visitaaponce.com

Siklus Kreativitas dan Nilai-nilai Keberlanjutan

Siklus Kreativitas dan Nilai-nilai Keberlanjutan
Karya instalasi bertajuk 'Listen' pada pameran seni kolektif bertajuk "Continuum, Murai Art Projects"(dok: Murai Art Projects)

Sebuah headphone berwarna putih ditaruh di sebuah tanaman.  Alunan musik yang menenangkan dari headphone seolah suara alam yang menenangkan, bagi tanaman dan juga kehidupan di sekitarnya. Karya instalasi bertajuk Listen ini berukuran 25 × 40 cm, dibuat dengan media campuran yang terdiri dari 3D printed resin. Koleksi tahun 2023 ini didesain oleh Jessica Soekidi, seorang arsitek yang kerap berkarya dengan menggunakan berbagai media, mulai dari seni dua dimensi hingga instalasi.

Tak hanya sejumlah instalasi menarik, ada pula beberapa lukisan dengan warna yang "colorful". Salah satunya lukisan yang menggambarkan tiga ekspresi wanita dengan warna-warna mencolok seperti hijau tosca, kuning, dan warna lainnya.

Koleksi bertajuk No Drama Good Karma tersebut seolah-olah menjelaskan tak perlu banyak drama yang dibuat dalam hidup, sebab karma yang baik akan tahu kepada siapa datangnya. Lukisan menawan tersebut didesain oleh seniman Tutu di atas kanvas berukuran 130 x 130 cm dengan campuran berbagai media.

Karya-karya tersebut ditampilkan melalui pameran seni kolektif bertajuk "Continuum, Murai Art Projects" bekerjasama dengan TEKA, perusahaan produsen lantai kayu. Continuum merupakan pameran seni yang menekankan aspek kolaborasi interdisiplin sehingga karya-karya interdisipliner yang ditampilkan mengacu pada gagasan terkait keberlanjutan.

"Seperti ciri khas Murai Art Projects itu sendiri, kami selalu memberikan atau menampilkan suatu kolaborasi antara ilmu seni dengan ilmu disiplin lainnya dan kali ini kami berkolaborasi dengan TEKA Parquet Indonesia, seniman dan juga arsitek." tutur Ari Sanjaya, Pendiri and Director Murai Art Projects, yang berdiri sejak tahun 2021, seperti dikutip dari siaran resmi yang diterima Media Indonesia, Kamis (26/10).

Continuum menjadi representasi siklus kreativitas tanpa akhir dalam berbagai medium kreasi yang bersimpul pada nilai-nilai keberlanjutan.

Dikuratori oleh Bob Edrian, pameran yang diselenggarakan di Showroom TEKA, Alam Sutera, Tangerang, pada 24 Oktober-1 November 2023 ini, menghadirkan presentasi artistik dari 9 seniman dan 1 orang arsitek mulai dari Joko Avianto, Tutu, Jemana Murti, Maharani Mancanagara, Yori Antar, Agnes Hansella, Jessica Soekidi, Nurrachmat Widyasena, Wildan Indra Sugara, dan Wayan Karja.

Kesepuluh partisipan tersebut diundang untuk menggali gagasan yang berkaitan dengan pemanfaatan material limbah untuk ditampilkan secara artistik. Empat dari keseluruhan partisipan, dalam hal ini Joko Avianto, Tutu, Jemana Murti, dan Maharani Mancanegara, memperoleh kesempatan untuk merespons secara langsung material TEKA dan mengintegrasikannya ke dalam karya seni rupa tanpa mengurangi esensi identitas karya masing-masing.

"Para seniman tersebut mengolah material produk waste, sisa pabrik, bahan veneer atau bagian-bagian parquet-nya, yang dirangkai dan diintegrasikan ke dalam karya seni rupa. Karya seni yang merespon dari material TEKA ini juga dapat diapresiasi dan dikoleksi oleh para pecinta seni rupa. Kami melihatnya karya-karya ini dapat menjadi prototipe untuk karya-karya yang menggunakan bahan-bahan sejenis," tutur Yudi Wanandi, Co-Founder dan Director Mural Art Projects.

Tanggung jawab Lingkungan

Selain rangkaian karya seni dalam format lukisan, patung, dan instalasi, TEKA juga menghadirkan presentasi lini terbaru produk TEKA, yaitu seri Vorkraft. Sebuah seri mutakhir dari olahan material kayu yang istimewa dan berkualitas tinggi. Vorkraft dirancang dengan karakteristik serat kayu yang distingtif.

"Bersamaan dengan pameran seni ini, TEKA juga meluncurkan premium collection terbaru kami, di mana koleksi ini diharapkan dapat menjadi terobosan dunia building material. Koleksi yang baru ini tentunya lebih eksklusif, lebih punya value, dan tentunya bernilai seni tinggi," tutur Juliana Rika, National Head Sales TEKA Parquet.

Pameran ini diharapkan dapat menggugah dan meningkatkan kesadaran terhadap tanggung jawab individu pada lingkungan dan bagaimana mengimplementasikan nilai keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Pameran seni memiliki kekuatan untuk memicu ragam bentuk kesadaran terkait isu keberlanjutan melalui presentasi yang kreatif, menarik, dan artistik. Pameran Continuum juga dapat dimaknai sebagai ruang dialog yang mempertemukan ragam disiplin ilmu dalam lingkup industri kreatif di Indonesia.(M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat