visitaaponce.com

Manusia Ternyata Memiliki Elemen Bahasa yang Sama dengan Kera

 Manusia Ternyata Memiliki Elemen Bahasa yang Sama dengan Kera
ilustrasi: Orang utan menjadi salah satu daya tarik kawasan wisata Bukit Lawang, Langkat, Sumatera Utara.(Antara)

Sebuah studi terbaru berbasis video dari para peneliti di St Andrews University menyimpulkan bahwa manusia memiliki elemen bahasa yang sama dengan kera.

Selain itu, para relawan yang ditugaskan dalam penelitian tersebut terlihat dapat memahami berbagai gerakan atau isyarat yang digunakan simpanse dan bonobo liar untuk berkomunikasi.

Pada penelitian sebelumnya, peneliti juga mengungkapkan bahwa simpanse dan bonobo bila bertemu mungkin akan saling mengerti apa yang diucapkan karena mereka 'menggunakan' bahasa yang sama.

Peneliti utama studi, Dr Kirsty Graham menjelaskan bahwa cara berkomunikasi berbasis gerakan ini dimiliki oleh spesies kera besar lainnya, termasuk gorila dan orangutan.

"Bayi manusia juga menggunakan beberapa gerakan yang sama. Jadi kami sudah memiliki kecurigaan bahwa ini adalah kemampuan gestur bersama yang mungkin ada pada nenek moyang terakhir kita," katanya seperti dilansir dari BBC News pada Kamis (26/1).

"Tim peneliti cukup yakin sekarang bahwa nenek moyang kita telah memberi isyarat, dan ini dikooptasi ke dalam kemampuan bahasa yang sama," lanjutnya.

Peneliti Ini lebih jauh menunjukkan bahwa nenek moyang terakhir yang dinyatakan sama dengan simpanse ternyata menggunakan gerakan yang sama, hal ini mungkin menjadi "titik awal" untuk bisa mengerti bahasa yang sama dengan hewan-hewan tersebut.

Studi ini merupakan bagian dari misi ilmiah berkelanjutan untuk memahami kisah asal usul bahasa bersama tersebut dengan mempelajari komunikasi secara cermat pada primata terdekat manusia yaitu kera.

Tim peneliti ini telah menghabiskan bertahun-tahun mengamati simpanse liar. Mereka sebelumnya menemukan bahwa kera besar menggunakan seluruh "leksikon" lebih dari 80 gerakan, masing-masing menyampaikan pesan kepada anggota lain dari kelompok mereka.

Pesan seperti "groom me" dikomunikasikan dengan gerakan menggaruk yang panjang, sedangkan gerakan berupa pukulan mulut berarti "beri aku makanan itu" dan merobek potongan daun dengan gigi adalah isyarat rayuan simpanse.


Menerjemahkan bahasa kera

Para ilmuwan menggunakan percobaan pemutaran video untuk meneliti bahasa kera, karena pendekatan tersebut secara tradisional telah digunakan untuk menguji pemahaman bahasa pada primata non-manusia.

Akan tetapi, dalam penelitian ini tim peneliti mengubah pendekatannya. Hal tersebut bertujuan untuk menilai kemampuan manusia dalam memahami gerak tubuh kerabat kera terdekat mereka yang masih hidup.

Selanjutnya para relawan diberi tugas untuk menonton video gerakan simpanse dan bonobo, lalu memilih dari daftar terjemahan pilihan ganda. Tak disangka, hasilnya cukup mengagetkan, para relawan bisa menafsirkan dengan benar arti dari berbagai gerakan simpanse dan bonobo lebih dari 50% dari waktu yang disediakan.

"Kami sangat terkejut dengan hasilnya," kata Dr Catherine Hobaiter.  

"Ternyata kita semua bisa mengerti dan menafsirkan gerakan-gerakan itu hampir secara naluriah. Hal ini menarik dari evolusi perspektif komunikasi dan benar-benar menjengkelkan sebagai seorang ilmuwan yang menghabiskan bertahun-tahun pelatihan bagaimana melakukannya," candanya.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa isyarat yang dapat dipahami orang secara alami, dapat menjadi bagian dari apa yang digambarkan oleh Dr Graham sebagai kosa kata isyarat yang secara evolusioner kuno dan dimiliki oleh semua spesies kera besar termasuk manusia.(M-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat