visitaaponce.com

Meta Siap Lawan Twitter dengan Aplikasi Threads

Meta Siap Lawan Twitter dengan Aplikasi Threads
Twitter semakin terpojok karena berbagai kebijakan baru yang dibuat di bawah kepemimpinan Elon Musk.(AFP)

META siap untuk meluncurkan aplikasi baru bernama Thread. Aplikasi ini dipercaya akan menjadi pesaing Twitter yang belakangan mendapat banyak kritik karena sejumlah aturan baru dan menjadi sebuah tantangan langsung terhadap platform media sosial milik Elon Musk tersebut.

Berdasarkan informasi dari App Store, Threads akan dirilis pada hari Kamis (6/7). Threads merupakan aplikasi percakapan berbasis teks yang tersambung dengan Instagram dan menggoda pengalaman microblogging seperti Twitter.

"Threads adalah tempat komunitas berkumpul untuk mendiskusikan segala sesuatu mulai dari topik yang Anda pedulikan hari ini hingga apa yang akan menjadi tren besok," tulis pratinjau aplikasi.

Baca juga: Kekacauan Twitter Jadi Kesempatan Emas Threads Meta

Pengguna Instagram akan dapat mempertahankan nama pengguna mereka dan mengikuti akun yang sama di aplikasi baru ini. Menurut tangkapan layar yang ditampilkan di daftar App Store. Meta menolak berkomentar tentang aplikasi tersebut.

Musk menjawab "ya" pada sebuah tweet dari salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, yang mengatakan, "Semua Thread Anda adalah milik kami," bersama dengan sebuah tangkapan layar dari bagian privasi App Store yang menunjukkan informasi pribadi apa saja yang dapat dikumpulkan oleh aplikasi Meta yang baru.

Threads bisa jadi merupakan tantangan terbaru bagi Musk, yang mengakuisisi Twitter tahun lalu dengan nilai $44 miliar dan telah membuat perubahan pada platform itu sehingga membuat para pengiklan terkejut dan mematikan para pengguna.

Baca juga: Meta akan Luncurkan Threads, Aplikasi Pesaing Twitter

Kebijakan Baru Twitter

Dalam perubahan terbaru, Twitter mengatakan bahwa mereka akan mengharuskan pengguna untuk diverifikasi sebelum mereka dapat menggunakan dasbor online TweetDeck.

Kebijakan baru ini mulai berlaku dalam 30 hari dan tampaknya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan tambahan karena pengguna harus membayar dan memverifikasi akun mereka di bawah perubahan yang dilakukan oleh Musk.

TweetDeck populer di kalangan perusahaan dan organisasi berita, yang memungkinkan pengguna untuk mengelola beberapa akun Twitter.

Twitter telah menghadapi reaksi keras setelah Musk mengumumkan bahwa Twitter telah membatasi jumlah tweet yang dapat dilihat oleh pengguna setiap harinya. Apalagi pembatasan yang digambarkan oleh miliarder CEO Tesla ini sebagai upaya untuk menghentikan penggalian data yang berpotensi berharga secara tidak sah.

Persaingan Musk dengan Meta Platforms juga bisa saja merembet ke kehidupan nyata. Dalam sebuah pertukaran online antara Musk dan Chief Executive Officer Meta, Mark Zuckerberg, kedua miliarder teknologi ini tampaknya setuju untuk bertarung di arena, meskipun tidak jelas apakah mereka akan benar-benar naik ke atas ring. (AFP/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat