visitaaponce.com

Buah Manis dari Bisnis Sulam Benang Katun

Buah Manis dari Bisnis Sulam Benang Katun
Fitri Aprilia, pemilik bisnis sulam benang katun.(MI/Ilham Ramadhan Avisena)

Fitri Aprilia memulai bisnisnya sebagai perajin makrame sejak 2019. Berawal dari coba-coba, usahanya tersebut kini berbuah manis dan terus berkembang. Mulanya, Fitri tertarik pada hasil makrame yang ia temui di Pinterest. Dalam hatinya, Fitri meyakini bisa membuat makrame sendiri. "Saya pikir sepertinya saya bisa untuk buat yang lain sendiri. Itu saya otodidak, bikin satu, dua, lama-lama jadi banyak," kata dia beberapa waktu lalu.

Makrame itu kemudian ia tawarkan ke teman-temannya. Tak pernah disangka, imbuh Fitri, banyak yang justru berminat membeli makrame yang ia buat. Lantas dia melihat hal itu sebagai peluang bisnis UMKM. Terlebih saat itu kerajinan tangan simpul-menyimpul dengan menggunakan benang katun baru populer di Bali. Fitri yang sebelumnya berjualan baju melalui media sosial akhirnya mengalihkan kemudi dan menjajakan makrame yang ia buat.

Lacedream Macrame menjadi nama yang memayungi berbagai produk makrame buatan Fitri. Ia kemudian memanfaatkan akun instagram jualan bajunya untuk menjual berbagai makrame yang dihasilkan.

Baca juga : Buka UMKM Exp(ort) BRILianpreneur 2023, Presiden Jokowi Apresiasi BRI Majukan UMKM

"Itu followersnya sudah sekitar 4 ribuan, saya ganti user akunnya jadi Lacedream ini. Ternyata antusias followersnya lumayan," terang Fitri.

Di tahun pertama ia fokus memproduksi makrame, Fitri mengaku kewalahan lantaran kebanjiran order. Karena saat itu ia masih memproduksi sendiri, bergadang bukan lagi hal asing bagi Fitri untuk bisa memenuhi pesanan yang masuk.

Dia makin kewalahan setelah ada selebgram yang menawarkan kerja sama dengan skema barter di instagram. "Mereka ada semacam program buat memasarkan produk UMKM dengan barter, saya kasih produk ke mereka, mereka beri eksposur buat produk kita, itu banyak sekali," terang Fitri.

Baca juga : Kerja Sama BPJS Ketenagakerjaan dan BRI Dorong Ketenangan Para Pelaku UMKM

"Itu berjalan tahun pertama di 2020 omzet saya itu bisa sampai Rp10 juta. modalnya di awal itu padahal saya hanya Rp1 juta saja," sambung Fitri.

Setelah saat itu, pesanan yang masuk mengalir deras. Hal tersebut akhirnya mendorong Fitri untuk melakukan ekspansi. Status badan usaha yang tadinya adalah perorangan kini naik menjadi Perusahaan Terbatas (PT).

Adapun produk-produk yang ia tawarkan mulai dari gantungan kunci hingga bed cover. Pada dasarnya, kata Fitri, ia bisa membuat apa pun yang bisa diaplikasikan melalui makrame.

Baca juga : BRI dan BPJS Ketenagakerjaan Kolaborasi Layanan dan Perlindungan bagi Penerima KUR

Harga untuk tiap produk Lacedream Macrame juga beragam, yakni mulai dari Rp5 ribu hingga Rp10 juta. Itu bergantung pada besar dan tingkat kesulitan pembuatan produk makrame. Namun jalan usaha Fitri tak mulus-mulus saja. Sebab, produk yang ia tawarkan pernah ditolak untuk masuk ke pasar. Namun Fitri tak gentar. Dia terus berupaya membuka dan memperluas pasar hasil produksinya.

Kegigihannya itu tak sia-sia. Sebab, produk Lacedream Macrame telah berhasil diekspor ke sejumlah negara. "Luar negeri itu terakhir saya kirim ke Amerika Serikat, Australia, Kuwait, Singapura, Malaysia," kata Fitri.

Perjalanan Fitri memproduksi makrame diakui mendapatkan dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia. Bank BRI secara tak langsung dinilai telah membantu kelangsungan bisnis Lacedream Macrame milik Fitri.

Baca juga : DPR Soroti Syarat Agunan Ajukan KUR yang Beratkan Pelaku UMKM  

Dukungan dari BRI yang ia terima ialah melalui akses permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Saya nasabah KUR BRI di Depok untuk usaha ini. KUR ini di 2020, saya bikin CV, lalu 2022 saya naik ke PT itu juga dibantu dengan BRI," terang Fitri.

"Itu mudah. mereka benar-benar menyiapkan semua, saya dipermudah sekali. Bahkan pencairan saja itu tidak sulit dan cepat," tambahnya.

Selain nasabah KUR BRI, Fitri juga sempat memamerkan produk Lacedream Macrame di BRILianpreneur 2023. Dari program itu, Fitri mengaku mendapatkan banyak manfaat terkait dengan bisnisnya.

"Itu jadi batu loncatan saya, karena banyak penawaran kerja sama. BRI itu dari mulai kita ajukan data, itu mereka benar-benar support, customer dicarikan, market dicarikan, business matching dicarikan mereka. Jadi luar biasa impact-nya, positifnya itu luar biasa," tutur Fitri.

BRI diketahui memiliki komitmen untuk mendorong UMKM maju. Salah satu wujud komitmen itu dibuktikan melalui penyaluran KUR. Dalam tiga bulan pertama di 2024, BRI telah kredit senilai Rp1.308,55 triliun, tumbuh 10,89% secara tahunan (year on year/yoy).

Dari total penyaluran kredit itu, 85% di antaranya tersalurkan ke UMKM. 'Portfolio UMKM BRI 83,25%, memiliki impact terhadap daya tahan perekonomian nasional, mengingat UMKM berperan 97% job cretaion dan menyumbang 61% dari PDB," ujar Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto dalam paparan kinerja BRI Triwulan I 2024, Kamis (25/4). (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat