Dugaan Penganiayaan Pria di Papua Harus Dilihat Secara Utuh
![Dugaan Penganiayaan Pria di Papua Harus Dilihat Secara Utuh](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/3dcc4c28a383d77cbbfc9939f2ed4f0d.jpg)
BARU-BARU ini ini beredar sebuah video dinarasikan oknum prajurit TNI diduga menganiaya seorang pria di Papua yang diduga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial. Pihak TNI menyelidiki video tersebut.
Analis intelijen, pertahanan dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro menanggapi agar masyarakat dapat menunggu hasil penyelidikan TNI. Lebih lanjut, pria yang akrab dipanggil Simon ini menjelaskan bahwa salah satu dilema dalam menghadapi non-state actor seperti KKB ini adalah ketidakjelasan pertanggungjawaban dalam sebuah insiden.
“Sebagai masyarakat kita tidak bisa melihat peristiwa di atas secara mandiri. Ada rentetan insiden yang terjadi sebelumnya. Kita harus melihatnya secara lebih utuh,” kata Simon dalam keterangannya, Selasa (26/3).
Baca juga : Pemerintah Didorong Lakukan Pendekatan Humanis Atasi Konflik Papua
TNI melaporkan bahwa pada 2023, korban yang meninggal oleh aksi KKB 61 orang, terdiri dari TNI 26 orang, Polri 3 orang, masyarakat sipil 32 orang. Tak hanya itu, kelompok KKB menyasar fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas yang menjadi tempat pelayanan publik. Terdapat juga sejumlah kasus pemerkosaan.
“Jika sudah terjadi seperti ini, siapa yang dimintai pertanggung jawaban?” kata Rektor Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal itu.
Simon melihat bahwa yang terjadi di Papua adalah situasi konflik yang terkadang menggunakan senjata, antara state actor dan non-state actor.
“Dalam situasi ini seharusnya keselamatan sipil merupakan tanggungjawab semua pihak. Tidak bisa kemudian penyerangan masyarakat sipil dijadikan sebagai strategi. Itu merupakan bentuk pelanggaran,” kata Simon.
Simon berharap bahwa TNI mengedepankan sikap yang bertanggungjawab dalam mengatasi insiden di atas, sesuai prosedur dan proporsional. “Saya yakin TNI akan melakukan tindakan yang proposional jika memang terbukti ada pelanggaran di sana,” kata dia. (Z-6)
Terkini Lainnya
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Proses Pelaporan Inovasi Daerah Papua akan Dipermudah
Imunitas masih Rendah, Bahaya Malaria masih Intai Anak
Prakiraan Cuaca Rabu (19/6) di Wilayah Indonesia: Potensi Hujan dan Gelombang Laut
Aktivitas Ekonomi dan Sosial di Papua Berjalan Normal
Respons All Eyes On Papua, DPR Minta Persoalan Alih Fungsi Lahan Libatkan Para Ketua Adat
Hingga Juli, Ada 20 Kasus Konflik Buaya vs Manusia di Babel
Sebarkan Kabar Baik Kurangi Potensi Konflik Antarumat Beragama
Pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS Mundur di Tengah Konflik Gaza
Israel Menolak Inisiatif Prancis Meredakan Konflik dengan Hizbullah
Laporan PBB Ungkap Pelanggaran Berat terhadap Anak Meningkat pada 2023
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap