Berkebun Bisa Kurangi Risiko Kanker dan Meningkatkan Kesehatan Mental
![Berkebun Bisa Kurangi Risiko Kanker dan Meningkatkan Kesehatan Mental](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/bf7a958875bc98cdade23ec531cd579f.jpg)
Penelitian terbaru membuktikan aktivitas berkebun merupakan salah satu cara tepat untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Kajian tersebut menunjukkan berkebun juga memiliki manfaat yang lebih luas.
Seperti dilansir dari Neuro Science News pada Minggu (8/1), kajian terbaru yang diterbitkan di The Lancet Planetary Health oleh tim peneliti dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat menunjukkan adanya keterkaitan antara aktivitas berkebun dengan kesehatan fisik serta mental.
Penelitian tersebut didasarkan pada hasil uji coba yang dilakukan secara acak dan terkontrol terhadap kegiatan komunitas berkebun. Peneliti menemukan bahwa orang yang ikut komunitas berkebun akan makan lebih banyak serat dan melakukan lebih banyak aktivitas fisik, sehingga bisa mengurangi risiko kanker dan penyakit kronis serta menurunkan tingkat stres dan kecemasansecara signifikan
"Temuan ini memberikan bukti nyata bahwa aktivitas berkebun bisa memainkan peran penting dalam mencegah kanker, penyakit kronis dan gangguan kesehatan mental," jelas penulis senior Jill Litt, profesor di Departemen Studi Lingkungan di CU Boulder.
Beberapa studi penelitian dari skala kecil juga menemukan bahwa orang yang berkebun cenderung makan lebih banyak buah dan sayuran dan memiliki berat badan yang lebih sehat. Namun, belum jelas apakah orang yang lebih sehat cenderung berkebun, atau berkebun yang memengaruhi kesehatan.
Sebagai bagian dari penelitian ini, tim peneliti merekrut 291 orang dewasa yang tidak berkebun, rata-rata berusia 41 tahun. Para peserta berasal dari daerah Denver dengan lebih dari sepertiga orang Hispanik dan lebih dari setengahnya berasal dari rumah tangga yang dianggap berpenghasilan rendah.
Setelah musim semi, setengah peserta ditugaskan ke kelompok berkebun masyarakat dan setengahnya lagi ke kelompok kontrol yang diminta menunggu satu tahun untuk mulai berkebun. Kelompok berkebun menerima sebidang kebun komunitas gratis, beberapa benih dan bibit, dan kursus berkebun pengantar melalui program nirlaba Denver Urban Gardens dan mitra studi.
Untuk mengumpulkan data, kedua kelompok menyelesaikan survei berkala tentang pola makan dan kesehatan mental mereka. Para peneliti memonitor aktivitas mereka dan dan mengukur kondisi fisik peserta. Hasilnya menunjukkan pada musim gugur, kelompok berkebun rata-rata mengonsumsi 1,4 gram lebih banyak serat per hari dibandingkan kelompok kontrol, peningkatan sekitar 7%.
Tim menjelaskan bahwa serat memberikan efek mendalam pada respons peradangan dan kekebalan, memengaruhi berbagai hal seperti cara tubuh memetabolisme makanan hingga seberapa sehat mikrobioma usus hingga seberapa rentan tubuh terhadap diabetes dan kanker tertentu. Diperkirakan rata-rata orang dewasa di AS mengonsumsi kurang dari 16 gram serat sehari, di bawah rekomendasi dokter yaitu 24 - 38 gram.
"Peningkatan satu gram serat dapat memiliki efek positif yang besar pada kesehatan," ujar rekan penulis dan direktur program pencegahan dan pengendalian kanker University of South Carolina, James Hebert.
Kegiatan berkebun juga meningkatkan tingkat aktivitas fisik sekitar 42 menit per minggu. Sebagaimana badan kesehatan masyarakat merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik per minggu, namun rekomendasi tersebut hanya dipenuhi oleh seperempat populasi AS.
Peserta studi juga melaporkan tingkat stres dan kecemasan mereka menurun, dengan mereka yang datang ke studi paling stres dan cemas melihat penurunan terbesar dalam masalah kesehatan mental. Studi juga menegaskan tukang kebun pemula pun dapat memperoleh manfaat kesehatan terukur dari hobi di musim pertama mereka karena memiliki pengalaman dan menikmati hasil yang lebih besar.
Litt berharap temuan ini akan mendorong para profesional kesehatan, pembuat kebijakan, dan perencana lahan untuk melihat ke kebun komunitas, dan ruang lain yang mendorong orang untuk berkumpul di alam. Hal in sebagai bagian penting dari sistem kesehatan masyarakat, apalagi buktinya susah jelas. (M-3)
Terkini Lainnya
Daftar Urutan Zodiak Paling Pintar tapi Malas untuk Belajar
Lubang Ozon di Antartika Semakin Dalam pada Pertengahan Musim Semi
OpenAI Perbarui Kemampuan ChatGPT
Siklus Kreativitas dan Nilai-nilai Keberlanjutan
Kiat Aghi Narottama Mendesain Musik Film Horor
Ratusan Ikan dan Lumba-lumba Mati Akibat Kekeringan yang Terjadi di Danau Amazon
31 Makna Mimpi Gigi Copot Menurut Ahli dan Islam
Ini Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental
Psikolog Forensik Desak Polri Buka Data Anggota Kecanduan Judi Online
Ini Penyebab Anda Sulit Berhenti Merokok
Diri Sendiri Musuh Utama Perokok Sulit Berhenti
Resep Sosial untuk Mengatasi Kesepian di Kalangan Remaja
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap