Lubang Hitam di Galaksi Kita Ternyata tidak Tidur seperti yang Diperkirakan
![Lubang Hitam di Galaksi Kita Ternyata tidak Tidur seperti yang Diperkirakan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/88f4fbbb2157d97cb48dd6b75f9afa0b.jpg)
Black Hole atau Lubang hitam supermasif yang mengintai di pusat galaksi Bima Sakti kita tidak tidur seperti yang diperkirakan.Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada Rabu (21/6), lubang raksasa yang tertidur itu bangun sekitar 200 tahun yang lalu untuk melahap beberapa benda kosmik terdekat sebelum kembali tidur. “Observatorium ruang angkasa IXPE NASA melihat gema x-ray dari kebangkitan aktivitas yang kuat ini,” kata para peneliti.
Lubang hitam supermasif Sagitarius A* -- disingkat Sgr A* -- berukuran empat juta kali lebih masif dari Matahari. Benda langit itu terletak 27.000 tahun cahaya dari Bumi di pusat spiral Bima Sakti. Tahun lalu para astronom mengungkap gambar pertama lubang hitam -- atau lebih tepatnya, cincin gas bercahaya yang mengelilingi kegelapannya. “Selama ini Sgr A* "selalu dilihat sebagai lubang hitam yang tidak aktif," kata Frederic Marin, seorang peneliti di Observatorium Astronomi Strasbourg Prancis dan penulis pertama studi tersebut.
Sebagian besar lubang hitam supermasif yang berada di tengah galaksi mereka tidak aktif setelah menelan semua materi di dekatnya. "Bayangkan beruang masuk ke hibernasi setelah melahap semua yang ada di sekitarnya," kata Marin kepada AFP, menganalogikan lubang hitam itu seperti hewan buas.
Baca juga : Sebuah Ledakan Kosmik Supermasif Bikin Bingung Para Astronom
Baca juga : Sebuah Ledakan Kosmik Supermasif Bikin Bingung Para Astronom
Tetapi tim peneliti internasional menemukan bahwa sekitar akhir abad ke-19, Sgr A* bangun dari tidurnya dan melahap gas dan debu yang berada dalam jangkauannya. Aktivitas ini berlangsung dari beberapa bulan hingga satu tahun, sebelum lubang hitam itu kembali ke hibernasi.
Jutaan kali lebih terang
Baca juga : Para Astronom Temukan Kuburan Bintang Mati di Galaksi Bima Sakti
“Saat aktif, lubang hitam itu setidaknya satu juta kali lebih terang daripada saat ini," kata Marin.
Baca juga : Para Astronom Temukan Kuburan Bintang Mati di Galaksi Bima Sakti
Kebangkitannya terlihat karena awan molekul galaksi di dekatnya mulai memancarkan lebih banyak cahaya sinar-x. “Lonjakan sinar x-ray seperti jika satu cacing pendar yang tersembunyi di hutan tiba-tiba menjadi seterang Matahari," kata lembaga penelitian Prancis CNRS dalam sebuah pernyataan.
Baca juga : Jadi Terkenal, Penemu Lubang Hitam Baru Bima Sakti Ungkap Visinya
Para astronom yang menggunakan observatorium ruang angkasa IXPE (Imaging X-ray Polarimetry Explorer) NASA berhasil melacak dan menemukan bahwa sinar itu mengarah langsung ke Sgr A*. “Lubang hitam memancarkan gema dari aktivitas masa lalunya, yang berhasil kami amati untuk pertama kalinya," kata Marin.
Untuk diketahui, tarikan gravitasi dari lubang hitam begitu kuat sehingga tidak ada yang bisa lolos, termasuk cahaya. Tetapi ketika materi tersedot di luar batas akhir lubang hitam, yang dikenal sebagai cakrawala peristiwa, ia memancarkan panas dan cahaya dalam jumlah besar sebelum menghilang ke dalam kegelapan.
Baca juga : Jadi Terkenal, Penemu Lubang Hitam Baru Bima Sakti Ungkap Visinya
Baca juga : Menjepret Lubang Hitam, ini Cara Kerja Superteleskop EHT
Apa tepatnya yang menyebabkan Sgr A* muncul sebentar dari keadaan “tidurnya’ masih belum jelas. Mungkinkah sebuah bintang atau awan gas dan debu bergerak terlalu dekat?
Para astronom berharap pengamatan lebih lanjut dari observatorium IXPE akan membantu mereka lebih memahami apa yang terjadi, dan mungkin mengungkapkan lebih banyak tentang asal usul lubang hitam supermasif yang masih diselimuti misteri. (AFP/M-3)
Baca juga : Ilmuwan Berhasil Ungkap Penampakan Lubang Hitam di Pusat Bima Sakti
Baca juga : Menjepret Lubang Hitam, ini Cara Kerja Superteleskop EHT
Terkini Lainnya
Ini Perkembangan Nasib Dua Astronot NASA yang Terjebak di Stasiun Luar Angkasa ISS
Astropolitik dan Rivalitas Penguasaan Luar Angkasa
Peneliti BRIN Lakukan Pemantauan Sampah Antariksa
Misi Shenzhou-18 Sukses Berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Tiangong
Astronom Menemukan Bintang Lubang Hitam Terbesar di Bima Sakti
NASA Konfirmasi Serpihan Stasiun Luar Angkasa Jatuh ke Rumah Pria di Florida
Ini Perbedaan Meteoroid, Meteor, dan Meteorit Menurut Ilmu Astronomi
Amerika Serikat Minta NASA Ciptakan Standar Waktu Bulan, Apa Tujuannya?
NASA Mengumpulkan Sampah Luar Angkasa yang Jatuh ke Rumah Pria di Florida
Fakta Ilmiah Puncak Hujan Meteor Perseid 2023 dan Asal Usul Namanya
Astronom Deteksi Ledakan Kosmik Terbesar yang Pernah Ada
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap