visitaaponce.com

Film The Queens Gambit Populerkan lagi Olahraga Catur

Film The Queen's Gambit Populerkan lagi Olahraga Catur
Grandmaster Catur dari India, Vishwanathan Anand(Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

BERAGAM cara dilakukan  orang mengisi waktu sengggang selama masa pembatasan sosial di masa pademi, seperti berkebun, memelihara hewan, bersepeda, maupun bermusik. Kini, orang gandrung main catur, terutama di India. Hal itu dipicu serial The Queen’s Gambit yang diputar di Netflix. Film itu terinspirasi kisah pecatur legendaris dunia asal AS, Bobby Fischer.  

Menurut grandmaster India Vishwanathan Anand  film itu merupakan penggambaran akurat tentang pertandingan catur. Anand, yang selama tiga bulan ini terdampar di Jerman menunggu penerbangan kembali ke India, mengatakan olahraga catur tengah booming selama pandemi. Olahraga asah otak itu dimainkan lebih jutaan orang, baik offline maupun online.

Hal ini, kata dia, dibantu oleh kesuksesan "The Queen's Gambit", yang telah membuat rekor baru bagi Netflix.

"Orang-orang yang berdiam di rumah tampaknya telah menemukan asiknya permainan catur," kata juara dunia lima kali itu dalam wawancara telepon dengan AFP, Kamis (10/12).

"Sekarang ada 13 juta orang bermain catur online. Selama pandemi ada juga film di Netflix tentang catur, 'The Queen's Gambit', dan itu juga agak spektakuler," ujarnya.

Ketika cabang olah raga lain terpukul selama pandemi, catur justru berkembang pesat. Pengelola platform game online Chess.com bulan lalu mengatakan, mereka telah mendapat tambahan 2,5 juta anggota baru sejak rilisnya film "The Queen's Gambit".

“Sama seperti olahraga lain yang beralih ke online. Jadi yang terjadi pecaturnya pindah online untuk ikut penonton,” kata Anand.

Pecatur terhebat yang pernah dihasilkan India ini mengatakan, teknologi telah membawa perubahan besar untuk permainan catur. Apalagi internet kini menyediakan platform untuk memudahkan orang menekuni permainan tersebut.

“Hampir semua orang, bahkan orang yang tidak tahu aturan permainan ini bisa mengikuti secara online,” kata pecatur yang meraih gelar dunia pertamanya pada usia 30 tahun pada 2000.

"Saya merupakan generasi peralihan. Saya berusia 17 tahun ketika database catur pertama kali dibuat. Sejak itu, saya telah bekerja cukup banyak dengan komputer dan seterusnya hingga hari ini," kata pecatur berusia 50 tahun tersebut. (M-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat