visitaaponce.com

AI Bisa Memberdayakan Masyarakat Secara Luas

AI Bisa Memberdayakan Masyarakat Secara Luas
Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) Hammam Riza(tangkapan layar zoom)

DI tengah kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI), Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menggelar kembali Artificial Intelligence Innovation Summit (AIIS 2023) secara hybrid pada 10-12 Agustus 2023 dengan tema “Democratizing Artificial Intelligence For All”.

AIIS 2023 merupakan kegiatan konferensi dan pameran yang akan menampilkan perkembangan dan pemanfaatan beberapa inovasi AI terkini, baik secara global maupun lokal di Indonesia, melalui main stage conference, fireside chat di pavilion, sesi kompetisi GenAI, dan sesi webinar di  Jakarta International Expo Kemayoran.

Pada kesempatan pembukaan AIIS 2023, Hammam Riza selaku Ketua Umum KORIKA menyampaikan bahwa AIIS 2023 membawakan tema "Democratizing Artificial Intelligence For All". Tema ini memberikan pesan bahwa AI bukan hanya milik segelintir orang yang memiliki hak istimewa,

"AI tetapi menjadi alat yang memberdayakan dan mengangkat komunitas, mendorong inovasi, dan mendorong pertumbuhan inklusif. Selain itu, AIIS 2023 bertujuan untuk menjadi wadah bagi KORIKA untuk mempromosikan organisasi, melakukan pitching ke publik (pentahelix), dan mempercepat implementasi AI di Indonesia," ujarnya.

baca juga: Artificial Inteligence Kini Diadopsi pada Sistem Agroeduwisata

Dengan fokus pada demokratisasi AI, summit ini bertujuan untuk menciptakan arena permainan yang setara di mana potensi AI dapat memberdayakan pertumbuhan pribadi dan masyarakat secara luas.

Menurutnya demokratisasi AI membuat teknologi AI menjadi lebih mudah diakses dan digunakan oleh berbagai kalangan, tanpa memandang latar belakang atau keahlian teknis.

Dalam summit hadir pula Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto sebagai pembicara utama yang  menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menghadapi tantangan ekonomi digital di pasca pandemi Covid-19.

"Dan akan membangun ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan melalui kebijakan progresif dan kemitraan dengan sektor swasta dan masyarakat. Ekonomi digital menjadi kekuatan yang berkontribusi signifikan pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan telah menyumbang hampir 50% dari transaksi ekonomi digital di ASEAN," kata Airlangga Hartarto.

Menurutnya  ekonomi digital tentunya saat ini dan ke depan mendapatkan pengaruh signifikan dari keberadaan Generative AI.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh sebuah lembaga internasional, dampak Generative AI pada produktivitas dapat menambah nilai triliunan dolar bagi ekonomi global.

Studi ini memperkirakan bahwa Generative AI dapat menambah jumlah yang setara dengan $2,6 triliun hingga $4,4 triliun per tahun di 63 kasus penggunaan. Ini akan meningkatkan dampak semua AI sebesar 15 hingga 40 persen. Perkiraan ini akan berlipat ganda jika menyertakan dampak Generative AI yang diintegrasikan ke dalam perangkat lunak.

Hasil studi tadi sejalan dengan apa yang direncanakan oleh Strategi Nasional untuk Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) pada tahun 2020, yang menargetkan PDB Indonesia sebesar 10,5% pada tahun 2030 melalui pemanfaatan AI.

Akan tetapi Stranas KA 2020 masih mengacu pada peta jalan yang mengandalkan teknologi AI saat itu. Dengan kemunculan Generative AI dan perkembangan teknologi AI maju lainnya yang sangat berdampak pada ekonomi digital Indonesia kedepan, dibutuhkan peta jalan yang lebih menyesuaikan dengan perkembangan tersebut.

Strategi Nasional AI Indonesia perlu diadaptasikan dan direvisi dengan percepatan teknologi AI, seperti Generative AI. Indonesia perlu menyiapkan regulasi etika AI untuk mengawal perkembangan teknologi-teknologi maju tersebut.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menyampaikan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) bisa beroperasi secara optimal pada 2023.

Agar target itu tercapai, pemerintah sedang mendorong pembangunan pusat data atau data center berbasis cloud milik negara. Berkaitan dengan tema yang diusung oleh AIIS 2023, kementerian Kominfo menyoroti tentang pentingnya etika dan regulasi AI untuk pencegahan penyalahgunaan Generative AI.

"Generative AI berpotensi digunakan secara negatif untuk menghasilkan hoax, misinformasi, dan disinformasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di satu sisi demokratisasi AI memungkinkan masyarakat mengakses dan menggunakan AI secara luas, namun di sisi lain masyarakat perlu diberikan kesadaran dan pedoman bagaimana memanfaatkan dan menerapkan AI secara bertanggung jawab," ujarnya.

Karena itu, Kominfo menyiapkan program-program upskilling dan reskilling talenta digital bidang AI agar mampu berdaya saing dan membangun kemandirian dalam mencapai tujuan transformasi digital Indonesia. (N-1)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat