visitaaponce.com

Perlu Sinergi dan Langkah Terobosan untuk Atasi Polusi Udara di Jakarta

Perlu Sinergi dan Langkah Terobosan untuk Atasi Polusi Udara di Jakarta
dr Dewi Puspitorini (kiri) dan Dr. Ardian Nengkoda (Policy Center ILUNI UI)(screen shot youtube Iluni UI)

Perlu Langkah Terobosan dan Kolaborasi untuk Atasi Polusi Udara

 

Kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya belakangan memburuk akibat polusi dan terus menjadi perhatian publik serta menghiasi pemberitaan media masa selama tiga bulan terakhir. Untuk mencari solusi bagaimana mengatasi permasalahan itu, Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) menyelenggarakan online seminar nasional.

Seminar yang diadakan pada Sabtu (23/9) lalu itu, dibuka oleh dr. Dewi Elina dari Collaborative Action Center (CAC) ILUNI UI dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta. Adapun pembicara adalah Prof Bambang Wispriyono, Apt. Ph.D dari Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyararakat (FKM) UI, dr. Dewi Puspitorini, Sp. P (K), MARS, MH (Ketua IKAMARS UI Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia/ PDPI), serta Dr. Ardian Nengkoda selaku Wakil Ketua Policy Center (PolCen) ILUNI UI.

Prof Bambang dalam paparannya menyatakan alasan mengapa polusi udara mempengaruhi kesehatan, dikarenakan adanya lima faktor yaitu, ukuran partikulat debu, kandungan dan konsentrasi polutan di udara, lama dan kekerapan pajanan, kondisi kesehatan dan kebugaran seseorang, dan yang terakhir terdispersi nya bahan polutan di udara ke dalam badan air, seperti sungai, danau, dan terakumulasi dalam rantai makanan.

Menurut Prof. Bambang, sekitar empat juta orang meninggal pada tahun 2019 akibat paparan polusi udara luar ruangan akibat partikulat halus, dengan tingkat kematian tertinggi terjadi di Asia Timur dan Eropa Tengah. “Dan di masa mendatang diperkirakan akan lebih banyak korban, teruma anak-anak dan lansia,” ujarnya.

Prof. Bambang juga mencatat bahwa polusi udara yang banyak dibicarakan saat ini masih menyinggung outdoor sementara indoor masih minim perhatian serta perlindungan undang-undang. Padahal polusi udara dapat ditransmisikan baik di dalam maupun luar ruang, terlebih pada masyarakat urban. Sehingga pendekatan solusi polusi udara yang pas menurutnya adalah lewat kerangka kontrol dan pengurangan risiko.

Sementara itu dr. Dewi Puspitorini yang jadi pembicara kedua memaparkan tentang pentingnya menjaga kesehatan bagi individu. Menurutnya, sejatinya polusi udara sangatlah sulit dihindari karena polutan mikroskopis dapat masuk ke sistem pertahanan tubuh, dan polutan mikroskopis ini bisa masuk ke saluran napas dan sirkulasi darah sehingga dapat merusak paru, jantung, dan otak. 

“Akibat dari polusi udara ini, orang-orang kehilangan 1-6 tahun usia hidup mereka karena udara yang mereka hirup,” jelas dia.

 

dr. Dewi juga menyatakan bahwa menurut data WHO (World Health Organization); 9 dari 10 orang di dunia bernapas dengan udara yang berpolusi. “Ada banyak bahaya polusi udara bagi paru, di antaranya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), asma, Penyakit paru obsturktif kronik (PPOK), kangker paru, gangguan mata, bahkan gangguan jantung dan stroke,” imbuhnya.

Menurut Dr. Ardian Nengkoda selaku Wakil Ketua Policy Center (PolCen) ILUNI UI tidak ada solusi tunggal yang mampu menyelesaikan permasalahan polusi di Jakarta.  Menurutnya perlu terobosan solusi yang paralel dan aksi bersama.

“Mobilitas warga dengan alasan ekonomi dan mencari nafkah jelas tidak bisa ditahan, tapi sumbangsih polusi udara Jakarta dari transportasi jelas sekali bisa dikurangi.” katanya.

ILUNI UI berkomitmen untuk secara kolektif, aktif memberikan kesadaran kepada masyarakat agar bisa mengambil peran utama dalam rangka pengurangan polusi,” tambahnya.

Berdasarkan riset ILUNI, pengendalian polusi dengan teknologi, penguraian kemacetan serta penggunaan kendaraan listrik, tidaklah cukup. Perubahan moda mobilitas masyarakat ke transportasi publik perlu didukung oleh infrastuktur dan sistem yang memadai serta dukungan pemerintah.

Partisipasi masyarakat dan pemerintah harus dikerjakan lewat strategi yang terintegrasi dan paralel mencakup empat hal yaitu pengendalian hulu-hilir, monitoring, pengurangan risiko, dan adaptasi.

Sebelumnya ILUNI telah berhasil menyelenggarakan beberapa aktifitas dan webinar terkait polusi udara, penanganan sampah, termasuk green leadership, program ini akan dilanjutkan lewat aksi nyata dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat.

Dalam kerangka ini, ILUNI UI menawarkan solusi yang terdiri dari penguatan regulasi (memperketat izin kegiatan yang berpotensi menimbulkan polusi udara, menerapkan sanksi jika tidak patuh, penetapan skema Avoid, Improve, dan Shift dalam transportasi), solusi tekno-ekologi, solusi sosial-ekonomi-budaya (termasuk penggunaan masker, menggunakan kendaraan umum dan kearifan lokal masyarakat sadar polusi) dan peningkatan kesehatan. (M-3)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat