visitaaponce.com

Karnaval Rio Jadi Simbol Kebebasan Warga Brasil dari Covid dan Politik Identitas

Karnaval Rio Jadi Simbol Kebebasan Warga Brasil dari Covid dan Politik Identitas
Kemeriahan Karnaval Rio(MAURO PIMENTEL / AFP))

Setelah hiatus lantaran pandemi covid-19, karnaval tahunan yang rutin digelar di Rio de Janeiro, Brasil, kembali digelar pada Minggu waktu setempat atau Senin (20/2). Riibuan warga tumpah ruah di jalan menyaksikan para peserta berparade dan menari diiringi berbagai tetabuhan.

Ini untuk pertama kalinya acara tersebut digelar secara penuh setelah tahun lalu digelar dengan berbagai pembatasan.  Dua tahun sebelumnya, event ini bahkan tidak dihelat sama sekali lantaran pandemic yang mengganas di negara itu. Pesta rakyat tahun in I juga disambut sukacita setelah mereka terbelah saat Pemilu tahun lalu.

Karnaval terbesar di dunia yang secara resmi dimulai pada Jumat itu, mencapai puncaknya pada Minggu.

"Merayakan karnaval setelah pandemi adalah perasaan kebebasan dan kebahagiaan yang begitu besar sehingga saya bahkan tidak bisa menggambarkannya," kata Debora Soares, 25, yang mengenakan kostum ijau bertabur payet.

"Karnaval membawa harapan bahwa tahun-tahun mendatang akan lebih baik," imbuhnya.

"Kebahagiaannya berlipat ganda. Dengan karnaval ini kita bisa merayakan akhir pemerintahan (Jail Bolsonaro) dan meninggalkan kengerian pandemi," kata Amanda Olivia, 34, kepada AFP saat dia bersiap untuk berparade bersama rekannya dari sekolah samba terkenal Mangueira.

Sekolah samba, kebanggaan warga Rio yang miskin, menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merakit kostum yang berkilauan, dan merancang kendaraan hias, menjadi ciri khas karnaval ini.

Dalam parade tahun ini, sebanyak 12 sekolah samba terbaik di kota bersaing memperebutkan gelar juara dengan kendaraan hias yang memesona, musik yang menggelegar. Ribuan penyanyi, penabuh genderang, dan penari, dengan kostum bertatahkan permata dan tertutup bulu, menghias jalanan kota.

Pada masa pemerintahan Bolsonaro, karnaval ini sering bermuatan politik untuk mengkritik pemerintahan ayap kanan atas isu-isu seperti rasisme, intoleransi agama, perusakan lingkungan, dan penanganan bencana Covid-19 di Brasil. Namun, kali ini, di bawah kepemimpinan Lula da Silva sebagai presiden baru, karnaval itu bebas dari pesan-pesan yang berbau politik. (AFP/M-3)

 

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat