visitaaponce.com

Neanderthal Hidup dengan Cara Berburu dan Membantai Gajah Raksasa

Sebuah studi terbaru mengungkapkan Neanderthal kemungkinan hidup dalam kelompok yang jauh lebih besar dari yang diyakini sebelumnya. Mereka juga berburu gajah yang ukurannya tiga kali lebih besar dari gajah yang hidup saat ini.

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances, Rabu (1/2), para peneliti menarik kesimpulan itu berdasarkan pemeriksaan sisa-sisa kerangka gajah bergading lurus berusia 125.000 tahun yang ditemukan di dekat Halle, di Jerman tengah.

Mereka menemukan tulang belulang sekitar 70 gajah dari era Pleistosen pada 1980-an di tambang batu bara besar yang kemudian diubah menjadi danau buatan. Menurut peneliti gajah pada masa itu jauh lebih besar daripada mammoth berbulu dan tiga kali lebih besar dari ukuran gajah Asia saat ini.

"Memburu hewan raksasa ini dan membantai mereka sepenuhnya adalah bagian dari aktivitas penghidupan Neanderthal di lokasi ini," kata Wil Roebroeks, salah satu penulis studi tersebut, kepada AFP.

Untuk diketahui, Neanderthal adalah anggota genus Homo yang telah punah dan berasal dari zaman Pleistosen. Spesimennya banyak ditemukan di Eurasia, dari Eropa Barat hingga Asia Tengah dan Utara. Spesies ini dinamakan Neanderthal sesuai dengan lokasi tempat pertama kali ditemukan di Jerman, yakni di Neanderthal atau Lembah Neander

“Ini merupakan bukti nyata pertama perburuan gajah dalam evolusi manusia,” kata Roebroeks, seorang profesor arkeologi di Universitas Leiden di Belanda.

Studi tersebut menunjukkan bahwa Neanderthal yang tinggal di daerah tersebut selama 2.000 hingga 4.000 tahun kurang bergerak dan membentuk unit sosial yang jauh lebih besar daripada yang biasanya dibayangkan.

"Neanderthal bukanlah budak alam biasa," kata Roebroeks.

"Mereka benar-benar membentuk lingkungan mereka, hidup dengan api dan juga memberikan dampak besar pada hewan terbesar yang ada di dunia saat itu," imbuhnya.

'Bom kalori'

Para peneliti menyatakan bahwa gajah-gajah itu telah diburu -- dan bukan hanya ditangkap, berdasarkan profil usia dan jenis kelamin dari sisa-sisa hewan itu yang ditemukan di tambang. Kebanyakan adalah gajah jantan dan ada beberapa yang muda atau tua.

"Ini adalah pilihan khas yang dibuat oleh pemburu yang mengincar mangsa terbesar," kata Roebroeks.

Gajah jantan dewasa akan lebih mudah diburu daripada betina, yang cenderung bergerak dalam kawanan untuk melindungi anaknya.

"Sedangkan jantan dewasa sebagian besar adalah hewan soliter," kata Roebroeks. "Jadi mereka lebih mudah untuk dilumpuhkan, mendorong mereka ke dalam perangkap lumpur dan lubang.

"Dan mereka adalah bom kalori terbesar yang berkeliaran di lanskap ini."

Para peneliti mengatakan Neanderthal mampu mengawetkan makanan dalam jumlah besar yang disediakan oleh seekor gajah dan itu akan menopang kebutuhan pangan mereka selama berbulan-bulan.

"Rata-rata gajah jantan dengan berat sekitar 10 ton akan menghasilkan setidaknya 2.500 porsi harian untuk Neanderthal dewasa," kata Roebroeks.

"Mereka bisa mengatasinya dengan mengawetkannya untuk jangka waktu yang lebih lama,” imbuhnya.

Bekas luka

Para peneliti mengatakan Neanderthal menggunakan alat batu api untuk menyembelih hewan tersebut. Bukti itu terlihat jelas pada tulang yang diawetkan dengan baik.

"Itu adalah bekas potongan klasik yang dihasilkan dengan memotong dan mengikis daging dari tulangnya," kata Roebroeks.

Jejak api arang yang digunakan oleh Neanderthal yang ditemukan, menunjukkan bahwa mereka mungkin mengeringkan daging dengan cara menggantungnya dan menyalakan api di bawahnya.

Roebroeks mengatakan bahwa meskipun penelitian tersebut memberikan bukti bahwa Neanderthal hidup dalam unit sosial yang besar, sulit untuk memerkirakan dengan tepat seberapa besar sebenarnya kelompok tersebut.

"Tetapi jika Anda memiliki gajah seberat 10 ton dan Anda ingin memproses hewan itu sebelum menjadi busuk, Anda memerlukan sekitar 20 orang untuk menyelesaikannya dalam seminggu," katanya. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat