demi kepentingan pribadi.
“Rekayasa hukum semakin meruntuhkan demokrasi. Selain itu, presiden juga telah melakukan pork barrel politics (instrumentalisasi bantuan sosial) dengan alasan menopang rakyat miskin nampak seperti pembiaran terhadap kemiskinan. Seharusnya penghapusan kemiskinan dilakukan dengan upaya memperluas lapangan kerja di segala bidang, meningkatkan kapasitas penduduk usia muda agar punya akses pendidikan setinggi-tingginya,” ujarnya.
Baca juga : Guru Besar Diintervensi, Koalisi Masyarakat Desak Kapolri
Sebagai perwakilan dari para ilmuwan dan guru besar, Sulistyowati menyampaikan dirinya memikul beban moral atas semua kekacauan yang terjadi hari ini. Karena itu ia ingin mengajak guru besar dan mahasiswa dari universitas lain untuk melakukan gerakan yang masif untuk melawan pemerintahan yang telah merusak demokrasi di Indonesia.
“Kami memegang teguh kebebasan akademik dan otonomi keilmuan saat menjalankan fungsi utama ilmu pengetahuan, serta tidak bicara atau berjuang di atas kepentingan kekuasaan dan uang. Kami bersuara sebagai gerakan moral dan intelektual,” pungkasnya.
Senada, akademisi dari UNJ Ubedilah Badrun juga turut menyerukan serta mendesak agar terjadinya reformasi hukum, khususnya produk undang-undang yang berkaitan dengan politik dan pemilu. Dia menilai pemilu tahun ini telah mengabaikan kedaulatan rakyat serta hanya mengakomodir kepentingan segelintir orang saja atau oligarki.
Baca juga : Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo Meradang Disebut Partisan
Dia juga mendesak agar anggota parlemen segera menjalankan fungsinya dan mendengarkan suara rakyat. Hak angket yang selama ini dinanti-nanti, kata Ubedilah, harus segera digulirkan.
“Parlemen mesti segera bekerja menjalankan fungsi-fungsinya, menyuarakan suara rakyat, melakukan penyelidikan secara terbuka terhadap penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan eksekutif agar dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Ubedilah.
Selain guru besar dan mahasiswa, Ubedilah berharap masyarakat sipil turut serta untuk menuntut dan berani melawan pemerintahan yang secara terang-terangan telah merusak demokrasi. (Dis/Z-7)
Terkini Lainnya
Ini Prof Rarastoeti Pratiwi, Guru Besar Baru UGM Angkat Keunggulan Ilmu Biokimia
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Orasi Pengukuhan Guru Besar UPH: Teknologi IoT Kurangi Konsumsi Energi hingga 25%
Hakim Dituntut untuk Lebih Aktif Temukan Kebenaran Materiil
Guru Besar UPI Dukung Digitalisasi Kurikulum & PembelajaranTeknik Otomotif untuk Sambut Era Industri 4.0
Guru Besar UPI Sebut Pembelajaran Work-Based Learning Kembangkan Skill Set Lulusan Pendidikan Kejuruan
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
9 Tahun Berlalu, Polisi Masih Cari Alat Bukti Kasus Kematian Akseyna
Atasi Krisis Air Perkotaan, Sekolah Ilmu Lingkungan UI Ciptakan Teknologi Pengolah Air Hujan
Anggaran Makan Siang Gratis Rp71 Triliun, Kejelasan Program Tentukan Efektivitas
Tiga Pendekatan Pencegahan Kejahatan Judi Online
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap