visitaaponce.com

Makin Canggih, Ini Tips dari Pakar untuk Hindari Serangan Malware dan Ransomware

Makin Canggih, Ini Tips dari Pakar untuk Hindari Serangan Malware dan Ransomware
Ilustrasi serangan ransomware.(Dok. Cyfirma)

SERANGAN siber menggunakan malware dan ransomware semakin merajalela. Para individu atau kelompok peretas juga semakin canggih. Terbaru, sistem perbankan Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami serangan siber. Akibatnya berbagai layanan perbankan digital mereka tidak bisa digunakan selama lebih dari tiga hari. Karena itu, upaya pencegahan harus lebih serius dilakukan.

Pakar keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan, ransomware ketika menjalankan aksinya, akan berusaha semaksimal mungkin mengenkripsi data penting, backup dan sistem penting yang bertujuan mengganggu jalannya perusahaan sehingga mau tidak mau korbannya akan membayar uang tebusan yang diminta demi kelangsungan operasional perusahaan.

Antivirus secara teknis akan sangat sulit melawan Ransomware karena perkembangan teknologi malware sudah sedemikian rumit. Satu malware yang sama akan sulit dideteksi karena dapat dibungkus dengan berbagai macam teknik kompilasi yang berbeda.

Baca juga: Sistem BSI Down, Ancaman Serangan Siber dengan Malware Makin Serius

Perubahan coding yang diubah sedikit saja sudah akan membuat malware tidak terdeteksi. Oleh karena itu, mengandalkan perlindungan antivirus apapun merek dan klaimnya, namun faktanya tidak ada yang dapat menjamin melindungi secara total dari ancaman ransomware.

"Tidak ada satupun antivirus di dunia yang berani menjamin sistem yang dilindunginya akan 100 % aman dari serangan ransomware ke depannya," kata Alfons, Kamis, (11/5).

Baca juga: BSI Kena Serangan Siber 3 Hari, Reputasi Bank Syariah Plat Merah Dipertanyakan

"Hal-hal ini harus diperhatikan dan menjadi pertimbangan utama dalam melindungi sistem Anda dari serangan malware dan ransomware terus berevolusi. Ingat, sekuriti bukan produk tetapi Security is a Process," kata Alfons.

Perlindungan data dan backup satu arah dan tidak bisa diakses atau dihancurkan karena di proteksi dengan verifikasi kredensial dan TFA seperti Vaksin Protect dan cold backup. Implementasi backup yang berjalan baik dan bisa mengembalikan data penting saat diperlukan.

"Jangan melakukan backup tetapi ketika dibutuhkan malah tidak bisa berfungsi atau terbackup dengan baik ke cloud namun karena besarnya data yang di backup, membutuhkan waktu sangat panjang untuk mengunduh data dalam jumlah besar berukuran Terabite yang di backup," kata Alfons.

Agar terhindar dari serangan siber, berikut ini tips dari Alfons.

1. Jangan memilih antivirus hanya dari mereknya saja tetapi juga layanan pendukung dan implementasi perlindungan yang diberikan.

2. Saat akan memilih antivirus, perhatikan bagaimana penyedia layanan memberikan perlindungan dan bukti logis bahwa data konsumen tetap akan selamat sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware.

3. Cek sudah berapa lama vendor antivirus menjalankan usaha dan layanan seperti apa yang diberikan untuk melindungi pengguna, dan apakah ada support on-site yang handal ketika anda mengalami masalah atau malah anda dilempar kepada support di luar negeri.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat