visitaaponce.com

Sihir Calon Arang dalam Medium Layar

BERANGKAT dari cerita legenda, lakon Calon Arang dewasa ini merupakan salah satu kesenian rakyat Bali yang dipentaskan untuk momentum istimewa. Biasanya, pertunjukan bertempat di teater terbuka dengan penonton mengelilingi arena pelakon berada.

Kali ini, Omah Wulangreh mengambil pendekatan berbeda dengan membawanya ke ranah digital dalam bentuk film pertunjukan.

Alkisah, Raja Airlangga (Sigit Wibowo) gundah. Rakyat menentang rencananya menikahi Ratna Manggali (Indah Prawita), putri semata wayang Walu Nateng Dirah atau Calon Arang (Ni Ketut Putri Minangsari). Sebab, tersiar desas-desus bahwa sang ibu adalah pengabdi ilmu hitam dan guna-guna. Airlangga pun menitahkan patihnya ke Dirah untuk mengabarkan pembatalan tersebut.

Dalam perjalanan, rombongan Patih Madri (Markos Januar) berpapasan dengan Rarung (Stelita Ladia Marsha), murid (sisya) Calon Arang yang paling sakti. Rupanya, Calon Arang pun mengutus Rarung dan dua sisya lain untuk menanyakan perihal pernikahan Ratna Manggali. Pecah perselisihan setelah terungkap maksud masing-masing pihak. Sejak itu, kemelut di Daha seperti tidak berujung.

Untuk menuntaskannya, Mpu Baradah (A. A Rai Susila Panji) menugasi Raden Bahula (Ibrahim Panji Indra) ke Dirah. Ia mengemban misi: mengungkap rahasia kesaktian Calon Arang. Misi yang harus Bahula genapi sekalipun berarti mengkhianati perempuan yang ia cintai, Ratna Manggali.

Kisah tersebut tersaji dalam  Prembon Calon Arang: Manggali Merajut Cinta di Tengah Prahara. Film berdurasi 45 menit ini disutradarai duet Hairil Saleh dan A.A Rai Susila Panji. Panji mengarahkan narasi dan koreografi, sementara Hairil Saleh menjaga bingkai visual untuk medium filmnya.

Prembon Calon Arang produksi  Omah Wulangreh bersama Direkorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek ini sebenarnya bisa disebut sebagai film tari yang belakangan kian banyak ditemukan dalam produksi seni kontemporer. Namun, juga bisa dikategorikan sebagai film pertunjukan seperti halnya beberapa serial musikal yang diinisiasi Indonesia Kaya dalam mendokumentasikan pertunjukan mereka ke format audio visual.

Prembon Calon Arang hadir dalam gaya khas seni tradisi, tapi dengan pengemasan yang lebih kontemporer, dengan komposisi mise en scene film yang memberi pemaknaan baru. Di samping aspek visual, nuansa etnik kontemporer tersebut terasa antara lain pada latar musik dan tata  busana para pemeran.

Salah satu hal lain yang juga menarik dari film pertunjukan ini adalah tata cahaya yang mampu menghidupkan atmosfer Daha dan Dirah dengan set panggung realis-minimalis. Permainan cahaya yang disuguhkan berhasil menunjukkan representasi kekuatan magis dari para tokohnya dengan perpindahan dan gradasi warna yang dimainkan.

Koreografi tari, yang ditata juga oleh Ni Ketut Putri Minangsari, dan menjadi suguhan utama dalam Prembon Calon Arang, digunakan sebagai jahitan naratifnya. Gerak tubuh dan mimik para penari, yang merupakan pengajar serta siswa-siswi Omah Wulangreh, mampu membahasakan amarah, kepiluan, dan pergolakan yang terjadi. Dengan begitu, penonton dapat paham kendati juru tandak dan narator membawakan cerita dalam bahasa Kawi.

Pemilihan medium audio visual untuk Prembon Calon Arang, disebut produser Reny Ajeng, lantaran  proyek ini digulirkan pada masa pandemi covid-19. Ketika itu, awal 2022, pandemi masih mengintai, dan situasi pertunjukan panggung juga belum pulih. Pertimbangan lain, lewat medium audio visual, ada alternatif untuk menampilkan cerita Calon Arang dengan perspektif lain melalui lapisan-lapisan karakter yang dihadirkan.

"Di film pertunjukan Prembon Calon Arang ini, kami mau mengangkat sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan yang sudah digarap secara pertunjukan panggung," kata Reny kepada Media Indonesia, di sela syuting Prembon Calon Arang, di Tangerang, Juli lalu.

Cinta
Dalam kesempatan serupa, Panji, yang juga menulis skenario film ini, menambahkan, salah satu hal yang ingin disampaikan dalam Prembon Calon Arang adalah perihal cinta sebagai penggerak cerita. Bukan sekadar tentang kejahatan yang kalah oleh kebajikan sebagaimana banyak orang awam memandang kisah klasik ini.

“Saya ingin mengangkat bagaimana sebetulnya di dalam kehidupan Calon Arang, dan dalam cerita ini, ada unsur cinta yang sangat kuat. Unsur cinta, pengabdian, dan kesetiaan. Itu yang mendorong konflik-konflik di dalam cerita ini,” kata Panji.

Cinta yang dimaksud Panji adalah perasaan yang mendasari setiap karakter dalam bertindak. Calon Arang, misalnya, bertindak keji akibat difitnah dan murka perasaan putrinya tersakiti. Sementara itu, Bahula, melakukan tipu muslihat ke Ratna Manggali lantaran pengabdiannya kepada kerajaan.

“Saya tidak melihat mana yang benar dan salah dalam pandangan ini. Semua memiliki sisi dan motivasi masing-masing dalam melakukan tindakan. Termasuk pembatalan pernikahan Ratna Manggali adalah upaya demokratis sang raja setelah mendengar keresahan warganya. Tapi, keputusan itu justru menimbulkan ketersinggungan Walu Nateng Dirah.”

Pembatalan pernikahan yang memantik kemarahan Walu Nateng Dirah dan aksinya menebar wabah, lanjut Panji, bisa dilihat sebagai bentuk cinta kasih ibu yang melihat anaknya menderita.

“Sebetulnya Calon Arang ini adalah manusia biasa yang juga punya hati nurani. Punya sifat-sifat seperti kita yang lainnya Tapi, karena dia memang memiliki kemampuan dan ketika itu dipancing untuk dikeluarkan, ya dia mengeluarkan itu dengan segala upaya dia,” jelas Panji.

Dirilis untuk umum bertepatan dengan peringatan HUT ke-78 RI pada Kamis, 17 Agustus kemarin, Prembon Calon Arang kini dapat disimak melalui kanal Youtube Kemendikbudristek, Budaya Saya.

Reny mengemukakan, film pertunjukan tersebut merupakan karya terbesar pihaknya sejauh ini. Digulirkan sejak triwulan pertama tahun lalu, produksi Prembon Calon Arang melibatkan tidak kurang dari 100 orang. 

"Ini menjadi karya terbesar kami sejauh ini yang melibatkan para penari non-profesional dari mereka yang belajar di sanggar Omah Wulangreh setelah melalui audisi internal. Tentu harapannya ini bisa menjadi sajian menarik dari cerita tradisi untuk dinikmati publik,” ujarnya sembari menambahkan, dirinya tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan Prembon Calon Arang versi Omah Wulangreh di panggung pertunjukan suatu waktu nanti. (Sha/M-4)

BACA JUGA: Mengenal Omah Wulangreh, Rumah Budaya di Selatan Jakarta

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat