visitaaponce.com

Kolaborasi Musisi Kontemporer dan Tradisi dalam Nada Nusantara

Kolaborasi Musisi Kontemporer dan Tradisi dalam Nada Nusantara
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menyaksikan pemutaran tiga episode dokumenter Nada Nusantara, di Jakarta, Kamis (8/12).(Dok. Nada Nusantara (@snap.nuel & tim))

Seni budaya merupakan ragam kekayaan Indonesia yang terus diupayakan kelestariannya oleh berbagai kalangan. Salah satu pendekatan terkait yang dilakukan pemerintah adalah dengan menghelat program bernama Nada Nusantara. Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayan, RIset, dan Teknologi itu berkolaborasi dengan Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti), saat ini berfokus kepada upaya preservasi, inspirasi, dan regenerasi musik serta alat musik tradisi dari tiga daerah di Indonesia. Ketiganya adalah Karangasem, Bali; Ambon, Maluku; dan Jawa Tengah.

Dalam praktiknya, Nada Nusantara digawangi Ridho Hafiedz sebagai music director; Ardhito Pramono, Yura Yunita, dan Marcello Tahitoe sebagai musisi kolaborator; serta para musisi tradisi dari tiga daerah tersebut.

Program ini tidak hanya menghasilkan gelaran Konser Nada Nusantara Live in Candi Borobudur pada 27 September 2022 lalu, tapi juga tiga episode film dokumenter yang dirilis pada hari ini (8/12), di Jakarta. Masing-masing episode berjudul Nada-Nada Penting (The Most Important Serenade) untuk episode Bali, Mena Musik Amboina (The Ballad from Ambon) untuk episode Maluku, serta Musik Bhumi Sambhara Budhara (Music on the Mountain of Knowledge) untuk episode Jawa Tengah. 

Ketiga film dokumenter yang disutradarai Linda Ochy tersebut merekam jejak perjalanan Ridho Hafiedz, Ardhito Pramono, Yura Yunita, dan Marcello Tahitoe dalam mengenal budaya, sejarah, musik, hingga belajar alat-alat musik tradisional langsung dari para maestro musik tradisi di Karangasem, Ambon, dan Jawa Tengah.

Interaksi mereka tersebut kemudian menghasilkan sejumlah komposisi musik baru: Nada-Nada Kaya (Ridho Hafiedz, Yura Yunita, Donne Maulana, dan I Putu Angga Wijaya), Nusa Ina (Ridho Hafiedz, Ardhito Pramono, Grizzly Nahusuly, serta Riluke Noa, Enrico Trixano Silooy, dan Usman Ipaenin), juga Ku Selalu di Sini (Ridho Hafiedz, Marcello Tahitoe, dibantu aransemen oleh Drs. Haryanto, M.Ed. dan Nona Rozalia) 

Sejalan dengan film dokumenternya, karya-karya musik tersebut juga dirilis hari ini di sejumlah platform daring, seperti Spotify dan Youtube.

Capaian-capaian itu diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengajaran untuk mewujudkan tujuan utama Nada Nusantara. Tidak hanya untuk mengarsipkan alat musik tradisional sebagai warisan bagi generasi mendatang, program itu juga mencita-citakan penyosialisasian filosofi dan peran musik tradisi sekaligus penumbuhkembangan ekosistemnya. Dengan begitu, diharapkan terjadi proses regenerasi yang sehat dan berkelanjutan. (RO/M-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat