visitaaponce.com

Mesir Menuntut Pengembalian 3 Artefak Harta Karun dari Museum Eropa

Mesir Menuntut Pengembalian 3 Artefak
Patung Nefertiti, Permaisuri Agung Firaun Akhenaten dari Mesir kuno(AFP)

Selama beberapa dekade, masyarakat Mesir berusaha membawa kembali koleksi artefak berharga dari warisan kejayaan peradaban kuno mereka. Benda-benda bersejarah itu sekarang berada di beberapa museum luar negeri, kebanyakan tersebar di Eropa. Sebagian besar koleksi juga telah dimiliki oleh para kolektor pribadi di berbagai negara.

Dilansir dari AFP pada Kamis (15/9), seorang mantan menteri purbakala dan Kepala Dinas Barang Antik Mesir, Zahi Hawass mengungkapkan bahwa saat ini Mesir sedang menyelesaikan proyek arekologi museum terbaik dan terbesar di dunia.

Museum yang diberi nama Grand Egyptian Museum (GEM) itu menjadi tempat di mana artefak-artefak tersebut akan ditampilkan dengan cara yang indah untuk pertama kali kalinya.

Museum tersebut akan dibuka untuk umum pada November mendatang di kawasan kaki Piramida Giza Kairo. Kabar itu membuat Zahi Hawass yang juga seorang arkeolog menuntut beberapa pihak untuk mengembalikan tiga jenis artefak atau harta karun terbesar yang pernah dimiliki Mesir

Menurut Hawass, benda-benda itu unik dan tidak seharusnya berada di luar dan dibawa pergi oleh negara asing secara ilegal. Orang-orang Eropa yang menyimpan koleksi itu mengatakan bahwa negara-negara Afrika itu tidak cukup mampu untuk merawat dan sebagian juga mengklaim koleksi itu berasal dari mereka.

Setidaknya ada 3 jenis koleksi artefak berharga milik Mesir dan kini berada di luar negeri yaitu, Rosetta Stone (batu Rosetta) di British Museum Inggris, Patung Dada Nefertiti (1345 SM) yang terletak di Museum Neues Berlin, Jerman, dan Patung Zodiak Dendera (sekitar 50 SM) di Museum Louvre, Prancis.

Lantas, seperti apa wujud ketiga harta karun tersebut? Berikut penjelasannya:


1. Batu Rosettta

Batu Rosetta adalah sebuah batu granodiorit yang membantu peneliti modern dalam penerjemahan teks kuno dalam naskah demotik bahasa Mesir, bahasa Yunani, dan hiroglif Mesir.

Lempengan baru yang berasal dari tahun 196 SM ini merupakan kunci yang membantu ahli bahasa Prancis Jean-Francois Champollion memecahkan kode hieroglif kuno Mesir.

Batu antik ini ditemukan oleh pasukan Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte yang menyerang Mesir tahun 1799. Pada saat itu, mereka sedang memperbaiki sebuah benteng di dekat pelabuhan Delta Nil di Rashid (atau Rosetta), dekat dengan Mediterania.

Batu bersejarah yang mengandung lempengan basal hitam dan berbentuk tidak beraturan itu berisi beberapa potongan bagian yang ditulis dalam tiga skrip berbeda, yaitu bahasa Yunani, hieroglif Mesir, dan demotik Mesir.

Bahasa Yunani kuno di Batu Rosetta memberi tahu para arkeolog bahwa batu itu diukir oleh para imam untuk menghormati raja Mesir, Ptolemy, pada abad kedua SM. Membandingkan ketiga naskah itu akhirnya membantu memecahkan misteri yang telah membingungkan para sejarawan selama berabad-abad.

Prasasti tersebut telah disimpan di British Museum sejak 1802, dengan deskripsi tulisan "Ditemukan di Mesir oleh Tentara Inggris pada tahun 1801" dan di sisi lain terdapat deskripsi "dipersembahkan oleh Raja George III"

Mesir telah menuntut pengembaliannya selama beberapa dekade. Pihak museum mengatakan kepada AFP bahwa batu itu "diserahkan kepada Inggris sebagai hadiah diplomatik."


2. Patung Dada Nefertiti

Patung Dada Nefertiti adalah patung dada berusia 3.300 tahun, terbuat dari batu kapur berlukis yang menggambarkan Nefertiti, Permaisuri Agung Firaun Akhenaten dari Mesir kuno, dan merupakan salah satu karya seni yang paling banyak ditiru.

Patung Nefertiti merupakan salah satu benda berharga yang akan diupayakan untuk dipulangkan ke Mesir. Nama Nefertiti memiliki arti "Wanita Cantik yang Telah Datang" ini dipahat sekitar tahun 1340 SM.

Benda bersejarah ini digali oleh tim arkeologi Prusia (Jerrman) di Amarna pada tahun 1912. Setelah penggalian itu, patung patung yang menggambarkan sosok salah satu wanita paling terkenal di dunia kuno itu kemudian diberikan ke Museum Neues di Berlin.

Kepala tim peneliti Jerman saat itu, Ludwig Borchardt disebut membawa patung tersebut ke negara asalnya dan tersembunyi hingga 10 tahun. Namun, setelah itu patung Nefertiti mulai dipamerkan di depan publik.

Kairo telah menuntut pengembalian patung tersebut pada tahun 1930-an, tetapi Jerman menyatakan bahwa patung itu diserahkan ecara sukarela melalui perjanjian bagian era kolonial, di mana negara-negara yang mendanai penggalian arkeologi dapat menyimpan setengah dari temuan itu. Namun, bagi Hawass, patung itu diambil secara ilegal.

Seorang Egyptologist (ahli Mesir Kuno) Monica Hanna mengatakan kepada AFP bahwa Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler pernah setuju untuk mengembalikan patung bersejarah itu namun permintaan tersebut gagal karena sang diktator keburu kehilangan kekuasaan pada Perang Dunia II.

Menurut pihak museum, setelah peristiwa tersebut, tidak pernah ada permintaan resmi untuk pengembalian harta karun yang mereka klaim diterima "dari pemerintah Mesir".


3. Zodiak Dendera

Pahatan Zodiak Dendera adalah sebuah bas-relief Mesir dari langit-langit pronaos sebuah kapel yang didedikasikan untuk Osiris di Hathor kuil di Dendera, berisi gambar-gambar zodiak, terutama Taurus dan Libra.

Benda bersejarah tersebut dianggap sebagai satu-satunya peta lengkap yang kita miliki tentang langit kuno, diperkirakan berasal dari sekitar 50 SM.

Peta langit diledakkan dari Kuil Hathor di Qena di Mesir selatan atas perintah pejabat Prancis Sebastien Louis Saulnier pada tahun 1820. Zodiak Dendera kemudian diletakkan di langit-langit di Museum Louvre di Paris sejak 1922.(M-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat