Melestarikan Budaya tanpa Kehilangan Hakikat Aslinya
![Melestarikan Budaya tanpa Kehilangan Hakikat Aslinya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/12/cbb971e758a66d468293d904c7ab9090.jpg)
INDONESIA terus mendaftarkan beragam warisan budaya untuk diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda (WBTB). Belum lama ini, Kemenparekraf Sandiaga Uno mengatakan pemerintah mendaftar kebaya melalui jalur single nation atau pengajuan oleh satu negara.
Sebelumnya, jamu juga sudah didaftarkan menjadi WBTB dan masih berproses di UNESCO. Hingga kini, Indonesia setidaknya memiliki 12 budaya yang sudah disahkan sebagai WBTB oleh badan PBB tersebut.
Di sisi lain, status WBTB tidak menjamin jika budaya itu akan tetap lestari. Pelestarian dan pengembangan tetap menjadi tantangan yang harus dijalankan bersama.
Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Pudentia MPSS mengingatkan jika pengembangan dan pelestarian budaya jangan sampai menghilangkan hakikat asli budaya itu. ATL merupakan asosiasi yang berpengalaman dalam melestarikan budaya dan telah kembali mendapatkan akreditasi dari UNESCO. Hal tersebut memungkinkan ATL menjadi mitra UNESCO dalam memberikan pelayanan terkait Konvensi 2023.
Ia memberi contoh perubahan pengembangan budaya yang sudah kehilangan hakikat, salah satunya adalah lenong. Lenong kini lebih dikenal dengan goyunan sementara pada hakikatnya tidak itu saja.
Lenong hakikatnya bukan hanya guyonan, tapi juga ada dialog, ada unsur teater yang lengkap. Pakemnya apa, kalau sudah beda, orang gak akan kenal lagi sebagai Lenong. Atau misalnya cerita pantun Sunda, jadi ini bagaimana ceritanya, anak-anak gak ngerti. Tapi ini harus dipentaskan dalam konteks, artinya orang harus tahu ini memang harus pakai bahasa Sunda. Apabila juru pantunnya berbicara pakai bahasa Indonesia, nah ini menjadi berubah," tuturnya saat dihubungi Media Indonesia via telepon, Jumat (23/12).
Agar tetap mempertahankan hakikat asli maka pelaku pelestarian dan pengembangan budaya perlu melibatkan maestro dari WBTB tersebut. "Pengembangan ini yang masih melihat apa aslinya, masih ada maestronya, masih ada diskusi, dan lain sebagainya. Nah, itulah cara yang benar untuk melestarikan,” lanjutnya.
Pelestarian budaya juga disarankan dimasukkan itu ke dalam materi muatan ke sekolah dan mementaskannya di ruang-ruang publik.
Namun, ia juga mengingatkan jika hal dasar penting dalam melestarikan budaya adalah memberi pemahaman. Hal itu berarti juga memberi pengetahuan soal sejarah budaya tersebut hingga makna dan artinya bagi masyarakat setempat.
"Dia (orang yang mau melestarikan) harus memiliki pemahaman yang mumpuni. Artinya enggak cuma sembarang asal tahu, misalnya asal tahu cuma deskripsi saja, tapi enggak tahu sebenarnya sejarahnya, maknanya, dan artinya untuk masyarakat setempat. Mumpuni itu dia harus mengetahui seutuhnya mengenai itu," lanjutnya. Dengan hal tersebut maka ia menyakini jika pengembangan WBTB tetap memiliki roh aslinya atau pola-pola dasar aslinya dan sekaligus dapat dibuat menarik. (M-1)
Terkini Lainnya
5 Warisan Budaya Komering Resmi Tercatat dan Diakui Negara
Rayakan Hari Tempe Nasional, Merawat Warisan Budaya tak Benda
Pamor Meningkat, Tempe Resmi Diajukan ke UNESCO
Indonesia Terima Sertifikat Inskripsi Warisan Budaya Dunia dari UNESCO
Warga Kota Padang Meriahkan Tradisi Serak Gulo
Lewati Hari Tasrikh, Tombak dan Keris Peninggalan Sunan Kudus Disucikan
Seventeen Ditunjuk Jadi Duta Pemuda UNESCO
Anggun Gelar Konser di Situs Warisan Dunia UNESCO
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
UNESCO Harap Indonesia Tuan Rumah Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence pada 2025
Rempah Penghubung Budaya Antarbangsa di Asia Tenggara
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap