BI Dorong Perluasan Digitalisasi Sistem Pembayaran
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), fintech dan perusahaan sistem pembayaran lainnya untuk mempercepat digitalisasi sistem pembayaran. Tujuannya, meningkatkan perekonomian nasional di tengah pandemi covid-19.
"Dalam jangka pendek ada 3 inisiatif yang perlu diprioritaskan. Pertama, untuk mencapai target 12 juta merchant QR Indonesia standart, karena sebagian besar adalah UMKM. Sehingga, mendukung inklusi ekonomi dan keuangan dalam digital keuangan Indonesia," ujar Perry dalam pemaparan virtual, Rabu (30/6).
Kedua, lanjut Perry, dalam waktu dekat BI akan meluncurkan standardisasi open application programming interface. Hal ini sangat penting untuk memperkuat interlink service (API) layanan jasa pembayaran dari digital banking dan fintech.
Baca juga: Presiden Ingin Ekosistem Digital di RI Lebih Inklusif
"Kami sudah menerima masukan dari industri. Bahkan antara BI dan ASPI sudah merumuskan bersama standar API. Kami dalam proses untuk finalisasi," imbuhnya.
Adapun ketiga, yakni mensukseskan regulatory reform dalam penguatan industri sistem pembayaran. Pihaknya akan mengeluarkan peraturan pembayaran integrasi ekosistem ekonomi keuangan secara end-to-end. Saat pandemi covid-19, ekonomi keuangan digital menunjukkan peningkatan.
Baca juga: Ekonomi Digital Bisa Diandalkan untuk Dongkrak Pertumbuhan
Misalnya, transaksi uang elektronik pada Mei 2021 sebesar Rp23,7 triliun, atau tumbuh 57,4%. Kemudian pada digital banking, volume transaksi tumbuh 56,5% mencapai 601,2 juta transaksi, dengan nilai transaksi e-banking sebesar Rp3117,4 Triliun.
Selain itu, transaksi QR Indonesia standart juga tumbuh pesat sebesar 210,4% dan nilai transaksinya naik 307,9%. Pada kesempatan sama, Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja menyebut dalam setahun terakhir jumlah transaksi digital yang menggunakan LinkAja mencapai Rp1,4 miliar. Adapun pengguna aktif mencapai 71 juta atau naik 43%.
"LinkAja telah menggandeng 1,1 juta UMKM, 750 pasar tradisional, 240 layanan moda transportasi, memfasilitasi 1,7 juta penerima kartu prakerja, berada di 400 ribu merchant nasional dan melayani 7,5 ribu online marketplace," jelas Haryati.(OL-11)
Terkini Lainnya
Ketahanan Kesehatan Global
Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Lonjakan Kasus Myopia pada Anak, Dokter Sarankan Cara Ini Agar Berkurang
Jemaah Haji Diingatkan Tetap Waspada Kasus Mers di Arab Saudi
Aturan Kesehatan Internasional yang Baru
Buat Malu Keluarga Cendana, Alasan Soedrajad Djiwandono Dipecat Jadi Gubernur BI
Mantan Gubernur BI Nilai Fluktuasi Rupiah Wajar
BI: Proyek Nexus Lancarkan Sistem Pembayaran Antarnegara
BI Sumbar Dorong Peningkatan Transaksi melalui KPPD
3 Strategi untuk Perkuat Pembiayaan UMKM
OJK Harapkan Ada Penurunan Rasio Kredit Macet Perbankan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap