visitaaponce.com

Brodsky dan Cinta Tak Sampai

Brodsky dan Cinta Tak Sampai
Penyair Joseph Brodsky(MI/Biblioteka Lenina )

JEJAK perjalanan Peraih Nobel Sastra 1987 Joseph Brodsky selalu menjadi perbincangan menarik. Baik di kalangan sastrawan, akademisi, maupun kritikus sastra. Nama besar penyair Rusia berwarga negara Amerika Serikat itu selalu harum semerbak. 

Hari ini, 83 tahun silam di Leningrad, Uni Soviet, (kini Saint Petersburg, Rusia), Brodsky mengirup udara untuk pertama kalinya. Pada saat berusia 55 tahun, dia mengembuskan napas terakhirnya di New York, Amerika Serikat. Persoalan politik memaksanya untuk tinggal jauh dari tanah kelahiran. 

Karya-karya Brodsky telah menjadi oase perpuisian dunia umumnya dan Rusia khususnya. Dia memang banyak sekali menulis karya bertema cinta. Menuangkan isi pikiran dan hatinya secara jernih. 

Di hari penuh sukacita ini, saya coba menganalisis sebuah puisi Brodsky berjudul Cinta. Karya yang populer ini menghadirkan sebuah elegi kesunyian. Maha terdalam dari lubuk hati Brodsky. Berikut petikannya; 

Aku terbangun dua kali malam itu 
dan berjalan ke jendela, ada lentera, 
frase-frase terucap dalam mimpi, 
terpisah jarak seperti elipsis, tak 
mendatangkan kenyamanan bagiku. 

Aku memimpikanmu ketika kau hamil 
dan setelah hidup terpisah darimu 
selama bertahun-tahun, aku 
pun merasa bersalah, tangan 
menilik perut penuh bahagia, 
mendapati celana dekat saklar lampu. 
Saat berjalan ke jendela, sungguh 
kutahu telah meninggalkanmu sendiri 
dalam kegelapan di sana, dalam tidurmu 
di mana kau sabar menunggu, dan tidak 
menyalahkan ketika aku sengaja kembali. 
Sebab dalam gelap aku bertahan 
dari apa yang rusak dalam terang. 
Kawin, kita kawin di sana, kita adalah 
monster ganda, sedangkan anak-anak 
hanyalah alasan ketelanjangan kita. 
Suatu malam di masa depan 
kau akan kembali kurus dan lelah,  
dan aku akan melihat putra atau putri 
yang belum dinamai — Maka aku tak 
akan menyentak saklar dan tak akan 
merentangkan tangan, aku tak berhak 
meninggalkanmu di istana bayangan 
berdiam dalam hari-hari sunyi 
luruh dalam ketergantungan dan kenyataan, 
tak akan ada jalan lain untuk memilikimu. 

Brodsky menulis ayat-ayat Cinta di atas pada 1971. Itu merupakan salah satu penciptaan paling misterius dalam perjalanan berkaryanya. Puisi ini pun didedikasikan bagi seorang gadis lajang terkasih berinisial MB. 

Dalam puisi tersebut, Brodsky membahas cinta fatal dalam kehidupan. Inisial MB tak lain ialah Marina Basmanova. Dia sosok perempuan ayu. Menjadi inspirasi bagi Brodsky selama bertahun-tahun usai perpisahan dramatis mereka. 

Bersifat autobiografi 

Karya Brodsky bersifat autobiografi sebab berkaitan dengan pengalaman pribadinya. “Aku terbangun dua kali malam itu dan berjalan ke jendela.” Begitulah puisi “Cinta” dimulai. Penulisnya merujuk pada mimpi yang tidak terpenuhi. Kebahagiaan pun hancur lebur. 

Basmanova, seorang gadis cantik nan jelita. Sifatnya pendiam dan misterius. Dia adalah tunangan Brodsky. Sayangnya, tiba-tiba entah kenapa dia meninggalkan Brodsky. Kabarnya, Basmanova menjalani hubungan lain dengan seorang temannya, Dmitry Bobyshev. 

Kepergian tanpa penjelasan mendatangkan petaka bagi Brodsky. Menimbulkan luka sehingga tidak dapat diterima dan sulit diatasi selama bertahun-tahun. Setiap kali berjumpa perempuan lain, Brodsky mencari sosok pengganti Basmanova, namun tidak ditemukannya. 

Puisi Cinta ialah gambaran perasaan yang luar biasa menyakitkan. Setiap kita pasti pernah merasakannya. Tujuh tahun setelah putus, Brodsky menulis kalimat-kalimat tambahan lagi. Dia merasa perlu untuk disempurnakan dalam catatan hariannya: 

Aku memimpikanmu ketika kau hamil 
dan setelah hidup terpisah darimu 
selama bertahun-tahun, aku 
pun merasa bersalah, tangan 
menilik perut penuh bahagia,
 

Musim demi musim berlalu berganti begitu cepat. Banyak peristiwa terjadi dalam kehidupan Brodsky. Dia tidak berhenti memikirkan bagaimana mereka dapat hidup penuh bahagia di suatu hari nanti. Dia melanjutkan dengan bebait berikutnya; 

Sebab dalam gelap aku bertahan 
dari apa yang rusak dalam terang. 
Kawin, kita kawin di sana, kita adalah 
monster ganda, sedangkan anak-anak 
hanyalah alasan ketelanjangan kita. 

Brodsky menggambarkan mimpi yang bercampur dengan kenyataan. Pada malam yang dijelaskan dalam bebait ini, dia hampir tidak dapat membedakan kenyataan tidur. Suasana ini begitu menyakitkan sebab ada simbol yang kian memperparah tragedinya. 

Dari baris pertama, pembaca melihat realitas ganda berupa dualitas romantis. Di satu dunia, pahlawan romantis hidup bahagia bersama kekasihnya dan mereka mengharapkan seorang anak. Sebaliknya di lain dunia, penderitaan cinta tak berbalas sehingga penuh dengan kegelapan dan keputusasaan. Hampa dan tanpa harapan masa depan. 

Cinta itu memang belum berkembang dan belum jadi kenyataan. Semua dibangkitkan dalam pikiran dan impian sang pahlawan. Di sana, si penyair menemukan hasil apa saja yang diinginkan dan melarikan diri dari kenyataan. 

Penggunaan simbol 

Rujukan Brodsky ke Othello karya William Shakespeare sangat menarik. Dia menyebutkan "monster ganda". Sesungguhnya, itu menunjukkan bahwa sifat cintanya tidak berubah sejak saat itu. Bentuk jamak yang digunakan dalam kasus ini memberi arti bahwa ada banyak monster yang sedang jatuh cinta. 

Brodsky menggunakan simbol “saklar”. Berfungsi dalam karya sebagai semacam pemancar citra orang yang dicintai. Pada saat yang sama mengingatkan ketidakmungkinan pemulihan hubungan mereka yang sebenarnya. 

Akhir puisi dikhususkan untuk mimpi-mimpi mustahil. Penyair membayangkan bagaimana waktunya akan tiba. Gadis yang dicintainya akan muncul di hadapannya dengan seorang anak di pelukannya. Kemudian sang pahlawan akan membuat pilihan; 

— Maka aku tak 
akan menyentak saklar dan tak akan 
merentangkan tangan, aku tak berhak 
meninggalkanmu di istana bayangan 

Puisi Cinta ditulis dengan menganggap perasaan sebagai penentu dan takdir sebagai vektor kehidupan. Brodsky sendiri berbicara tentang putusnya jalinan hubungan dengan Basmanova dan konsekuensinya. Butuh semua kekuatan mental untuk menghadapi kemalangan dalam mengarungi lautan cinta. 

Artinya, Brodsky menjabarkan semuanya secara realistis. Baik pengasingan maupun penganiayaan terhadap pihak berwenang. Dia mendapatkan pengusiran dari negaranya dan mendapatkan right of asylum (hak suaka politik) dari Amerika. Peristiwa tersebut sebagai sebuah batu sandungan. Akhirnya, mendatangkan pengkhianatan terhadap gadis yang dicintainya. 

Apa yang terjadi dalam kehidupan telah meninggalkan bekas yang begitu dalam di jiwa Brodsky. Melalui permenungan, lahirlah salah satu puisi paling cemerlang tentang cinta yang tak berbalas dalam perpuisian Rusia. 

Merayakan 83 tahun Brodsky hari ini, cukup membaca kembali karya romantisnya. Penuh dengan simbol, makna, dan pesan filosofis. Membuat siapapun dapat jatuh cinta lagi dan merasakan kembali bagaimana indahnya melangkah dan menangis di bawah patahan jarum-jarum hujan. (SK-1) 


Baca juga: Puisi dan Kehidupan
Baca juga: Sajak Kofe, Ruang Puisi di Media Indonesia
Baca juga: Annie Ernaux dan Evolusi Baru Sastra Prancis

 

 

 


Iwan Jaconiah, penyair, kulturolog, dan editor puisi Media Indonesia. Ia adalah kurator antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin (Pentas Grafika, Jakarta, 2022). Foto header: Joseph Brodsky, MI/Biblioteka Lenina/Interesnyeаakty. (SK-1) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat