visitaaponce.com

Bayer Leverkusen vs AS Roma, Laga Pembuktian Alonso untuk Mourinho

Bayer Leverkusen vs AS Roma, Laga Pembuktian Alonso untuk Mourinho
Pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso.(AFP)

Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso akan menghadapi AS Roma asuhan Jose Mourinho pada leg pertama babak semifinal Liga Europa di Stadion Olimpico pada Jumat (12/4) dini hari WIB. Alonso tidak hanya akan menghadapi mantan mentornya, tetapi juga orang yang meramalkan kesuksesan kepelatihannya di masa depan.

Alonso memainkan 151 pertandingan di bawah asuhan Mourinho bersama Real Madrid dari 2010 hingga 2013. Ia emenangkan beberapa gelar sebelum Mourinho kembali ke Chelsea.

Pada 2019, Mourinho mengatakan diantara anak asuhnya yang dapat melanjutkan kesuksesan di dunia kepelatihan ialah Xabi Alonso.

Baca juga: Siapkah Xabi Alonso Berlayar ke Liga Primer? Mari Kita Intip Perjalanan Kariernya di Sepak Bola

"Saya akan mengatakan Xabi Alonso. Dia tumbuh dengan seorang ayah yang merupakan pemain dan manajer. Kemudian dia menjadi pemain; tentu saja jauh lebih baik dari saya," kata Mourinho saat itu.

“Dia dilatih oleh (Pep) Guardiola di Bayern , oleh saya sendiri di Real Madrid, oleh (Carlo) Ancelotti di Real Madrid, oleh (Rafael) Benitez di Liverpool. Saya pikir jika Anda menyatukan semua ini, saya pikir Xabi memiliki syarat untuk menjadi pelatih yang sangat baik," lanjutnya.

Baca juga: Jose Mourinho Tolak Tawaran Chelsea

Prediksi Mourinho perlahan bisa dibuktikan Alonso. Setelah pensiun sebagai pemain pada 2017, Alonso memulai karier kepelatihannya sebagai pelatih di Real Madrid junior. Ia lalu kembali ke kampung halamannya untuk mengelola tim B Real Sociedad.

Alonso kemudian menjadi pelatih Leverkusen pada Oktober 2022 menggantikan Gerardo Seoane. Ia datang di saat Leverkusen berada di jurang degradasi peringkat 16 klasemen. Perlahan magisnya langsung terasa.

Ia mampu mengangkat tim dari zona degradasi dan naik ke peringkat enam sementara atau zona Liga Konferensi Eropa. Alonso telah memenangkan 17 dari 32 pertandingannya bersama Die Werkself di semua kompetisi.

Pelatih yang mulai dilirik klub top Eropa seperti Real Madrid dan Tottenham itu tidak memperkirakan pertemuan krusial dengan mantan pelatihnya akan terjadi secepat ini. Laga melawan Roma juga bukan hanya soal duel guru dan murid, tetapi peluang lolos ke final untuk mengembalikan kejayaan tim.

Laga tersebut merupakan pertandingan terbesar Leverkusen di pentas Eropa sejak kekalahan final Liga Champions 2002 oleh Real Madrid yang dikomandoi Zinedine Zidane saat itu.

Performa Leverkusen

Leverkusen hanya membanggakan trofi Piala UEFA 1987-1988 dan Piala Jerman 1992-1993, sangat kontras dengan trofi banyaknya trofi yang diraih Alonso saat masih menjadi pemain. Alonso memenangkan gelar Liga Champions bersama Liverpool dan Real Madrid, lalu gelar liga dan piala di kompetisi domestik Jerman, Spanyol dan Inggris.

Dengan modal Leverkusen yang tidak terkalahkan dalam sembilan pertandingan tandang terakhir di semua kompetisi, Alonso ingin timnya memanfaatkan kesempatan langka itu di kandang Roma.

“Berada di semifinal di Eropa jarang terjadi dalam sejarah klub. Kami ingin membuatnya sebaik mungkin," kata Alonso.

Bagi AS Roma, usai menjuarai Liga Konferensi Eropa edisi perdana musim lalu, Jose Mourinho akan tertarik untuk meningkatkan prestasinya dengan kemenangan Liga Europa musim ini.

Roma melaju ke tahap semifinal ini usai sebelumnya berhasil mengalahkan wakil Belanda dan rival mereka di final Liga Konferensi Eropa musim lalu, Feyenoord, dengan keunggulan agregat 4-2. Trofi ini juga bisa jadi kado perpisahan untuk Mourinho yang santer dikaitkan beberapa klub seperti Chelsea, Madrid dan Paris Saint-Germain.

(AFP/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat