visitaaponce.com

Feminitas Abadi dalam Puisi Alexander Blok

Feminitas Abadi dalam Puisi Alexander Blok
(Ilustrasi: Elena Flerova )

Ilustrasi: Elena Flerova

MENEMUKAN pesan, makna, dan simbol dalam puisi penyair terkenal Rusia Alexander Blok (1880-1921) cukup kompleks. Perlu kejernihan pikiran dan mata batin untuk masuk menembus sel-sel karyanya. 

Memahami puisi tidak segampang melihat sebuah lukisan yang terpampang di galeri seni. Unsur pembacaan kembali teks, pemahaman latar belakang sejarah, dan pemaknaan kembali kata-kata perlu sekali dicerna secara seksama. 

Nah! Berikut ini sebuah puisi populer Blok berjudul Firasat Padamu. Saya menerjemahkannya dari judul aslinya Predchuvstvu Tebya. Ini adalah salah satu karya yang kuat. Blok menulis untuk seorang kekasih tercintanya. 


"Tidurlah dari kesadaran hari-harimu. 
Kamu akan melepaskan segala rindu dan kasih.

Vladimir Solovyov 

Aku bisa merasakan kau datang. Tahun-tahun berlalu —
semua menyatu sebagai seuntai firasat tentangmu.

Seluruh cakrawala terbakar — semua jelas sekali,
aku termangu menunggumu, penuh rindu dan kasih.

Langit memerah saga, dan penampakannya sudah dekat,
tapi aku takut: apa kau akan mengubah penampilanmu. 

Kau berani menimbulkan kecurigaan, 
setelah mengubah paras di penghujung. 

Oh, betapa aku akan jatuh — sedih dan rendah hati,
tak mampu mengatasi mimpi yang mematikan ini! 

Seberapa cakrawala cerah! Pancarannya sudah dekat.
tapi aku khawatir: kau akan mengubah penampilanmu. 

1901 


Puisi Firasat Padamu ini sangat dipengaruhi oleh ide-ide filosofis Vladimir Solovyov (1853-1900). Filsuf tersebut menjadi sosok yang dikagumi para penyair muda di awal abad ke-20, termasuk Blok. Dia menggunakan sepenggal kutipan Solovyov di awal puisinya. 

Salah satu ide sentral Solovyov yang dianut Blok ialah kemenangan feminitas abadi. Dia berusaha menemukan cita-cita femininnya, yang siap dia sembah sepanjang hidupnya. Begitulah Blok, sosok penyair ideal di zamannya. Dengan kejeniusannya, dia mampu menuangkan isi perasaan hati. 

Analisis puisi 

Gagasan idealis tentang cinta diwujudkan Blok lewat perkenalannya dengan Lubov Mendeleeva, putri seorang ahli kimia terkenal di Saint Petersburg. Blok telah mengenalnya sejak kecil, tetapi dia baru menyadari hubungan di antara mereka terjalin pada 1898. 

Di mata sang gadis, itu sebagai permainan atau siasat. Antah Mendeleeva jatuh cinta dengan Blok secara sungguh-sungguh atau sebaliknya biasa-biasa saja. Dia pun menyambut cinta Blok secara dingin. Meski begitu, Blok akhirnya menemukan orang yang secara tidak sadar dirindukan oleh jiwanya. 

Blok menulis puisi Firasat Padamu pada 4 Juni 1901. Tahun-tahun berlalu dalam puisi ini memberikan simbol dalam banyak hal sebagai kenabian. Prasasti puisi ini ialah kata-kata "guru" Blok, Solovyov. Artinya, cinta yang datang kepada penyair membangunkan dan membebaskannya dari belenggu kehidupan sehari-hari. 

Gagasan idealis tentang cinta diwujudkan Blok lewat perkenalannya dengan Lubov Mendeleeva.

Blok asyik dengan perasaan yang menelannya. Dia tidak pernah berhenti menulis puisi yang didedikasikan khusus untuk Mendeleeva. Perlu diketahui bahwa cinta pemuda itu terlalu idealis dan bahkan tidak berpikir tentang hubungan duniawi. 

Dia menempatkan kekasihnya di atas alas yang tak terjangkau. Memperlakukannya seperti seorang dewi, tetapi tidak mengakui cintanya. Tampaknya aneh dan tidak bisa dipahami oleh gadis itu. 

Blok telah lama berhubungan dekat dengan Mendeleeva. Mereka selalu menghabiskan waktu jalan-jalan secara bersama di taman dan alun-alun kota. Namun, dalam puisi itu, dia masih hanya memiliki "firasat" tentangnya. Penyair tidak berarti bagi seorang gadis sejati, tetapi citra idealnya. 

Feminitas abadi 

Feminitas abadi Blok wujudkan dalam sosok Mendeleeva. Dia masih belum sepenuhnya yakin apakah ini akan terjadi dalam kenyataan. Perasaan Blok diliputi ketakutan: Kamu akan mengubah penampilanmu

Ini bukan pertanyaan tentang seorang gadis yang menolak untuk mencintai seorang pria muda. Penyair takut kecewa dengan mimpi idealisnya sendiri. Dia percaya bahwa ini akan membawanya ke lembah kejatuhan yang penuh kesedihan. 

Semua tanda, misalnya, di bait penghujung; cakrawala cerah dan pancaran sudah dekat. Itu menunjukkan hasil penantian yang membahagiakan. Tapi mereka tidak pernah meninggalkan keraguan. Puisi itu dimulai dengan firasat dan diakhiri dengan ketidakpastian: Kamu akan mengubah penampilanmu. 

Dalam kehidupan nyata, keraguan penyair sepenuhnya dapat dibenarkan. Blok benar-benar memaksa Mendeleeva untuk menikah dengannya pada 1903. Senang dengan ikrar suci, Blok memberi tahu istrinya bahwa dia menganggap keintiman fisik sebagai pekerjaan yang rendah dan tidak layak. 

Mendeleeva merasa terkejut dengan pernyataan itu. Dia tidak ingin hidup di dunia ilusi dan enggan memenuhi harapan ideal Blok. Feminitas abadi telah mengubah penampilannya secara tidak langsung. 

Begitulah kenyataan hidup. Mendeleeva sempat meninggalkan penyair itu dan merapat ke penyair lainnya. Menyebabkan kejatuhan Blok hingga dirundung malapetaka: Sedih dan rendah diri. Kendati demikian, Blok tetap menganggap Mendeleeva sebagai teladan kebajikan. Hubungan aneh mereka pun berlanjut sampai akhir hayat Blok di usia 40 tahun. (SK-1) 


Baca juga: Mengajuk Zaman Keemasan Puisi Rusia
Baca juga: Menyelami Teori Puisi Rusia Abad ke-18
Baca juga: Puisi Tak Pernah Selesai Ditulis

 

 

 

 


Iwan Jaconiah, penyair, kulturolog, dan editor puisi Media Indonesia. Ia adalah kurator antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin (Pentas Grafika, Jakarta, 2022)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat